Part 17

73 2 0
                                    

Alan, kita jalan yukk" ajak seorang perempuan.

Alan menoleh dan tersenyum kearah perempuan tersebut

"Lo mau jalan kemana?" Tanya Alan lembut

"Gue mau ke taman kota aja dehhhh" jawab perempuan itu antusias.

Alan terkekeh geli sambil mengacak rambut perempuan itu.

"Ayokkk deh" ajak Alan sambil berjalan bersampingan dengan perempuan itu.

Setelah 30 menit menempuh jalanan ibu kota Jakarta yang macet, akhirnya Alan sudah sampai di taman kota yang terlihat sangat ramai.

Alan menoleh kearah perempuan yang berdiri di samping nya. Alan tersenyum simpul lalu menggenggam tangan perempuan itu.

Perempuan itu tersentak kaget saat melihat perlakuan Alan. Tetapi detik selanjut nya ia tersenyum malu yang membuat Alan terkikik geli.

"Lucu banget sihhh" ucap Alan sambil mencubit pipi perempuan itu.

"Apaan sih" jawab perempuan itu sambil menutup wajah nya dengan kedua tangan nya.

Alan tersadar dari lamunan nya saat ada seseorang yang menepuk pundak nya pelan. Alan menoleh dan melihat Clara yang berdiri di depan nya.

Clara tersenyum manis dan Alan hanya memasang wajah datar nya. Ia sangat terpaksa menemui Clara. Kalau bukan karena Andrean yang menyuruh nya mungkin tidak akan sudi Alan menemuii perempuan ular ini lagi.

"Kamu udah lama?" Tanya Clara yang menarik kursi dan langsung duduk di depan Alan.

"Menurut lo?" Ketus Alan.

"Maaf ya, tadi macet" kata Clara.

"Hm"

Clara menatap Alan lekat. Ia sangat mencintai Alan tetapi Alan hanya menganggap nya sebagai sahabat.

"Mau pesen apa nihh? Nanti gue traktir?" Alan menatap sinis Clara.

"Gak perlu! Sekarang cepetan dehhh, lo tu mau apa sih?!" Ucap Alan tegas.

Clara nampak tersenyum kecut "Gue cuman pingin ketemu lo kokk" lirih nya membuat Alan berdecak

"Kalo gak ada yang penting, gue pergi aja deh" Alan ingin beranjak dari duduk nya tetapi Clara menahan lengan nya.

Alan menoleh sambil mengerutkan kening nya. Ia menatap Clara dan menatap kearah tangan nya yang di sentuh Clara.

"10 menit aja" pinta Clara sambil menatap Alan penuh harap. Alan menghembuskan nafas lalu dia kembali duduk membuat Clara tersenyum

"Kita pesen makan ya lan" ucap Clara.

"Gak usah!" Ketus Alan tanpa menatap Clara.

Clara nampak emosi mendengar jawaban ketus Alan. Dia tidak suka di bentak atau di ketusii seperti ini. Napas Clara nampak naik turun. Ia benar-benar emosi sekarang.

"Lo mau makan atau mau liat Vannesa menderita?" Ancam Clara.

Alan menatap Clara sambil mengepalkan tangan nya. Alan mencondongkan dirinya mendekat kepada Clara sehingga membuat Clara mundur.

"Jangan pernah lo sentuh Vannesa sedikit pun. Walau hanya sehelai rambut lo sentuh dia, gue gak jamin lo masih bisa liat dunia yang luas ini!" Bisik Alan penuh penekanan.

"Lo ngancam gu-"

"Hustttttt!" Alan memotong cepat ucapan Clara.

"Gue gak cuman ngancem lo! Omongan gue gak main-main, Clara" kata Alan lalu pergi meninggalkan Clara yang sudah berteriak tidak jelas.

Ketika Aku Terlambat Menyadari CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang