"Mata indahmu seperti rembulan di luar sana, sangat indah dan menenangkan."
—Kenan
Gemerlap malam penuh kemeriahan, Kota New York dengan sejuta ceritanya kembali membuka sejarah besar. Pesta perayaan hari jadi perusahaan yang sedang menjadi tranding topik di seluruh platform sosial media menjadi pusat perhatian publik saat ini. Acara yang di gelar secara besar-besaran itu mengundang banyak tokoh termasuk artis papan atas.
Alunan musik mengalun lembut mengiringi langkah lelaki bertubuh tegap yang tengah memasuki area ballroom. Langkah demi langkah dia ambil, tangan yang bergetar disertai irama jantung yang berdegup cepat itu tidak bisa membohongi bahwa dirinya sangat gugup.
Kenan menaiki panggung, dari atas sana matanya mencari-cari seseorang yang belum dia lihat sejak datang tadi. Sambutan dimulai, Kenan memberikan beberapa pidato sebelum memulai acara malam itu.
"—Saya hanya mengharapkan bahwa Miracle Group akan terus berkembang dan bisa terus membatu serta menyalurkan amal kepada rakyat yang kurang mampu dan membutuhkan. Saya rasa itu saja dari saya, maka acara malam ini saya buka."
Para tamu bertepuk tangan menyambut Kenan yang menuruni panggung. Acara malam itu di buka dengan pesta dansa. Kenan menunggu kehadiran seseorang sejak tadi, namun tak kunjung datang.
"Kenan, ayo kamu yang mulai dansanya," Kenan mengangguk, dia masih menunggu orang tersebut.
Tidak berlangsung lama, pintu ballroom terbuka, seseorang dengan gaun rose gold memasuki ruangan dengan terburu-buru. Mata Kenan yang menangkap sosok itu langsung tersenyum dan melangkah untuk mendekat. Semua tamu berbisik, mencari tahu siapa orang yang Kenan ajak untuk berdansa sebagai pembuka acara itu?
"Elora Aelyn, maukah anda berdansa dengan saya malam ini?" Aelyn yang baru saja tiba itu dibuat kebingungan sendiri, pasalnya hal ini tidak ada didalam rencana yang sudah mereka susun semalam. Karena merasa tidak enak sudah ditatap oleh semua mata yang hadir malam itu Aelyn mengangguk mengiyakan.
Kenan memegang tangan Aelyn membawanya untuk ketengah ruangan, lelaki itu berbisik, "Injak saja kakiku, agar gerakan kita selaras," Aelyn mengangguk dan mengikuti saran Kenan.
Alunan musik waltz mengiringi gerakan mereka. Kedua bola mata mereka bertemu, Kenan tersenyum kemudian berbisik lagi, "Mata indahmu seperti rembulan di luar sana, sangat indah dan menenangkan," senyum tipis serta tepukan pada pundak Kenan itu mengisyaratkan bahwa waktunya berganti pasangan.
Aelyn bergerak untuk melepaskan diri dari Kenan namun tangannya di tahan oleh lelaki itu. Masih mengikuti tempo musik Kenan membawa tubuh Aelyn kedalam rengkuhan, semakin membuat tubuh mereka rapat.
"Hitungan ketiga kita lari. Satu, dua, ti—," Kenan menarik lengan Aelyn membawanya menerobos kerumunan malam itu, keluar dari area ballroom. Orang-orang menatap keduanya yang berlari meninggalkan ballroom.
KAMU SEDANG MEMBACA
Serenity
RomanceElora Aelyn melakukan pelarian usai skandal mengenai dirinya tersebar di seluruh jurusan, lelaki yang tak ingin dia sebutkan namanya itu yang menjadi alasan kenapa dirinya harus pergi. Melanjutkan pendidikannya yang tersisa satu tahun di negeri Pama...