Kok ngga ada kacang panjangnya?

86 5 0
                                    

Aqila datang membawa dua cup ice cream. Yang satu rasa matcha, dengan topping oreo dan scrumble. Sedangkan yang satunya ice cream taro dengan topping kacang mede, strawberry dan mangga.

"Kok ngga ada kacang panjangnya?"

"Susunya juga ngga ada?"

Banu menatap ice cream matcha miliknya kemudian menatap Aqila.

"Yee, pengen berkata kasar aja gue." Aqila menarik bangkunya, duduk dan menyantap ice cream miliknya.

"Hahaha, kasar ih kikil." Banu pun menyantap pula ice cream miliknya.

"Tuhkan, lo sih selalu mulai buat gue kesel." Aqila melahap ice creamnya tidak santai.

"Hahaha" Banu hanya menertawai Aqila yang tidak santai melahap ice cream miliknya dan memasang wajah betenya.

"Jadi..." Banu menggantungkan ucapannya. Aqila menaikkan kedua alisnya seraya menunggu lanjutan kalimat Banu.

"Kapan lo mau cerita tentang cowok itu?" Kemudian menyambung ucapannya.

"Nanti aja deh, ya." Aqila melanjutkan melahap ice creamnya.

Tring tring tring

JOMBLO KEREN

Kevin Jomblo
[14.13] woi cumiiii, lo dimanaa @Banu?

Rezky Jomblo
[14.14] tau ni, kita udah nunggu di rumah lo dari tadeeee, katanya mo ngepes gimana si
[14.14] gua gaenak sama emak lo nih
[14.14] snack nya udah abis, mao minta lagi malu gueeee

Kevin Jomblo
[14.15] tau loo, cepetan balik jangan pacaran mulu
[14.15] curang banget
[14.15] ganti nama grup dah @rezky jomblo

Rezky Jomblo telah mengubah subjek dari "JOMBLO KEREN" menjadi "BANU CURANG!!!!"

Rezky Jomblo
[14.17] BHAAYYYY GUE MALES SAMA BANU
[14.17] KAMBING LO NU!!

Kevin Jomblo
[14.18] BHAAYYY GUE JUGA MALES

Rezky Jomblo
[14.18] jangan read doang kek lu, cumiiii

🖕🖕 [14.18]

Rezky Jomblo
[14.19] ih parah, aku aduin mama ah

Hahahahaha [14.19]

Banu tertawa melihat tingkah teman-temannya, ia baru ingat kalau ada janji dengan temannya itu untuk bermain PS bersama. Aqila yang melihat hanya menggelengkan kepalanya.

"Mm.."

"Kil, lo abis ini mau kemana?" Tanya Banu.

"Mau ke sekolah" jawabnya santai.

"Hah? Ngapain?" Tanya Banu heran.

"Mau ngajar gue." Aqila masih sibuk dengan ice creamnya.

"Wow." Banu tepuk tangan tiga kali seraya menunjukkan wajah yang terkesima.

"Yauda yuk, gue anter." Jawabnya dengan cepat, dan berdiri.

"Eh, ngga usah, Nu." Aqila menahan tangan Banu.

"Ih pegang-pegang tangan gue, nakal ih." Banu menunjuk tangan Aqila yang memegang lengannya.

"Ih, apaan si lo." Aqila sontak melepaskan tangannya dari lengan Banu.

Banu pun duduk lagi, "kenapa emang?" Tanya Banu.

"Eum.."

"Gue udah janjian sama temen gue, nanti dia mau kesini." Aqila tidak memerhatikan wajah Banu. Ia masih sibuk dengan ice creamnya.

"Oh ya udah,"

"gue duluan." Banu beranjak dari kursi dan meninggalkan Aqila tanpa sepatah-dua patah kata lagi. Ditambah mimik wajahnya yang tanpa ekspresi.

"Eh.." Aqila sepersekian detik menatap kursi di sebrangnya dan melihat ada dompet disana kemudian ia berdiri dan membalikkan badannya untuk memanggil Banu.

"Cepet banget sih udah ngilang." Aqila mencari-cari Banu, dan Banu benar-benar sudah tidak terlihat. Secepat itu ia berjalan.

Sebenarnya Aqila tidak ada janji dengan siapapun, ia hanya tidak ingin selalu merepotkan orang yang baru ia kenal itu. Aqila mudah terbawa perasaan. Ia tidak bisa dekat dengan seseorang dan selalu bersama orang tersebut, karena Aqila terlalu mudah untuk nyaman dengan seseorang. Sehingga ia takut dengan kejadian-kejadian yang menimpanya ketika ia sudah terlanjur nyaman.

Karena Aqila takut rasa nyaman itu muncul, maka ia harus menjaga jarak dengan Banu. Sang kaka pun selalu menasehatinya agar tidak terlalu dekat dengan lawan jenis. Berteman sewajarnya, dan memastikan rasa dengan baik agar tidak buat keliru.

Nyaman itu hal yang wajar, karena setelah nyaman pasti kita menaruh hati. Jadi perlu dijaga. Agar hati tidak terbawa. Kata Jerry, Aqila selalu ingat akan hal itu.

Menurutnya masalalu harus benar-benar dijadikan pelajaran, agar ia tidak masuk dalam lubang yang sama.

***

"Nantiiiii, cumiiiiii. Sekitar 30 menit lagi yaa, kalian bobo aja dulu di kamar gueee, okeee."

"Eh?" Banu mematikan ponselnya, kemudian berlari menuju Aqila yang tiba-tiba terjatuh di jalanan menuju gerbang sekolah itu.

Sedari tadi Banu membuntuti Aqila, karena ia penasaran dengan siapa Aqila pergi. Tetapi setelah Aqila keluar dari kedai ice cream, ia malah menyetop taksi, bukan pergi dengan temannya. Akhirnya Banu mengekorinya.

Tidak lama taksi itu berhenti, Banu tidak melihat ada sekolah di tempat Aqila memberhentikan taksi yang ia tumpangi. Akhirnya Banu mengekori Aqila lagi, sesekali Banu melihat Aqila mengelus-ngelus pinggangnya. Nampaknya Aqila lelah sekali hari ini, pikirnya. Kemudian sesekali pula Banu melihat Aqila tersandung bebatuan kecil. Banu tertawa kecil, hingga akhirnya ponselnya berbunyi, Rezky Jomblo memanggil.

Ia berhenti mengekori Aqila, memilih untuk mengangkat telpon temannya terlebih dahulu. Tetapi matanya masih tetap memerhatikan Aqila. Hingga pada akhirnya Aqila terjatuh kemudian Banu dengan sigap menghampiri Aqila.

"Eh? Kok pingsan si?" Banu panik sejadi-jadinya, ia kira Aqila hanya terjatuh karena kerikil-kerikil nakal ini. Bahkan ia melihat Aqila terjatuh dengan tangan yang menopang tubuhnya. Seakan-akan terjatuh biasa jika terlihat dari belakang.

"Bangun, Kil!" Banu menepuk-nepuk wajah Aqila.
.
.
.
.
.
.

Sekiaaaan dulu yooooo
07.22 p.m
Luvv
Athorrr♥️♥️

GAPAPA, KOK!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang