5 - Hari Kedua

3.5K 117 0
                                    

Hari kedua sekolah Jenni telat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari kedua sekolah Jenni telat. Ketika sampai, pagar sudah ditutup. Ya ampun semalam Jenni lupa charge hp. Hasilnya pagi-pagi alarm tidak hidup.

"Pak tolong dong bukain." Pinta Jenni ke satpam yang sedang menutup gerbang.

"Maaf non nggak bisa. Tuh guru piket sudah datang." Sambil menunjuk.

"Tolong bukain pak." Teriak guru piket.

"Kamu siapa namanya kelas berapa?"

"Saya murid baru pak kelas 12-B."

"Karena kamu murid baru yaudah sana masuk. Sekali lagi telat dihukum ya."

"Bener pak? Makasih loh pak. Bapak ganteng deh." Sambil gue berlari.

Sebenernya nggak sama sekali. Cuma kata-kata manis itu dibutuhkan dalam situasi kepepet gini.

***

Untung aja Jenni masuknya pas-pasan sama guru yang mengajar. Aman deh untung lari.

"Kok lu pagi-pagi udah keringetan sih. Bikin kelas bau aja!"

Baru saja Jenni duduk dikursi. Sih iblis ini udah nyebelin aja pagi-pagi. Emang sih napas Jenni naik turun dan mukanya berkeringat.

"Sono jauh-jauh biking hidung gue sengsara aja."

"Berisik lu gue lari-lari tau biar nggak telat."

"Pantesan kemaren seharian gue nyium bau ga enak. Ternyata dari lu. Kenapa harus jalan kaki sih? Nggak punya uang bayar taxi? Sekolah tempat mahal kok nggak bisa bayar taxi. Sini kerja sama gue."

"Kerja? emang lu berani gue bayar berapa?" Jenni harus menyikapi dengan super sabar biar dia capek sendiri mengganggunya.

"Mahal pokoknya bayarannya."

"Emang kerja ngapain?" Sambil Jenni mengeluarkan buku.

"Teman tidur." Jawabnya santai.

"What?" Jenni memberhentikan akifitasnya dan menatapnya dengan tatapan tajam. Andrew yang mendengar percakapan kami hanya tertawa-tertawa kecil sambil dicubut-cubit Chella.

Oke, kesabaran gue habis. Sorry Chella gue nggak bisa menahan lagi.

Langsung saja Jenni ambil buku yang tadi sudah dia keluarkan dan dia pukul-pukul badan Juna.

"Sialan lu ya! Lu pikir gue cewek apaan hah?!"

"Aw..aw...aw... Gila lu ya!"

"EHEEMMM....."

"Maaf pak." Kata Jenni kepada guru yang mengajar. Seperti kemarin Jenni jadi bahan tontonan lagi sama anak-anak kelas.


***


Jam istirahat Jenni memergoki Juna and the gank sedang gangguin anak kelas sepuluh didepan toilet. Chella hanya bisa geleng-geleng kepala.

"Ayuk buruan gaya monyet." Kata Alex

"Kalau nggak mau gue tumpahin nih minum ke kepala lu." Kata Juna kemudian.

Akhirnya anak kelas sepuluh itu menuruti kata-katanya.

"Bodoh sekali mauan aja disuruh-suruh gitu." Kata Jenni pada Chella.

"Wajar sih anak culun selalu di bully disini mah Jenn."

Tiba-tiba saja Juna menumpahkan seluruh air mineralnya ke anak kelas sepuluh tersebut. Padahal anak kelas sepuluh tersebut sudah melakukan perintah mereka.

"Kelewatan banget sih!" Jenni ingin menghampiri mereka tapi ditahan Chella.

"Jangan cari gara-gara lagi lah Jenn sama mereka."

"Ah bodo amat. Nggak bisa gue liat yang kayak ginian. Mereka sudah kelewatan loh."

Langsung saja Jenni siram Juna menggunakan air mineral yang dia pegang.

"ANJING! Heh sini lu!"

"Lu aja yang kesini banci!"

Andrew pacar Chella memberi kode mata menyuruh Chella pergi. Tentu saja Chella menurut. Mungkin dia juga takut sama Juna. Tapi menurut Jenny, Juna juga nggak akan berani dengan Chella. Kan Chella pacar temannya sendiri.

Juna menghampiri Jenni.

"Elu ya!!" Sambil menunjuk muka gue dengan telunjuknya.

"Banci banget sih lu beraninya bully anak orang."

Langsung Juna menarik tangan Jenni dengan kasar dan membawanya pergi.

Teman-temannya langsung menghampiri dan menahan Juna.

"Jun Jun udahlah dia cewek." Kata seorang temannya yang dijuluki panglima tempur.

Jenni berusaha melepaskan genggaman tanggannya. Sakit sekali rasanya. Juna sungguh nggak main-main dengan Jenni kali ini. Genggamannya sangat kuat.

"Nggak akan lagi gue kasih ampun ke ini cewek!"

Kemudian diterobos teman-temannya. Jenni dibawa ke kelas sambil diseret-seret. Lagi-lagi dia jadi tontonan.

"Juna! Lepasin sakit banci."

Teman-temannya yang mengikuti dari belakang hanya garuk-garuk kepala. Dalam situasi seperti ini masih saja Jenni bisa berkata seperti itu.

Juna mengambil tasnya dan tas Jenni.

"Chell kalo ditanya guru bilang gue anterin nih anak kerumah sakit. Bilangin mukanya bengep abis gue siksa."

Chella hanya menganggukan kepala sambil kebingungan. Lalu Jenni diseret lagi keluar kelas.

"Drew gimana tuh. Kamu tolongin, kasian Jenni." Pinta Chella ke pacarnya.

"Udah kita tahan tadi Chell. Kamu tau sendiri gimana Juna kalau udah marah. Kita liat aja deh nasib dia gimana besok. Kalau dia besok jadi aneh tiba-tiba berarti ya udah dikelarin berarti dia hari ini sama Juna. Lagian itu anak baru cari-cari masalah sih. Udah kamu peringatin dia lom sih tentang Juna? Tapi tumben juga sih Juna mau turun tangan langsung ke cewek."

"Kamu jangan gitu dong. Kan akhirnya dikelas ada cewek yang berani temenan sama aku. Dari dulu semua orang kan takut main sama aku gara-gara aku pacar kamu. Jadi nggak punya teman deh aku.

Chella cemberut.

"Nggak apa-apa kamu nggak punya teman. Kan masih ada aku. Yang pentingkan aku cinta kamu."

"Kamu ini yah lagi suasana gini masih bisa bercandaan."

"Aw

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aw..aw...aw.. Jangan dicubit-cubit dong perut aku. Dipeluk aja Chell. Hehee.."

Naughty KissTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang