Chapter 4

12 2 0
                                    

"kurang lebih aku telah mengetahui garis besarnya mengenai organisasi itu yang sebenarnya sebagian besar sistemnya mungkin lebih seperti ke academy, lalu mahkluk yang disebut drag itu sebenarnya apa?"Rei yang seperti biasa masih tetap bisa menjaga ketenangannya, tetap melanjutkan pertanyaanya yang dipenuhi rasa penasaran.

Aku sama sekali tidak ingin melibatkan Rei dalam semua ini dan akan kupastikan dia tidak terlibat. Aku sama sekali tidak tahu mengapa Rei bisa mengetahui tentang organisasi dan drag, akan tetapi sejauh yang kutahu, Rei hanyalah warga sipil biasa belum lagi tak bisa menggunakan Ki. Tapi semua perasaan itu tidak bisa kuucapkan.

"Drag merupakan mahkluk dari dunia lain," itulah jawaban singkat yang kuberikan kepada Rei, melanjutkan penjelasanku. Meski aku tidak mengetahui bagaimana Rei bisa tahu mengenai organisasi dan drag, tetapi jika Rei adalah Rei yang kukenal dipaksa tidak terlibat pun pasti akan melibatkan diri jika dia merasa harus, orang seperti itulah dia.

"lalu dunia lain yang kau maksud itu? setidaknya aku tahu mengenai asal usul Drag yang masih belum jelas, tapi aku baru dengar soal dunia lain yang kau maksudkan ini. Haru beritahukan detailnya kepadaku" Rei tetap melontarkan pertanyaannya kepadaku menuntut penjelasan detail dengan nada yang serius.

Aku penasaran mengenai bagaimana dia tahu bahwa organisasi pun belum memiliki informasi pasti tentang bagaimana Drag ada, tetapi sekai lagi semua perasaan penasaran itu tidak keluar dan aku masih hanya diam saja bersiap-siap melanjutkan pertanyaan Rei.

"sebenarnya.."aku mulai ragu melanjutkan penjelasanku, sebenarnya ini sudah tidak ada hubungannya dengan pemikiranku yang sebelumnya. Hanya saja, apa yang akan kukatakan ini kemungkinan akan menjadi hal yang bisa membuat Rei lompat kegirangan, mengingat dia adalah seorang otaku anime.

"oi, kuzu ikemen, mungkinkah (masaka) dunia lain yang kau maksud itu.." Rei memotong pikiranku dengan perkataannya yang penuh rasa penasaran. Tapi seperti yang kuduga dari Rei, kurasa melihat ekspresiku saja sudah dapat membuatnya mengambil kesimpulan mengenai apa yang akan kukatakan.

"Isekai, dunia fantasy dan sejenisnya. Iya seperti yang kau sudah duga kok,-"sambungku melanjutkan perkataan Rei yang belum selesai.

"WOW,kalau begitu,-"

"tapi itu masih belum pasti, seperti yang kau tahu asal-usul Drag masih belum diketahui, kami juga belum pernah sekalipun masuk ke dunia fantasy yang kumaksud itu" aku memotong pernyataan gembira Rei dengan nada serius. Rei yang awalnya berdiri dan terlihat senang itu mulai kembali ke posisi duduk awalnya dan mencoba untuk mendengarkanku.

"lalu, kalau begitu bagaimana kau tahu kalau dunia lain tempat Drag berasal itu adalah isekai atau dunia fantasy seperti di manga atau anime?" Rei melontarkan pertanyaan dengan wajah seriusnya yang sangat jarang dia munculkan, wajah seriusnya bahkan melibihi wajah seriusnya saat aku menjelaskan semua hal-hal sebelum ini.

Sungguh anak ini, kalau soal yang ada hubungannya dengan anime saja, baru dia mau serius. Aku tersenyum kecil melihat keseriusan Rei, sejujurnya aku sudah tahu pasti akan begini, karena inilah Rei yang kukenal. Justru aku senang, kemungkinan dia akan terlibat dengan hal-hal yang menyangkut nyawanya karena aku, tapi jangankan menyalahkanku, dia masih bertingkah seperti biasa seakan-akan dia memang sudah siap akan hal ini.

"ya.. sebenarnya itu karena,-" belum melanjutkan penjelasanku, sebuah kertas mantra jatuh di antara kami.

"hmm, kertas ini?" Rei membuat wajah penasaran akan kertas itu

Aku yang terkejut kemudian melompat mundur beberapa langkah, syukurnya kamar Rei luas. Satu-satunya kesalahan yang kubuat, aku lupa mengingatkan Rei untuk menjauh. Aku selalu dilatih untuk melakukan semua pekerjaanku sendiri, hal ini merupakan landasan mengapa aku selalu lupa mengingatkan orang-orang disekitarku akan bahaya yang kuketahui lebih dulu.

Aku selalu bertindak sendiri, tetapi saat ini semua terasa lambat. Hal yang kucoba lakukan sekarang yaitu kembali ke arah kertas mantra itu dan mengekang mantranya dengan Ki ku, tetapi akankah akan sempat, jika tidak aku masih bisa melindungi diriku dengan Ki tetapi Rei akan hancur.

Kertas mantra itu, merupakan kertas mantra ledakan skala kecil, tetapi meski skala kecil ledakannya masih setara sebuah granat yang dapat menghancurkan tubuh seorang manusia biasa berkeping-keping.

Aku mengarahkan pandanganku ke arah kertas mantra itu, aku tidak punya waktu untuk ragu. Aku harus setidaknya menyelamatkan teman baikku. Tetapi yang kulihat saat aku mengarahkan pandanganku ialah, Rei sudah berada jauh di sudut ruangan, dia sudah mundur cukup jauh dari jangkauan ledakan mantra itu. bukan hanya itu, dia bahkan sudah memegang gunting di tangannya, seperti bersiap menusuk orang asing yang mungkin tiba-tiba muncul. Hal yang membuatku penasaran, sebenarnya darimana gunting itu berasal,

sebaiknya tidak usah kupikir lanjut, lagipula ini Rei yang kubahas.

Cahaya putih sangat terang keluarga dari kertas mantra itu, sepertinya kertas mantra ledakan itu telah dilakukan manipulasi Ki sehingga bukan ledakan normal yang keluar melainkan ledakan cahaya seperti flashbank grenade, karena silaunya baik aku maupun Rei mulai melindungi mata kami dengan tangan kami hingga cahaya itu mulai redup.

Sesaat setelah cahaya mulai meredup, aku melihat sosok bayangan siluet dari cahaya awalnya aku berpikir apakah mungkin itu Rei, tetapi sepertinya bukan. Karena cahaya yang sangat terang itu, penglihatanku masih redup aku masih menunggu keadaan mataku normal untuk melihat dengan jelas sosok bayangan siluet dari arah sumber ledakan itu.

"kau..!?" kalimat pertama yang kukeluarkan setelah keadaan mataku normal dan dapat melihat dengan jelas sosok bayangan siluet dari arah sumber ledakan cahaya tersebut.


The Weakest StrongestTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang