CHAPTHER 9

2.5K 232 10
                                    

NOWHERE

"katakan lagi? Siapa namanya?" Hoseok menatap Namjoon, mereka berdua duduk disebuah batang kayu besar yang sudah tua. Namjoon menceritakaan semua kejadian didalam brankas sebelum mereka sampai disini. "kau tak mengenalnya?" tanya Hoseok

Namjoon menggeleng "kelihatanya jauh lebih tua dariku..." Namjoon menjelaskan, ia masih ingat jelas mata biru gelap yang menariknya. "tapi sekarang kita harus menemukan Jungkook, Tae, Jimin, bahkan mungkin Yoongi dan Jinseok juga ada disini" Namjoon melihat pistolnya dan berharap masih punya banyak peluru

"Bagaimana kau bisa punya peluru?" Hoseok mengambil pistol miliknya yang terikat dipinggangnya. "sedangkan mereka mengambil punyaku" Hoseok melemparnya ketanah dengan kesal

"entahlah.... menurutmu mereka sengaja?" tanya Namjoon

Hoseok mengangkat kedua bahunya "sebenarnya tempat apa ini..." Hoseok menatap langit-langit yang tertutup dedaunan lebat.

"hmm... kelihatanya mulai gelap" Namjoon menunjuk beberapa kabut yang mulai naik. Tiba-tiba semua lampu mati, dan membuat semuanya gelap. Namjoon meraih tangan Hoseok dan menggengamnya, pandangan mereka menipis. Punggung mereka bertemu "lihat sesuatu?"

"nope. Kau?" Beruntung mereka punya indra cukup tajam.

Namjoon menggeleng, Hoseok tau Namjoon melakukannya. Mereka terdiam dan mendengar kesunyian hutan, beberapa jangkrik mulai terdengar bahkan katak mulai bernyanyi bersautan "kau mendengarnya?"

"apa?" Hoseok tampak bingung

"katak"

"okay...." Hoseok mencoba menemukan maksut Namjoon, dan ia menemukannya "menurutmu ada danau atau sungai disekitar sini?"

"yup, artinya?" Namjoon melihat Hoseok

"tak ada pepohonan..."Mereka mengambil langkah mengikuti suara katak. Namjoon tak melepas Hoseok mengingat mereka tak memiliki sedikit pun cahaya disini.

..

..

Ketika lampu padam, Yoongi dan Jungkook mencari ranting-ranting kayu dan berharap bisa menyalakan api dengan cara kuno. Jungkook memulai menggesek kedua kayunya, tapi sama sekali tak berhasil. Yoongi meraih kantong jaket yang ia kenakan, ia bahkan tak sadar mengenakannya. Yoongi menemukan sesuatu disana, ia mengambilnya dan menemukan korek. Jantung Yoongi berdetak kencang, darahnya berpacu kencang keseluruh tubuhnya. Hari itu, iya hari dimana ia menyiram seluruh kamarnya dengan bensin. "/oppa/Hyung!!" Yoongi tersadar dan melihat Jungkook, wajah Jungkook buram tapi Yoongi bisa lihat ia kelelahan "ini tak berhasil..."

Yoongi melihat koreknya lagi "pakai ini..." ia melemparnya ke Jungkook

Dan dengan reflex Jungkook menangkapnya "kau punya korek?! Kenapa kau tak katakan dari tadi hyung?!" Jungkook kesal

Yoongi tersenyum "aku hanya mau melihatmu berusaha saja..." Yoongi tertawa. Beruntung Jungkook bukan Taehyung, jadi ia bisa memaafkan hyungnya dengan mudah. Jungkook menyalakannya dan berhasil membuat perapian kecil, mereka masih ditempat yang sama, ditempat Jungkook pertama kali sadar. Yoongi menatap api didepannya, dengan pandangan kosong. Ia sendiri bingung dari mana semua memori itu datang, tiba-tiba kepalanya menjadi pusing. Yoongi memegangi kepalanya, "hyung?" Jungkook melihat Yoongi ambruk ditanah memegangi kepalanya "hyung!" Jungkook mendekatinya, dengan cepat ia mengangkat Yoongi menuju kasur. Yoongi kesakitan, sesuatu masuk dalam penglihatannya.

Tubuhnya terbakar, tapi seseorang datang dan menolongnya. Ia ada disebuah tempat, putih, semua putih, tapi ini bukan rumah sakit, semua ruangan hanya putih, ia tak bisa menggerakkan tubuhnya. Hanya ada satu suara, suara detak jantungnya. Tubuhnya terperban, dan kulitnya terasa terbakar. "yoongi..." seseorang memanggilnya "kau akan selamat... kau akan selamat... kau akan hidup... kumohon.... bertahan sedikit lagi...." matanya menjadi berat. Semua menggelap. Dan jantungnya berhenti.

GangstaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang