"oi Rei..ingin pulang bareng? Kau pasti jalan kaki lagi kan"teriak Haru kepadaku sesaat setelah kelas berakhir.
"tidak, aku ingin jalan sendiri. Lagipula bukannya kau lagi ada urusan klub, ingin bolos ya?"tanyaku kepada Haru dengan nada mengejek.
"Enak saja, hari ini klub libur, baiklah kalau begitu, kita pulang bareng ya, mumpung kosong aku ingin main ketempatmu hehe" ajak Haru dengan nada santainya yang seperti biasa. Sebenarnya aku juga tidak terlalu mempersalahkannya.
"ya sudah ayo" spontan aku mengiyakan keinginan Haru, lagipula sudah lumayan lama kami tidak bermain bareng.
Diperjalanan kami membicarakan lumayan banyak hal, baik itu mengenai pengetahuan bela diri kenpo yang diikuti Haru maupun pelajaran kami. Kami berjalan ke rumahku menggunakan jalan yang biasa kugunakan. Tentu saja jalan dimana enam bulan lalu aku mengalahkan drag, menyelamatkan heroine dan menjadi keren. Meski itu nyata sebagian dari diriku mengatakan kalau itu hanya mimpi.
"hei Rei.." tegur haru yang tiba-tiba berbicara saat aku sedang menghayalkan banyak hal
"kenapa tiba-tiba?" tanyaku kepada Haru yang heran karena tiba-tiba Haru menegurku.
"kau.. sejak awal semester selalu berjalan kaki melewati tempat ini, setiap pergi dan pulang ke kampus kan?" Tanya haru secara tiba-tiba dengan nada tenang dan tidak mengejek seperti biasanya.
Aku yang kemudian menanggapi tatapan aneh nan serius Haru mulai memikirkan beberapa kemungkinan. Meski kami berteman baik, tapi itu dimulai dari kami kuliah aku tidak banyak tahu mengenai masa lalu Haru, kurasa cinta pertamanya juga, ah sial pikiranku melenceng.
Aku kembali memikirkan secara serius mengenai Haru, sejujurnya meski Haru kadang sulit di tebak tapi menurutku itu karena sifat yang sering dipakainya denganku. Tapi berdasarkan lokasi, timing, dan keseriusan Haru, Haru yang saat ini berbicara denganku dengan intonasi dan tatapan serius, terlalu mudah untuk ditebak.
"ya begitulah, aku selalu melewati jalan ini. Memang kenapa?" jawabku dan tanyaku balik kepada haru.
"yaa bukan apa-apa, aneh juga kau masih hidup. Kan banyak yang bilang kalau di tempat ini itu sarangnya para pembunuh, pencuri dan bahkan ada yang bilang berhantu loh, ah sudahlah melanjutkannya membuatku sedikit merinding, ayo pergi" jawab Haru sambil mengakhiri pembicaraan.
"hmm, hei Haru.!" Panggilku kepada haru yang berjalan pergi
"hmm kenapa sih? Ayolah perasaanku sudah tidak terlalu enak ini" jawab Haru dengan nada terburu-buru seperti ingin langsung pergi dari jalan ini.
Sepintas Haru memang terlihat serius ketakutan tapi,
"oi perfect ikemen, kau pikir sudah berapa lama aku mengenalmu, tidak pernah ku ingat kau takut akan hal beginian. Belum lagi orang yang pernah mematahkan tangan 5 orang pencopet sendirian mengatakan merinding kepada pencopet, jangan membuatku tertawa Kudzu ikemen Haru" kataku kepada Haru yang sangat jelas bohongnya sambil rada mengejek.
"dari dulu sudah kuduga, kau ini memang memiliki pemikiran yang sangat tajam ya Rei. Kadang-kadang" balas Haru membalasku "Oii, kadang-kadang darimana kau mengejekku ya kudzu Haru" balasku kembali kepadanya dengan mengejeknya.
