"lo liat deh cewek yang lagi jalan menuju kemari," cowok yang baru saja ngomong menunjuk perempuan yang sedang menuju ke arah mereka yang sedang duduk di tangga kampus.
Perempuan tersebut memakai kemeja navy lengan pendek dan jeans hitam, rambutnya se-bahu di gerai begitu saja dan balutan sepatu putih polos di kaki kecilnya. Ia memakai totebag belang-belang berwarna navy-putih di bahu kanannya senada dengan kemeja yang ia pakai. Sedangkan tangan kirinya ia gunakan untuk membawa buku tebal yang entah apa isinya.
"Lucu ya dia"
"Kalo bukan saudara udah gue pacarin kali," ucap cowok itu lagi.
"Gila lo bang, saudara aja mau di embat," jawab cowok yang menjadi lawan bicaranya.
"Tapi lucu gaaaa?"
"Apanya yang lucu, anjir." jawabnya.
"Awas lo ya, sampe naksir!" Ancamnya.
"Hahahaha gila lo, ah"
Tidak lama kemudian,
"A chiko, lo sibuk ga?" Cewek tersebut duduk di samping Chiko, lebih tepatnya lebih rendah satu anak tangga dari Chiko.
Ya, Chiko ini adalah saudara Aqila. Mama Chiko adalah kakak dari mamanya Aqila, Chiko ini anak kedua dari tiga bersaudara. Mereka sering jalan bersama, sampai pernah disangka ada hubungan spesial. Sedangkan Aqila adalah anak kedua dari dua bersaudara.
"Ngga, kenapa emang?" Tanyanya.
"Vespa gue gak mau nyala, gue gangerti kenapa, a." Aqila memasang wajah cemberutnya, sungguh menggemaskan.
"Lebay!" Cetus orang disebelah Chiko.
"Yeee, BAPA LO LEBAY!" Aqila ngegas, ia tak suka hal yang menurutnya penting akan tetapi disepelekan.
"Ih, udah berantem aja lo pada. Kenal juga belom." Ujar Chiko
"Dek, lo kan tau, gue ngga ngerti vespa." mendengar hal tersebut Aqila semakin memasang wajah cemberutnya.
"Terus gue pulang gimana, A?" Aqila melepas totebagnya.
"Kalem dek, ini manusia motornya vespa juga, pasti ngerti." Chiko menepuk punggung cowok di sebelahnya.
"Ih, males" aqila menopang dagunya dengan sebelah tangan.
"Gue juga males" cowok itu memandang jauh ke depan sana.
"Nu, sampe lo ngga mao bantuin adek gue, abis lo ya sama gue!" Kedua kalinya Chiko mengancam Banu.
Banu dan Chiko akrab karena dulu waktu ospek Banu sempat dimarah-marahi kakak tingkat karena Banu salah membawa keperluan ospek yang memang tidak di jelaskan secara rinci, akan tetapi hanya Banu saja yang dimarahi. Sedangkan yang lain banyak juga yang salah, akhirnya Chiko membela Banu yang memang tidak bersalah. Dari situlah mereka mulai akrab.
"Ya elah, bang. Iya iyaaaaa," Banu mengusap wajahnya dengan kedua telapak tangan.
"Ayo!" Ucap Banu, ia sudah berdiri. Dengan satu tangan dimasukan ke dalam saku celana dan satunya membenarkan waist bag hitam di dadanya.
"Cepet, dek. Ikutin!" Suruh Chiko.
"Ih ngeselin banget si, A." Aqila meneteng totebag dan bukunya dengan malas. Ia langsung mengikuti Banu dari belakang.
"Ngapain lo di belakang gue? Gue kan gatau motor lo dimana." Ucapnya
"Jalan duluan!" Banu berhenti, hampir saja Aqila menabrak.
"Gak usah berenti mendadak kali." Aqila langsung berjalan mendahului Banu.
Di belakang Aqila, Banu tertawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
GAPAPA, KOK!
ChickLit"lo jangan buat gue khawatir dong, kan gue jadi kepikiran." - Banu, 2020. . . Pernah di #2 Pasti