Kecewa

2.1K 133 4
                                    

Kaki Keyla perlahan masuk ke dalam pintu rumah, wajahnya kusut tanpa senyum, benar-benar menyedihkan.

Karena sedang fase diet, Keyla mengusahakan dirinya untuk bergerak se-efektif mungkin, dan dengan bodohnya dia malah memilih untuk berjalan kaki ke kampus dan membuat dirinya terlambat. Bahkan dia baru sempat menguncir rambutnya ketika di kampus. Dia berakhir dengan hukuman dari kakak-kakak syantieq yang ada di kampusnya itu. Seakan mengulang kebodohan yang sama, Keyla malah kembali berjalan kaki saat pula dari OSPEK, sungguh cerdas perempuan yang berada di umur delapan belas tahun itu.

"Air ... Air ...." Suara Keyla menggema di sekitar rumah bagaikan zombie.

"Astaga!" Semburan air mendarat di wajah Keyla.

"Sialan lo!" Tangan Keyla menggeplak kepala laki-laki kurang aja di depannya itu. Sekarang Keyla benar-benar seperti gembel.

"Eh sorry sorry, abisan lo kayak apaan aja dah. Ngenes banget, ampe kaget gue." Rio menyodorkan segelas air minum yang memang sedari tadi di genggamnya ke Keyla sembari menyengir untuk mengurangi dosanya.

Tangan Keyla mengambil gelas itu dengan kasar dan langsung meneguk habis isinya. Di samping itu Rio sedang mengelap-elap wajah Keyla yang tadi sempat di semburnya.

"Ga usah sok baik lo!" Keyla menghentakkan gelas yang sudah habis itu ke perut Rio membuat laki-laki itu mengaduh.

"Njir, ga tau terimakasih."

Dan Keyla lebih memilih untuk mengabaikan suara itu. Dia harus ganti baju, sekujur badannya sudah basah dengan keringat perjuangan dan sialnya mukanya juga basah akibat di sembur. Dia jadi meraaa seperti jin iprit.

***

Seperti kebiasaan lama, Keyla menscroll-scroll akun instagram Galih. Mungkin orang lain akan berpikir dia bodoh, karena berusaha menguruskan badannya demi laki-laki, dan dia juga pernah menyatakan cintanya secara terang-terangan, tapi itulah cinta, membuat orang bodoh seperti Keyla jadi makin bodoh.

"Yah, yah ...." Wajahnya sudah tidak terkontrol saat dia tidak sengaja menekan tombol love di postingan galih setahun yang lalu. Dan benar saja, setelah itu muncul notifikasi dari handphone-nya.

Galihhhhhhh : Cie nge stalk :p

Me : Palalu :)))

Galihhhhhhh : Ckckck, akui saja lah nak. Dirimu kangen dengan kang mas ya? :*

Me : Ya tuhan, jauhkanlah hambamu ini dari jomblo berkarat kurang belaian :))

Galiihhhhhh : sialan, gue dateng nih ke rumah lo :p gue tau lo lagi kangen sama gue :))

Pipi Keyla bersemu merah. Siapa yang tidak baper akibat perlakuan galih yang seperti ini.

"Ngapain senyum-senyum sore hari gini? Menang undian?" Rio menyenderkan badannya di kusen pintu kamar Keyla.

"Lo ngapain sih gangguin gue mulu belakangan ini?" Kesal Keyla, dia tidak suka pintu kamarnya di buka tanpa ijin.

"Suka aja." Jawabnya masih dengan tampang tengil.

'Ting'

Galihhhhhhh : Gue di depan :))

Keyla segera melompat dari kasurnya dan berlari keluar tidak peduli ddengan suara Rio yang mengaduh karena bahu mereka yang bertabrakan. Di lihatnya motor Galih sudah berada di depan pagar rumahnya. Keyla segera membuka pintu pagarnya dan mempersilahkan Galih masuk.

"Lo kurus banget sekarang, ga makan ya?"

"Lo baru dateng langsung komen aja. Salam dulu kek!" Kesal Keyla meninggalkan Galih di luar dengan keadaan pagar terbuka.

"Lo udah turun berapa kilo?" tanya Galih penasaran, mengabaikan ucapan Keyla tadi.

"Banyak." Jawab Keyla ketus.

"Bagus deh. Gue seneng liatnya. Udah jangan diet lagi, segini aja udah cukup kok. Lo udah cantik."

Perkataan Galih membuat Keyla menghentikan langkahnya dan berbalik. Dia melangkah mendekati Galih yang sedang kebingungan dengan sikap Keyla.

"Jadi sekarang lo udah mau jadi pacar gue?" tanya Keyla to the point karena memang itu alasan dia melakukan diet mati-matian.

Mata galih membelalak, tidak menyangka akan di suguhkan pertanyaan seperti itu. Laki-laki itu berkali-kali mangap dan mengatupkan kembali mulutnya. Bingung harus menjawab apa.

"Lo cantik. Sekarang banyak yang bakal mau sama lo." Ucapan Galih bagaikan ribuan ranjau terjatuh di atas kepala Keyla.

Apa itu maksudnya? Apa dia ditolak lagi? Untuk kedua kalinya?

"Haha." Tawa Keyla datar. Benar-benar tidak tertawa. Dia menyedihkan.

"Key ...." Galih berusaha menangkap pundak Keyla, namun dengan cepat di tepis oleh perempuan itu.

"Maksud gue baik nyuruh lo kurus. Gue yakin lo bakal ngedapetin yang lebih baik daripada gue."

Basi.

"Key, plis ...." Laki-laki itu memohon, karena perempuan di depannya ini sama sekali tidak menjawab dan menatapnya.

"Key, gue ... Gue minta lo kurus biar ga ada yang bisa nge bully lo lagi waktu gue udah ga ada di samping lo. Gue ga mau ada orang yang merlakuin lo kayak waktu SMA."

Setitik air mata jatuh dari mata Keyla. Galih menjadi tambah panik karena ini pertama kalinya dia melihat Keyla menangis. Dia bingung, apa yang harus dia lakukan. Dia tidak suka melihat Keyla menangis, tapi saat dia ingin menghapus air mata Keyla, bayangan Nayla menghampiri otaknya.

"Lo ga perlu ngindungin gue karena gue ga lemah. Lo ga perlu ngasih harapan kalo emang dari awal itu ga ada. Seharusnya gue sadar diri kalo ga ada laki-laki yang ga liat perempuan dari fisiknya. Dan lo termasuk. Jangan kasihanin gue karena gue ga semenydihkan itu. Tapi karena lo udah giniin gue, gue ngerasa di rendahin sama cowok macem lo! Jangan pernah muncul di hadapan gue lagi." Keyla berkata dengan lugas, walaupun di dalamnya terdengar bergetar.

Searas di hantam ribuan bebatuan, Galih merasa amat bersalah. Dia tidak bisa melakukan apa-apa saat Keyla berlari masuk ke dalam rumahnya.

Tiba-tiba dirinya terhempas ke tanah karena ada sesuatu yang menghantamnya. Mata Rio sangat mengintimidasi. Tidak ada makian, hanya ada satu kalimat yang membuat Galih terdiam, "Jangan pernah muncul di hadapan Keyla lagi. Karena kali ini saatnya gue berjuang."

Entah kenapa Galih merasa ada yang salah. Dia memang tau selaam ini kalau Rio suka memperhatikan Keyla. Tatapannya ke Keyla lebih dari tatapan seorang saudara. Galih tau Rio menyukai Keyla. Tapi kenapa Galih tidak menyukai fakta itu?

Hey KeylaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang