Vannesa dan Rian sudah sampai di depan rumah Vannesa. Vannesa sedari tadi hanya diam di atas motor dan itu membuat Rian sangat marah kepada Alan karena sudah menyakiti hati Vannesa.
Vannesa turun dari motor Rian dan langsung menyodorkan helm kepada Rian tanpa mengucapkan sepatah katapun. Ia berbalik untuk membuka pagar rumah nya dan langsung di susul oleh Rian. Rian memegang bahu Vannesa dan Vannesa langsung menatap Rian dengan mata yang berkaca-berkaca.
Rian yang melihat Vannesa akan menangis segera merengkuh tubuh mungil gadis itu kedalam dekapan nya. Rian menaruh dagunya di atas kepala Vannesa. Vannesa yang di dekap oleh Rian langsung menangis segugukan. Pertahanannya untuk tidak menangis di depan Rian hancur seketika. Vannesa tidak pernah bisa berpura-pura tegar di hadapan Rian.
"Udah dong ness, jangan nangis lagi" ucap Rian lembut sambil mengelus kepala Nessa
Vannesa semakin mengeratkan pelukan nya pada Rian. Ia benar-benar kecewa kepada Alan karena mengatakan jika Vannesa cuman bisa menyusahkan nya saja. Vannesa sama sekali tidak berniat menyusahkan Alan.
"Gueee ... gak nyangka... Alan nganggap gue cuman bisa nyusahin dia doang" Kata Vannesa terbata-bata karena masih menangis
Rian menggeram kesal. Ia mengepalkan tangan nya. Ia bersumpah akan membalas Alan hari ini juga!
"Lo gak salah ness, dia aja yang terlalu di butakan sama cinta" balas Rian yang masih mengelus kepala Vannesa
Vannesa sedikit tenang. Ia menatap Rian sambil tersenyum kecut. Lalu ia berjinjit untuk menyentuh pipi Rian.
"Gemeshhhhh deh sama lo" ucap Vannesa yang mencubit pipi Rian gemas.
"Ahhhhhh, gue lebih gemeshhhh sama lo" kata Rian yang membalas mencubit hidung Vannesa.
"Hahahahah" tawa mereka pecah. Ini yang Rian suka dari Vannesa walau tadi ia menangis segugukan tapi di saat ia sudah tenang Vannesa akan melupakan rasa sakit yang sempat ia rasakan tadi.
****
Alan masuk kedalam rumah nya tanpa mengucapkan salam. Wajah nya suram dan itu membuat Mama Alan menatap bingung ke arah putra satu-satu nya.
Alan langsung menaiki tangga dan tatapan nya hanya menatap kosong kearah depan. Alan membuka pintu kamar dan menaruh tas nya di atas kursi lalu ia merebahkan tubuh nya di atas kasur king size nya. Ia menatap langit kamar nya dengan tatapan kosong.
Suara pintu di buka tetapi sama sekali tidak menyadarkan Alan dari lamunan nya. Mama Alan yang melihat itu menghela nafaas lalu berjalan ke arah kasur Alan.
"Alan" panggil sang mama lembut.
Hening
"Alan" panggil sang mama lagi dan Alan tersadar dari lamunan nya.
Alan menghadap sang mama yang sedang tersenyum menatap nya. Alan membalas senyuman mama nya tetapi dengan senyum yang di paksa kan
"Kamu kenapa?" Tanya sang mama
Alan menggeleng "Alan gakpa-pa ma" jawab nya
"Kamu jangan bohong, emang kamu udah jago bohong sama mama sendiri?" Sindir sang mama dan Alan menatap lekat mama nya.
"Alan bingung" cicit nya
"Bingung? Coba cerita sama mama apa masalah nya?"
Alan menghela nafas "Alan bingung ma, Alan cinta masa Nandini. Tapi Alan juga gak rela liat Vannesa deket sama Rian. Padahal Vannesa cuman sahabat Alan" jelas nya dan membuat mama nya tersenyum mengerti
"Jadi kamu dilema sama perasaan kamu sendiri?" Tanya sang Mama dan Alan tersentak
"Iya ma"
Mama tersenyum lalu memegang bahu Alan "Kamu bisa dapetin semua jawaban kebingungan kamu kalo kamu ikutin kata hati kamu"
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketika Aku Terlambat Menyadari Cinta
Teen FictionGue baru sadar kalo gue cinta sama lo, tapi setelah lo udah jadi milik orang lain - AlanAlanoDirgantara Gue harap lo gak akan pernah tahu kalau gue jatuh cinta sama lo, dan mungkin bahkan sampai sekarang gue masih cinta sama lo - VannesaWilliam