Part 22

70 5 0
                                    

"Alan, lo apa-apaan sihhh?" Tanya Bastian terkejut saat Alan berbicara seperti itu kepada Clara.

Alan hanya diam tidak menjawab. Ia tidak mau Vannesa terluka atau apapun. Meski dia menjadi pacar Clara sekalipun dia tidak perduli yang terpenting Vannesa aman.

"Kak Alan, kakak serius?" Kata Sindy dan Alan hanya menatap nya tanpa bergeming.

Clara terkejut bukan main dengan ucapan Alan. Apa dengan melepaskan Vannesa sebagai target nya Alan akan menjadi milik nya? Kalau memang begitu maka Clara akan senang hati melepaskan Vannesa.

"Lo gak main-main kan lan?" Tanya Clara memastikan.

Alan mendongak menatap Clara

"Gue gak main-main. Asal lo janji gak bakal ganggu Vannesa lagi!" Tegas Alan membuat Clara cepat-cepat mengangguk.

"Okee, gue gak akan ganggu Vannesa lagi" balas Clara sambil tersenyum.

Sumpah demi apapun, rasanya Alan ingin menangis sekarang. Ia teringat kepada Vannesa. Alan memejamkan mata nya dan semua nya terlihat wajah Vannesa dengan berbagai ekspresi. Tanpa sadar air mata Alan mengalir di pipi nya. Dia akan membiarkan cinta nya tersakiti asalkan Vannesa bisa bahagia dan aman bersama Andrean nanti.

Bastian dan Sindy menganga tidak percaya dengan keputusan Alan. Apa Alan sudah gila karena menjadikan perempuan ular sebagai pacar nya?

Bastian berjalan mendekat kearah Alan sambil merangkul Sindy yang masih lemas. Ia menepuk bahu Alan dan saat Alan mendongak, Bastian bisa melihat air mata Alan yang masih menempel di pipi mulus sahabat nya itu.

Sindy menatap Alan sendu. Sekarang Sindy sadar kenapa Alan selalu mendekati nya, karena Alan cuman ingin bisa mencari perhatian dari Vannesa. Kenapa Sindy tidak sadar dari dulu? Sindy tidak marah atau apapun kepada Alan. Bahkan dia kagum dengan pengorbanan Alan untuk melindungi kakak sepupu nya itu.

"Lan, jangan lakuin ini" kata Bastian dan Alan menggeleng.

"Cuman ini bas" Alan menarik nafas panjang "Cuman dengan cara ini Vannesa bisa aman" lanjut nya sambil menghembuskan nafas.

"Tapi lan, kalo nessa tau lo sama Clara jadian, dia bakal lebih tersakiti lagi" ucapan Bastian seolah menampar Alan.

"Dia gak akan merasa sakit hati, dia udah ada Andrean" jawab Alan sambil memejamkan mata.

Sedangkan Clara tersenyum penuh kemenangan. Rencana nya sudah berhasil. Sebenar nya Clara tidak berniat menculik atau mencelaka-i Vannesa. Dia hanya ingin menggertak Alan supaya Alan tunduk kepada nya dan akhirnya menjadikan Clara kekasih nya. Walau Clara tau Alan terpaksa, tapi setidak nya Alan sudah menjadi milik nya.

Alan menatap Sindy lekat. Ia mendekati Sindy dan memegang lengan gadiss itu. Karena kesalahan nya, Sindy harus menanggung semua sakit nya.

"Maafin kakak ndy, kakak gak bermaksud buat kamu sakit hati. Kakak gak bermaksud mainin Sindy, tapi Sindy udah kakak anggap sebagai adik kakak, kakak minta maaf karena kakak kamu harus ngerasain sakit di lengan kamu ini" ucap Alan sambil mengelus lengan Sindy.

Sindy ingin menangis. Ia tidak tega melihat Alan tidak berdaya seperti ini.

"Kakak gak salah kok, Sindy juga ngertiii kalo kakak gak bermaksud mainin Sindy, Sindy juga udah-"

Ucapan Sindy terpotong saat Clara menarik lengan Alan secara kasar.

"Jangan banyak drama! Gue gak suka lo pegang-pegang cewek lain!" Ketus Clara

Alan ingin marah tetapi lagi-lagi ia teringat dengan Vannesa. Akhirnya Alan hanya mengangguk pasrah.

****

Ketika Aku Terlambat Menyadari CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang