7 - Dua Tahun Yang Lalu

3.3K 120 0
                                    

Halo guys,, Sebelum baca jangan lupa di vote.

:))


"Cepetan turun." Perintah Juna.

"NGGAK! Kita mati kalau turun!"

Tiba-tiba saja Juna mencium bibir Jenni dan  terdiam sesaat. Jenni melihat Juna dengan tidak percaya. Bagaimana mungkin dia mencium Jenni dengan keadaan seperti ini. Seperti film-film kalau pasangannya bakal mati. Tapi bedanya Jenni sama dia bukan pasangan. Melainkan musuh.

"Percaya gue Jenn, lu tinggal dengerin apa kata gue dan lu akan selamat. Percaya gue situasi seperti ini sudah sering gue alami. Jadi tenang aja ok?" Tangannya memegang kedua tangan Jenni. Andaikan ini sebuah film, ini adalah sebuah film romantis.

Oh shit! Gue nggak boleh terpesona sama dia. Gue harus ingat dia adalah iblis.

Akhirnya Juna segera turun dari mobil dengan cepat dan membukakan pintu Jenni dan tangannya memaksa tubuh Jenni agar tetap merunduk.

Memasuki gang-gang pasar mencari tempat-tempat sembunyi. Tangan sebelah kirinya merangkul Jenni dan tangan sebelah kanannya memegang pistol. Matanya sangat waspada melihat sekeliling.

"Pencar semua. Cari sampai ketemu!" Teriak salah satu orang yang mengikuti Jenni dan Juna.

Jenni mengintip mereka semua menyebar mencari setiap sisi gang. Mereka semua membawa pistol.

"Sepertinya dia bos-nya. Badannya paling gede dan dia yang dari tadi merintah-merintah." Bisik Jenni pada Juna.

"Ssttt..." Tanggapan Juna.

"Pergelangan tangannya ada tato ular." Bisik Jenni lagi pada Juna. Karena dari tadi Jenni berusaha mengintip juga jadi dia dapat mengamati mereka dengan jelas.  

"Jangan berisik Jenni."

"Sudah dicari tapi mereka nggak ada." Kata salah satu dari mereka.

"Sial.. Kemanaa bocah itu."

"Ssttt...stttt.. Liat ada bayangan." Kata bos mereka kepada anak buahnya.

"Kita ketawan. Ayuk lari Jenn!."

"Woy! Mereka semua disini!" Teriak bos itu.

Semuanya mengejar kami. Yang bisa Jenni lakukan dengan Juna hanyalah terus berlari sambil menjatuh-jatuhkan barang agar menghambat mereka. Juna tidak melepaskan genggaman tangannya dari Jenni.

Tiba-Tiba saja...dorr..dor..

Mereka mengeluarkan tembakannya dua kali. Jenni lemas dan terjatuh.

"Ayuk Jenn bangun." Pinta Juna.

Jenni gemetaran walaupun peluru tersebut tidak mengenai salah satu dari kami. Juna merangkul Jenni dan memaksanya jalan. Kami setengah berlari. Jenni seperti kehilangan kesadaran walaupun matanya terus terbuka.

Juna membawa Jenni bersembunyi disebuah gudang. Jenni duduk dilantai dibalik barang-barang. Badannya terus saja bergemetaran dan tatapannya kosong. Yang bisa Jenni lakukan hanyalah memeluk kedua kakinya.

Juna masih mengintip apakah aman atau tidak. Kemudian dia menghampiri Jenni.

"Jenni sadar..Jenni..Jenni.."

Air mata Jenni tiba-tiba saja keluar. Juna memeluk Jenni sambil mengelus kepala.

"Tenang Jenn, gue disini, jangan takut. Gue janji lu akan aman dan lu akan selamat.

Muncul sekilas bayangan dikepala. Dua tahun yang lalu..

"Kenzo.." Kata Jenni tiba-tiba.

Seketika mata Jenni mulai gelap dan tidak sadarkan diri.

"Jenni bangun Jenn.."

"Kenzo.." Kata Jenni lagi dan air matanya keluar lagi.

Naughty KissTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang