34. Murkanya Dhirga (1)

104K 7.1K 173
                                    

Alexa tidak menjabat kembali tangan Jacky. Gadis itu bingung, entah dari mana cowok di hadapannya saat ini bisa tahu siapa nama Alexa. Jacky hanya tersenyum lagi sambil menurunkan kembali tangannya.

"Ternyata lo cantik. Nggak buruk juga sih selera Dhirga."

Alexa makin dibuat bingung olehnya. Mengapa Jacky tiba-tiba berkata demikian dan menyebut nama Dhirga.

Dia kenal Dhirga? Batin Alexa curiga.

"Gue suka cewek kayak lo, jutek tapi menghanyutkan. Sayangnya ..." Jacky menjeda ucapannya yang semakin membuat Alexa bingung dan penasaran, "lo pacaran sama monster."

Kening Alexa berkerut seketika. Monster? Siapakah yang dimaksud dengan monster oleh Jacky? Apakah Dhirga? Alexa benar-benar tidak mengerti.

"Dhirga Alpha Pratama, si monster berdarah dingin. Itu sih julukan gue buat dia."

"Gak usah sok asik lo." Alexa berujar dengan nada jutek.

"Santai dong. Masa Dhirga udah galak gitu, ceweknya ikutan galak, sih."

"Apa urusannya sama lo? Gak usah sok kenal sama gue."

Jacky ingin sekali tertawa di sana, tapi ia memilih untuk tersenyum kecut. "Segitu cintanya lo sama Dhirga sampe ada cowok lain ngajak lo bicara aja lo ngejaga jarak."

Alexa memilih untuk diam, tidak ingin mengubris perkataan Jacky. Kakinya melangkah keluar gerbang saat teman-temannya sudah dijemput oleh kendaraan masing-masing.

"Gue kasih tahu, deh. Dhirga itu ..."

Alexa menoleh ke belakang dengan galak. "Berhenti ngomong seolah-olah lo kenal banget sama Dhirga. Gue tahu lo bukan temannya."

"Dih, gue kan mau ngomong kalo Dhirga itu sebenarnya ganteng. Lagi dapet ya lo? Sensi mulu dari tadi sama gue."

Alexa menoleh ke depan lagi dengan cepat. Perasaannya tidak enak, ia tidak nyaman berada di samping Jacky dalam waktu yang cukup lama. Alexa memilih untuk berjalan sedikit ke ujung sambil menunggu angkutan kota lewat. Jacky terus mengikuti Alexa, bahkan kini menyentuh bahunya.

"Bisa gak jangan pegang gue?"

"Why? Hei, please ... I just touch your shoulder. Not your hand."

"Gue gak suka orang yang gak gue kenal sentuh-sentuh gue. Meskipun cuma di bahu."

Jacky tertawa kecil. "Lo kalo galak imut, ya?"

Alexa malah tersenyum sinis. "Jadi gini cara lo ngedeketin cewek? Basi tahu gak, gak laku sama gue."

"Yang laku sama lo apa? Yang kayak Dhirga? Dinginnya melebihi kutub utara itu? Halah. Cowok kayak gitu gak bakalan bisa bahagiain lo. Lo juga lama-lama bakalan penat sendiri punya cowok sediam dia."

"Dia punya caranya sendiri untuk ngebahagiain orang lain. Dan caranya adalah apa yang gak lo lihat dari dirinya. Dan gue yakin sekarang, kalo lo beda jauh sama Dhirga."

Rahang Jacky mengeras, ia tidak suka dengan cara bicara gadis itu. Seolah-olah selalu terlihat ialah orang jahatnya. Dan memang benar---ialah biang dari semuanya.

DHIRGA [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang