PROLOG

985 33 6
                                    

Setelah lulus SMA, dunia jadi ngga seru. Bener kata orang, masa SMA itu memang paling berkesan. Tapi bagaimanapun, roda kehidupan tetaplah berjalan.

Dan akan berhenti, ketika aku tiada.

Mama-papa yang dulunya damai, tentram, bersahaja. Kini tidak ada lagi. Masih satu atap kok, hanya saja, seperti itulah.

"Dek, keributan di rumah tangga itu biasa. Dan akan lebih terbiasa jika kita menanggapinya dengan keadaan santai." ucap Ajer.

"Duduk sini" Ajer menepuk-nepuk kasurnya. Berharap aku menghampiri.

Akupun duduk disebelah kasurnya, menatap jauh keluar sana, Ajer menyentuh kepalaku dengan tangan kanannya, dan membawa kepala ini bersandar di bahu miliknya.

"Terkadang kita hanya butuh bahu untuk bersandar, agar kita tenang." ucapnya.

Aku memejamkan mata.

"Semoga Aa bisa selalu lindungi kamu dan jaga kamu ya, Dek."

Cup

Ajer mengecup puncak kepalaku.

Terimakasih Tuhan, kau menciptakan kakak yang begitu sempurna untuk Qila

Akupun meneteskan air mata:')
.
.
.
.
.
.
.
.
Haloooo, mohon maaf yang sebesar-besarnya, cerita ini aku rombak yaaaa:')

Berharap kalian suka♥️

GAPAPA, KOK!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang