9 - Dia Juna

3.2K 134 1
                                    

Sesampainya dikamar..

"Heh baju gue siapa yang gantiin?!" Bentak Jenni.

"Lumayan juga punya lu."

Tatapannya mengarah kedada. Sontak Jenni langsung menutup dadanya dengan kedua tangan.

"Dasar bajingan mesum" Kata Jenni sinis. Lalu Jenni melihat sekeliling mencari benda terdekat yaitu bantal dan dia pukul-pukuli tubuhJuna sekuat tenaga. Juna hanya bisa berusaha mengelak. Jenni sangat brutal tentunya.

Baakkk...

Tiba-tiba Jenni jatuh dibawahnya. Tatapan kami bertemu satu sama lain. Momen membingungkan kayak gini bikin kita bingung harus ngapain. Tiba-tiba Juna mengelus muka Jenni dan wajahnya mulai makin mendekat.

Teekkk... Pintu terbuka. Kami berdua reflek melihat kearah pintu.

"Ups.. Sorry, lagi enak-enak ya?"

"Ng-gak tan-te ta-di..." Belum selesai Jenni bicara sudah ditutup pintunya.

"Minggir lu!" Jenni dorong tubuh Juna.

Jenni mengambil handuk dan pakaian ganti lalu menuju kamar mandi.


***


Selesainya mandi Juna masih ada di kamar ini sambil memainkan handphone diatas kasur.

"Sorry, lu harus terlibat masalah gue."

"Bisa ngomong sorry juga?" Kata Jenni jutek sambil mengeringkan rambut dengan handuk.

"Kayaknya lu harus tinggal di rumah gue dulu deh untuk sementara. Cuma dua hari kok, selama dua hari juga lu nggak bisa masuk sekolah."

"Nggak! Gue mau pulang sekarang."

"Percuma semua pintu tempat udah full dijaga bodyguard keluarga gue. Malahan ditambah. Bonyok masih selidikin kasus ini. Menurut dia kalau gue sama lu pergi dari rumah untuk saat ini lagi nggak aman. Tau sendiri lah emak-emak panikan. Apalagi mereka belum tau siapa yang ngejer gue kemaren."

"Terus sekolah gimana dong?"

"Tenang aja urusan sekolah mah aman. Itu sekolah bisa mewah karena keluarga gue."

"Keperluan gw? Pakaian dalam dan lain-lainnya?"

"Tenang aja semua udah disiapin. Oh ya, satu lagi. Lu bakal tidur sama gue."

"Gila! nggak sudi!" Jenni menimpuk dengan bantal.

"Hahahaha... Kamar lu disebelah kok."

"Yaudah gue ke kamar sebelah."

"Lu sexy kok, depan belakang ada. Lumayan lagi."

Rasanya darah Jenni sudah kembali naik ubun-ubun. Segera Jenni tutup kembali pintu kamarnya dan dia kunci. Kejadian seperti tadi cukup sekali aja jadi Jenni sudah berpengalaman. Dari pada tiba-tiba nyokapnya masuk lagi nanti dikira macam-macam lagi.

Jenni menghampiri Juna dan ingin memukulinya. Baru saja dia layangkan tangan tetapi Juna berhasil menangkap tangan Jenni dan mendorong tubuh Jenni ke tembok.

Jenni berusaha memberontak, tapi tidak berhasil. Tangannya masih dalam genggamannya.

Juna mendekatkan dirinya hingga wajah kami sangat berdekatan.

"Tenang, yang gantiin lu baju pelayan kok." Bisiknya dikuping Jenni.

Membuat diri Jenni geli hingga menaikan sebelah pundak. Nafasnya membuat leher Jenni tambah merasakan geli.

Bibirnya mengeluarkan senyum penuh kemenangan.

Tambah lama wajahnya berpindah dari dekat kuping ke bagian depan wajah Jenni. Hidungnya bergesakan dengan pipi Jenni.

Sebelum sesama bibir kita bersentuhan Jenni memalingkan muka. Salah satu tangan Juna menarik wajah Jenni menghadapnya lagi.

"Jangan sentuh gue!" Kata Jenni pelan. Lalu Jenni dorong tubuhnya ketika genggamannya melemah.

Jenni berjalan cepat membuka pintu kamar dan memasuki kamarnya yang bersebelahan dengan kamar Juna. Jantungnya tiba-tiba saja terasa aneh. Nggak karuan dan berdetuk kencang.

Pasti muka gue merah.

Jenni pukul-pukul pelan kedua wajahnya karena mengingat kejadian tadi. Reflek Jenni berguling-guling diranjang dan terakhir menutup wajahnya dengan selimut.

Sedangkan setelah Jenni keluar kamar, Juna membanting tubuhnya keranjang.

Tangannya menyentuh dada yang berdetak kencang.

Kemudian dirinya tersenyum.





Halo guys jangan lupa VOTE..

Rese ga sih nyokapnya Juna?

Sok-sok an ga sih Jenni didepan Juna? Hmmm...

Naughty KissTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang