Pertanyaan Bodoh!

81 4 0
                                    

"lo seriusan ninggalin Indi? Emang dia udah ngga kenapa-napa?" Tanya Banu seraya menarik bangku di depannya.

"Kalo ngga serius gue ngga akan disini, bambang." Begitupun dengan Aqila, ia juga menarik bangku di depannya.

Mereka kini ada di sebuah kedai ice cream. Kedai ini tampak begitu instagramable. Sepertinya anak-anak instagram akan amat sangat menyukai berfoto disini, ketimbang memilih menikmati satu cup ice cream dan berbincang-bincang seru.

"Lo nggak apa-apa ngga masuk kelas?" Tanya Banu.

"Ngga, gue cuma ada satu matkul dan tadi dapet kabar dosennya ngga masuk." Aqila menatap Banu, kemudian beralih lagi ke dalam buku menu yang ia pegang.

"Lo sendiri? Sorry ya jadi harus nganterin gue bolos, haha." Aqila tertawa garing.

"Idih, gue si emang ngga ada matkul." Jawabnya dengan santai.

"Seriusan?" Tanya Aqila, seperti excited mendengar jawaban yang diberikan Banu.

"Terus ngapain ke kampus?" Tanya Aqila, kali ini menatap Banu. Karena penasaran dengan jawaban Banu.

"Pertanyaan bodoh." Banu menarik buku menu dari tangan Aqila.

"Kok bodoh si?" Aqila bingung.

"Emang lo bodoh."

"Dih,"

"Makanya kalo orang chat tuh ya, di baca. Jangan so ngartis." Jawab Banu. Kali ini Banu yang menatap buku menu dengan serius.

Aqila membuka ponselnya, kemudian membuka chat dari Banu. Dan membaca ulang chat mereka. Ternyata Banu ke kampus hanya untuk menagih hutang cerita Aqila. Oh, baik. Sebegitu penasaran kah Banu?

"Ya ampun, sorry ya, Nu." Aqila menatap Banu. Yang ditatap masih setia membolak-balikan buku menu.

"Udah? Udah tau kan?" Jawab Banu.

"Iya-iya sorry ya, haha. Yaudah pesen ice cream dulu deh." Aqila beranjak dari bangkunya.

"Lo ice cream apa?" Tanya Aqila.

"Ice cream matcha dengan toping kacang panjang dan susu kuda laut." Jawabnya asal dan masih setia menatap buku menu. Sedari tadi ia memang membaca buku menu tersebut, kemudia membolak-balikannya dan dibaca (lagi).

"Yee ngocol!" Aqila mendorong buku menu yang Banu pegang hingga menyentuh wajah Banu. Ia kesal, tetapi disertai tawa setelah melakukan hal itu. Kemudian menuju tempat pemesanan dengan santai dan mengabaikan Banu.

"Sialan kikil!" Banu menutup buku menu tersebut.
.
.
.
.
.
.
.
Segini aja ya, hehe. Terimakasih sudah mau baca

Luv,
Author.
22.45 p.m

GAPAPA, KOK!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang