Part 21

62 4 1
                                    

Vannesa dan Rian duduk di sebuah kedai sambil menyantap semangkuk es cream. Vannesa tampak menikmatiii es cream nya, sedangkan Rian sibuk dengan ponsel nya.

Vannesa memperhatikan gerak-gerik Rian yang terlihat gusar. Sesekali ia mengecek handphone nya dengan wajah panik dan setelah itu ia menghembuskan nafas kasar.

"Riiian" panggil Vannesa tetapi Rian tidak menjawab.

"Rian" ulang Vannesa lagi

Masih sama. Rian masih sibuk mengetikan sesuatu di ponsel nya dan tidak mendengar panggilan Vannesa. Vannesa berdecak sebal, sebenar nya siapa yang sedang chatingan dengan Rian sampai-sampai ia melupakan Vannesa seperti ini.

"Rian" ulang Vannesa lagi sambil menggebrak meja membuat Rian terlonjak kaget.

"Astaqfirullah, kenapa sih ness?" Tanya Rian sambil mengelus dada nya.

Vannesa mengembungkan pipi nya sambil melipat tangan depan dada dan membuang muka tidak mau menatap Rian.

Rian menggaruk kepala yang tidak gatal. Ia tahu, pasti Vannesa sedang merajuk karena tadi Rian tidak menanggapi nya. Rian memasukan ponsel nya kedalam saku celana dan menatap Vannesa.

"Nessa" Vannesa masih membuang muka.

"Nessa, gue tambah lagi deh es cream nya" bujuk Rian. Vannesa nampak berpikir sebentar. Ia melirik mangkuk es cream nya yang sudah kosong. Sebenar nya Vannesa tergiur dengan bujukan Rian yang seperti ini. Tetapi ia tetap harus pura-pura marah kepada Rian karena telah beraniii tidak memperdulikan nya.

"Gak mau!" Cetus nya membuat Rian menghela nafas.

Sebenarnya Rian memainkan ponsel karena Alan yang mengirimkan pesan memberitahu bahwa Sindy diculik oleh Clara. Rian sudah menawarkan diri untuk membantu Alan mencari Sindy. Tetapi Alan melarang dan mengatakan bahwa Vannesa juga dalam bahaya. Meskipun Sindy juga adik sepupu Rian tetapi Rian lebih memilih untuk menjaga Vannesa bukan karena Rian tidak suka kepada Sindy tetapi ia berpikir sudah ada Alan dan yang lain nya yang akan mencari keberadaan Sindy. Sekarang Vannesa lebih penting.

"Nessa, maaf dong" melas Rian "tadi tu bu ketutt yang ngirim pesan sama gue" alibi Rian.

Vannesa menolehkan kepalanya dan menatap Rian sambil menautkan alis nya

"Iya, tadi bu ketut yang ngirim pesan, nihhh kalo gak percaya" Rian menujukkan pesan masuk dari bu ketut kepada Vannesa. Vannesa mengambil ponsel Rian dan memastikan benar atau tidak nya. Ternyata benar, bu ketut mengirimkan pesan kepada Rian memberitahu bahwa Rian mendapat juara pertama dalam lomba olimpiade.

"Jangan cuekin nessa lagi Rian tuhh!" Ucap Vannesa.

"Iyaaaa gue minta maaf deh" kata Rian dan Vannesa mengangguk.

Rian menghela nafas lega. Untung saja bu Ketut mengirimkan pesan kepada nya. Jadi Rian bisa menjadikan itu sebagai alasan.

"Pesenin nessa es cream lagi" kata Vannesa dan Rian mencebikkan bibir nya.

"Tadi katanya gak mau" celetuk Rian membuat Vannesa melotot. Rian yang melihat Vannesa melotot cuman menyengir dan langsung ngacir untuk memesankan es cream lagi untuk Vannesa. Vannesa terkikik geli saat melihat Rian seperti itu.

"Untung sepupuan, kalo gak, udah nessa jadi-in pacar Rian tuh hahahahaha" Vannesa terbahak karena perkataan nya sendiri

****

Alan mengendari motor nya dengan kecepatan tinggi. Tadi ia sudah mengirimkan pesan kepada Andrean,Digo dan Bastian untuk berkumpul di rumah nya.

Alan belum memberi tahu sahabat-sahabat nya karena tidak punya waktu untuk menjelaskan semua nya dari pesan maka dari itu Alan menyuruh mereka berkumpul dirumah Alan.

Ketika Aku Terlambat Menyadari CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang