HAAIIII KANGEN GAAA SAMA AKUUUU? WKWKKWWK MAAF YAA BARU MUNCUL LAGIII
.
.
.
SELAMAT MEMBACAAA
.
.
.
.
.
.Setelah sampai rumah.
"Banyak tamu, A." Ujar Aqila ketika sadar ada dua motor terparkir di halaman rumahnya.
"Paling Chiko." Ujar Jery.
"Sama Banu." Sambung Aqila.
"AKU PULANG!" Aqila teriak ketika memasuki rumahnya.
"Pulang tuh ucapin salam! Bukan teriak" kata Chiko yang keluar dari dapur membawa minuman yang warnanya sangat Aqila kenali.
"Ih itukan buah naga gue, A!"
"Gue udah chat ke lo, dek. Tapi lo ngga bawa handphone." Kata Chiko.
"Tau ih kila, nih handphone lo." Sambung Banu.
"Ih Banuuuu, lo udah lama ya? Bentar ya gue ganti baju dulu." Aqila ingat ia ada janji dengan Banu. Ia buru-buru memberikan kandang Moly pada Dimas yang baru saja keluar dari dapur.
"Lah? Kok?" Dimas bingung.
"Hahaha, tolong taro dapur, Dim!" Kata Jerry yang baru saja tiba di dalam rumah.
"Kalian mau kemana?" Tanya jerry pada Banu.
"Ke rumah gue, bang. Gak apa-apa 'kan?"
"Oh, oke deh. Gue ke atas dulu ya. Pengen mandi, gerah." Jerry mengepakkan telapak tangannya pada leher.
"Oke." Jawab Banu.
*****
"Ayo, Nu!" Aqila datang dan sudah siap dengan backpack warna putih, celana kulot overall warna mint dan manset baju yang senada dengan backpacknya serta rambut yang hanya dijepit setengah.
"Aa aku jalan ya." Ia menghampiri Jerry yang sedang menggosok-gosok rambutnya, salim dengan Jerry kemudian mencium pipi Jerry.
Banu segera menghampiri Jerry, "bang, gue bawa dulu ya adek lo." Sambil ber-salaman ala cowok.
"Oke, jaga baik-baik adek gue." Banu mendapat tatapan tajam dari Jerry.
"Siap!" Sambil mengacungkan jempolnya pada Jerry.
*****
"Kok lo cantik banget sih?" Banu bertanya pada Aqila lewat kaca spionnya. Seperti biasa.
"Karena mau ke rumah gue ya?" Lanjutnya.
"Idih! PD banget."
"Gue kan emang cantik." Sambungnya sambil menatap burung di atas sana. Aqila kesal, masa iya ia mau bertamu harus berpenampilan jelek? Kan nggak mungkin.
"Oh bukan karena gue?" Banu tersenyum jahil di spion.
"Eh?" Ia menatap spion, kemudian.
PLAK
Aqila menggeplak serta menoyor helm Banu. Banu hanya tertawa.
"Jangan rese dah, Nu." Aqila kesal dengan pertanyaan-pertanyaan yang membuat pipinya merasa panas. Malu.
"Hahaha iya-iya deh."
*****
Akhirnya motor Banu menepi pada rumah minimalis dengan pagar hitam.
"Yuk, masuk!" Ajak Banu pada Aqila yang sedang merapikan lengan overallnya yang turun sebelah.
"Eh, gue rapih 'kan, Nu?" Banu tersenyum mendengar pertanyaan itu. Kemudian ia mengacak jambul miliknya, dan menyisirnya ke belakang.
KAMU SEDANG MEMBACA
GAPAPA, KOK!
ChickLit"lo jangan buat gue khawatir dong, kan gue jadi kepikiran." - Banu, 2020. . . Pernah di #2 Pasti