CHAPTHER 5

3.6K 275 27
                                    

Seoul, Saturday 12 March 2017

" jalang tak berguna! Harusnya dari dulu aku sudah membuangmu!" Seorang pria mengambil pistol dan mengarahkannya langsung kedepan seorang wanita berantakan yang bersujut didepannya.

DOR!

Jin membuka matanya. "bermimpi buruk?" Jin mengalihkan padangannya kesebelah kanan, disana terlihat Namjoon yang duduk disampingnya dengan senyuman hangat. Jin berusaha bangun tapi tubuhnya tak mau menurut "tak usah dipaksakan" kata Namjoon

"bagaimana... Yongguk? Dan Konkuk?" tanya Jin

"Yongguk kabur, dan Konkuk berhasil selamat meski ada beberapa kekacau" jawab Namjoon masih setia duduk disana

" Mianhae... " Jin kembali melihat Namjoon "harusnya... aku disana membantu bukan tertangkap, dan membuat kalian mempertaruhkan nyawa untukku" lanjut Jin

Namjoon tersenyum, lalu menggenggam tangan Jin "bukan salahmu, kau bagian keluarga ini. Bisa dibilang kau juga awal keluarga ini bisa terbentuk... Dan kami tak akan biarkan keluarga kami mati sia-sia..." Namjoon melihat senyuman lemah diwajah Jin "kau juga... satu yang berharga untukku" Namjoon menguatkan genggamannya

Jin kembali tersenyum " gomawo... " katanya. "Namjoon-ah..."

"hmm?"

"aku mengantuk..." jawab Jin

"tidurlah... sudah banyak hal terjadi..." kata Namjoon

"tapi bagaimana jika aku malah tak sadar kembali? Aku takut itu terjadi..." kata Jin dengan pandangan sayu "dan bagaimana jika mimpi itu datang lagi?"

Namjoon tersenyum mendengar Jin yang kekanakan "tak akan. Aku selalu disini... menemanimu" jawab Namjoon. Jin mengangguk, tak lama matanya mulai menutup dan genggamannya melemah, ia sudah kembali dalam alam mimpinya. Namjoon tersenyum, dan menatap wajah damai Jin "tak akan kubiarkan dia menyentuhmu..." Namjoon melepas tangan Jin, bangkit da duduknya, dan mengambil sebuah buku yang ada dimeja belajar milik Jin. Ia melihat judul buku tersebut dan tersenyum kecil "aku harap... kau bisa mengingat janji itu" Namjoon meletakkan buku itu dan keluar dari kamar Jin.

..

...

"Yak! Kalian dimana!" Taehyung dan Jungkook berlari menghindari kejaran orang-orang bersenjata dengan rompi anti peluru. Tugas mereka kali ini mengambil uang dibrangkas khusu milik target mereka, karena Jin masih belum pulih, ia tak bisa ikut. Taehyung dan Jungkook menjadi pengalih perhatian, dan bodohnya Taehyung lupa membawa amunisi tambahan. Dan berakhir dengan kejar-kejaran yang panjang dirumah yang cukup besar

"tenanglah... kami sudah diposisi" Yoongi menjawab Taehyung. Ia dan Jimin bertugas masuk dan meng-heck brangkas besar yang ada dikamar target utama. Mereke menyelinap dengan mudah ketika Taehyung dan Jungkook membawa pergi semua penjaga. Yoongi sibuk mencari cara masuk menuju kamar utama, sedang Jimin sibuk memandang tubuh Yoongi dari atas hingga bawah, sampai yang dilihat pun merasakan tatapan Jimin. "Yak... berhenti bersikap aneh dan lakukan tugasmu" kata Yoongi

"aish... kau menghancurkan mimpiku!" Jimin mengalihkan pandangannya dan melihat pintu besar didepannya. Ia melihat alat pemintai yang ada digagang pintu, membukanya, dan menyambungkannya pada alat khususnya. Alat itu membaca setiap angka dan huruf dialat pemindai, ia menyesuaikan semua angga dan kemungkinan, sampai ia menemukan sandi yang benar. Setelah menyococok-kan nomor yang benar, pintu itu terbuka dengan mudah. Mereka masuk dalam kamar yang sangat besar, dan menemukan pintu besi besar yang menyatu dengan dinding. Yoongi memeriksa seluruh ruangan, Jimin dengan santai berjalan kedepan pintu besi tanpa curiga sedikit pun.

GangstaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang