Tok tok tok
Jerry mengetuk-ngetuk pintu Aqila, tetapi tidak ada jawaban.
Tok tok tok
Masih tidak ada jawaban.
Akhirnya Jerry membuka pintu kamar Aqila, karena takut ada sesuatu dengan Aqila sampai tidak mendengar ketukan pintu Jerry.
Trek
"Hei, siapa tuu?"
Bersamaan dengan Jerry membuka pintu, Aqila keluar dari kamar mandi dengan handuk di kepalanya.
"Ih, Aa. Kok ngga ketuk pintu sih?"
Jerry memasang wajah sebal dan menuju ranjang Aqila yang dipenuhi boneka panda, dan menjatuhkan badannya disana.
"Aa tuh udah ketuk dari tadi, Dek"
"Kamunya aja yang ngga denger."
Jerry menarik satu boneka panda super besar, kemudian ia jadikan bantal.
"Ya maaf, aku tadi di kamar mandi" Aqila masih sibuk dengan handuknya, sekarang ia sedang menggosok-gosok rambutnya dengan handuk.
"Dek" panggil Jerry.
"Yaa" jawab Aqila dengan nada bertanya.
"Kamu semalem pulang jam berapa? Kok ke toko aja malem banget? Terus pulang sama siapa? Kenapa kamu hujan-hujanan? Dan kenapa mata kamu sembab?" Tanya Jerry yang sekarang mengubah posisi tidurnya menjadi duduk dengan memeluk panda.
"Udah? Ada lagi ngga pertanyaannya?" Aqila balik bertanya dan memandang Jerry dari cermin. Dan di jawab gelengan kepala dari Jerry.
"Pertanyaan pertama, kalo Ajer tau aku pulang hujan-hujanan dan sama siapa pasti Aa tau aku pulang jam berapa." Jawabnya masih menatap Jerry dari cermin.
"Pertanyaan kedua, kenapa malem banget?" Aqila membalikkan badannya menghadap Jerry.
"Pertama, karena hujan. Dan kedua, Ajer tau?" Aqila mendekatkan wajahnya ke depan wajah Jerry.
"Aku ketemu cowok itu lagi, A...." Aqila menjawab dengan lemas kemudian menundukkan kepalanya.
"Hah? Cowok gila itu?" Jerry terkejut. Aqila menjatuhkan badannya ke ranjang miliknya, kemudian mengambil napas dengan panjang dan menghembuskannya asal.
"Untung ada Banu, yang semalem nganterin aku namanya Banu. Aku maksa dia buat anterin aku saat hujan, soalnya aku takut lama-lama di toko, karena ada cowok itu." Aqila menatap langit-langit kamar dan membayangkan kejadian semalam.
"Itu jawaban ketiga sekaligus keempat." Aqila masih menatap langit-langit kamarnya. Jerry ikut menjatuhkan badannya lagi di ranjang, dan ikut menatap langit-langit kamar Aqila.
Mereka merebahkan badannya membentuk sudut sembilan puluh derajat di atas ranjang Aqila. Aqila menceritakan kejadian semalam secara detail, mengapa ia balik larut malam. Ia juga menjelaskan mengapa matanya sembab. Ia bercerita tanpa air mata, karena air mata itu sudah habis ia keluarkan semalam.
"Terus ngapain kamu nangis?" Jerry menatap Aqila dari sudut matanya.
"Ajer, gimana aku ngga nangis?" Tanyanya.
"Dia tiba-tiba ada lagi disini, sedangkan aku udah mati-matian nanem memory buruk itu A... dan semalem memory itu keputar lagi di otak aku." Aqila bicara dengan begitu cepat ditambah dengan nada emosi.
"Oke, aku ngerti, Dek" sekarang Jerry sudah mengubah posisinya lagi, ia duduk menyilangkan kakinya dan masih memeluk boneka panda.
Aqila mengikuti posisi Jerry.
KAMU SEDANG MEMBACA
GAPAPA, KOK!
ChickLit"lo jangan buat gue khawatir dong, kan gue jadi kepikiran." - Banu, 2020. . . Pernah di #2 Pasti