Setelah selesai membayar apa yang sudah di beli. Aqila keluar terlebih dahulu, Banu hanya memerhatikan dari belakang, Aqila sedang menadahkan tangannya, mengumpulkan air hujan yang berjatuhan dari kanopi, kemudian membuangnya perlahan.
"Sepuluh ribu, Mas" Banu tidak mendengar.
"Mas" ulangnya.
"Maaaas" petugas kasir tersebut menjentikkan jarinya di depan wajah Banu.
"Eh, sorry"
"Berapa tadi?" Tanya Banu.
"Sepuluh ribu, Maaas"
Banu mengeluarkan uang, dan membayarnya. Petugas kasir memberikan barang belanjaan milik Banu.
"Makasih, Mba" ucap Banu.
Banu keluar menghampiri Aqila. Tiba-tiba
"Nu," Aqila memegang pundak Banu dengan kedua tangan.
"Lo cepetan anterin gue pulang!" Aqila membalikkan badan Banu, kemudian mengumpat di balik badan Banu yang tinggi itu.
"Tapi kan hujan, Qil" Banu mengernyitkan dahinya, Aqila mendorong paksa Banu untuk berjalan.
Ada apa sih?
Banu kebingungan, matanya menyapu halaman memerhatikan sekitar. Ia hanya melihat satu sosok laki-laki yang baru saja berlarian menuju toko ini karena kehujanan. Aqila menarik sweater Banu yang kebesaran untuk menutupi wajahnya.
Yah, sweater gue melar dah.
Banu segera mengeluarkan jas hujan dari dalam jok motornya.
"Gak usah pake jas ujan, lama"
"Eh mao ngapain?" Aqila merebut paksa kunci motor Banu. Dan menyalakan vespanya,
"Cepetan naik!"
"Jangan banyak tanya" Aqila sudah siap membawa vespa itu di bawah derasnya hujan. Banu segera naik dengan tentengannya dan jas hujan yang ia pegang.
Ribet banget tangan gue, kek emak-emak.
Treeeeengggggg
Satu kali gas, Aqila sudah membawa kabur vespa itu dari halaman parkir
"MAS BAYAR PARKIRRR MAAASSSS" teriak tukang parkir
"Ah, ganteng-ganteng kaga bayar parkir. Gua sumpahin mukanya kaya gua" dengan aksen Betawinya, ia memberikan sumpah serapah kepada Banu.
"Kenapa, bang?" Tanya cowok yang tadi Banu lihat kepada tukang parkir, sambil mengacak-acak jambulnya yang basah.
"Biasa, kaga bayar parkir bang" tukang parkir menggelengkan kepalanya
"Sabar, bang. Kedalem dulu ya, nitip tuh" cowok ini menepuk pundak tukang parkir dan menunjuk motornya lalu masuk ke dalam toko.
***
"STOP STOP!" Banu menepuk pundak Aqila layaknya tukang ojek.
"GUE BILANG STOOOPPP" Banu memiringkan kepalanya menatap wajah Aqila. Aqilapun memberhentikan vespa milik Banu.
Banu turun dari vespanya.
"LO TUH CEWEK, KALO BAWA MOTOR DI TENGAH HUJAN TUH JANGAN NGEBUT, BAHAYA!" Banu teriak di depan Aqila, Aqilapun turun.
"KENAPA? TAKUT VESPA LO RUSAK?" Aqila balas berteriak dan menatap Banu dengan kesal.
"LO LIAT NIH" Aqila menendang vespa Banu berkali-kali
Banu yang melihat hal itu langsung membalikan pundak Aqila, dan menjatuhkan tentengannya juga jas hujan yang ia pegang.
"Eh, Qila" Banu merendahkan nada bicaranya. Dan memegang kedua pundak Aqila.
KAMU SEDANG MEMBACA
GAPAPA, KOK!
ChickLit"lo jangan buat gue khawatir dong, kan gue jadi kepikiran." - Banu, 2020. . . Pernah di #2 Pasti