"sudahlah jangan pura-pura bodoh. Harusnya kau bisa menjelaskannya kan. Haru.. monster yang disebut drag dan organisasi itu sebenarnya apa?" tanyaku tanpa basa-basi kepada Haru, kesimpulan yang kudapatkan mengenai Haru saat ini, Haru sebenarnya mengetahui hal itu dan disaat yang bersamaan kurasa dia terhubung dengan organisasi itu tidak secara langsung yang membuatnya memiliki informasi objektif yang kubutuhkan tidak secara sepihak.
"ternyata benar, kau ini luar biasa Rei. Memang benar, aku mengetahui mengenai drag dan organisasi yang kau maksudkan dan disaat bersamaan aku juga bukanlah anggota organisasi itu, setidaknya sekarang bukan lagi."jawab Haru kepadaku dengan nada yang serius.
Saat ini, untuk pertama kalinya semenjak kami berteman, aku akhirnya melihat sifat asli dari Haru meski ada sedikit kekecewaan, tapi aku lebih menyukai Haru yang saat ini. Karena inilah Haru yang sebenarnya. Sejujurnya aku sangat terkejut tak kusangka Haru terlibat dalam semua ini dan lagi itu berarti selama ini Haru berbohong padaku. Semua perasaan terkejut itu tidak keluar dalam bentuk ekspresi, aku tetap menjaga ketenanganku. Meski kemungkinan Haru menipuku, tidak berarti semua yang dikatakannya kepadaku dan semua yang kami alami itu bohong.
"haruskah aku menjelaskan semua yang ingin kau ketahui, Rei?" Tanya Haru kepadaku seolah-olah dia sudah tau aku akan bertindak bagaimana jika mengetahui identitasnya yang dirahasiakannya itu.
"apakah ini akan menjadi cerita yang panjang? Kuzu Haru" tanyaku kembali kepada Haru dengan masih mengejeknya. Aku tidak terlalu peduli dia mungkin musuh atau bukan, tapi Haru adalah Haru, dia akan tetap kuejek meski dia nantinya bukan lagi temanku. Siapa suruh menjadi seorang ikemen, membuat jengkel saja.
"kau ini, tetap tidak mau berhenti mengataiku itu ya. Tapi.. ya kurasa ini akan menjadi cerita yang cukup panjang. Bagaimana? Mau mendengarnya" Tanya Haru kembali kepadaku memastikannya.
"kalau begitu ayo lanjut kerumahku saja, jadi aku bisa mendengarnya sambil minum sesuatu dan ngemil" kataku kepada Haru sambil berjalan melewati Haru.
"kau ini benar-benar ya, tak perlu bilang harus sambil ngemil kan. Kesannya mengejek tahu" dengan ekspresi terkejut sesaat, Haru langsung mengikutiku dan membalas perkataanku.
Senyum kecil muncul di wajah Haru seakan-akan lega, dan langsung berjalan mengikuti Rei sambil bercanda seperti biasanya. Sesosok bayangan mengintai dari gelapnya gang yang mereka lalui, terlihat seorang dengan kerudung dengan wajah tak terlihat seperti sedang melaporkan sesuatu.
"Aku menemukannya sir, Kusanagi Haru. Menunggu perintah untuk membawanya kembali" ucap sosok misterius didalam gelapnya gang
"tunggu sampai dia seorang diri" respon dari suara tak dikenal
"baik sir, laksanakan" sosok misterius itu menghilang didalam gelapnya gang setelah mendengar respon dari sosok suara tak dikenal seperti dari alat komunikasinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Weakest Strongest
FantasyDunia menyimpan banyak rahasia, Pertemuan Rei yang seorang mahasiswa biasa dengan seorang yang misterius merubah jalan hidupnya. Reinhart seorang yang malas melibatkan diri terhadap hal-hal merepotkan tetapi selalu tanpa sengaja terseret dalam hal-h...