"Apakah hatimu memang dingin di semua keadaan?"
***
Cewek manis setinggi 162cm itu diam-diam melangkahkan kakinya ke luar kelas saat guru mereka sedang membereskan buku bersiap-siap untuk keluar kelas. Namun, mata elang yang dimiliki guru itu sungguh mengesalkan karena dapat melihat cewek berambut panjang itu mengendap-endap keluar.
"ALEXA ADELIA TANUWIJAYA!"
Terdengar suara teriakan keras di koridor bagian kelas 11-IPA, yang diteriak hanya berlari menghampiri ketiga cewek yang berbeda kelas dengannya.
"Buruan ke kantin, si nek kempot lagi ngamuk!" seru Alexa buru-buru menuruni anak tangga, bermaksud untuk menghindari guru tersebut.
"Eh, eh! Itu bu Ririn panggil, lo!" Seru salah satu teman Alexa yang berasal dari kelas 11-IPA 2.
Tanpa menoleh ke belakang, Alexa terus menuruni anak tangga hingga ke dasarnya. "Biarin aja, dia mau nagih PR Seni Budaya gue!" Jelas cewek itu sedikit berteriak.
Karena Alexa sudah berada di lantai dasar, mau tak mau ketiga temannya itu mengikuti Alexa dengan cepat. Langkah kaki membawa keempat cewek itu menuju kantin dan duduk di salah satu bangku yang ada di sana. Lantunan musik The Chainsmokers-Paris menggema di seluruh kantin SMA Angkasa. Ya, tempat bersantai-santainya siswa di sekolah itu, tempat kegilaan mereka, tempat favorit mereka. Ya, bisa dikatakan kantin adalah Surga kecilnya pelajar SMA Angkasa yang tiada duanya.
"Cha, tolong pesenin gue jus jeruk satu sama risol panas 2," kata Alexa ke Icha yang diiyakan oleh orang itu. Elisha pergi menemani Icha membeli pesanan mereka.
"Lo nggak ngerjain tugas Bu Ririn? Gila!" tukas Jeni tak percaya.
Alexa hanya tersenyum tipis menanggapi pertanyaan cewek yang belum lama berteman dengannya. "Gue males banget ngerjain tugas dari, tuh, guru. Buat-buat not balok nggak jelas gitu, dikira gue pianis apa?" Sahut Alexa dengan wajah yang sedikit kesal.
Jeni hanya menggeleng pelan dengan sifat tidak mau tahunya Alexa terhadap pelajaran. Tapi itulah anak remaja zaman sekarang, wajar-wajar saja kalau mereka malas mengerjakan tugas sekolah, karena sejujurnya kesenangan adalah yang utama bagi mereka. Pusing memikirkan jawaban tugas, bukanlah hobi pelajar zaman sekarang. Bukannya tidak mau mengerjakan tugas juga, tapi guru juga harus mengerti muridnya sendiri dengan tidak memberikan tugas yang berlebihan karena itu hanya akan mengurangi waktu istirahat para pelajar di rumah. Siapa juga yang tidak sumpek dengan tugas berjibun?
Icha dan Elisha kembali dengan membawa empat gelas jus jeruk dingin ditambah sepuluh buah risol di satu piring. Setelah pesanan mereka terletak sempurna di atas meja, keempat cewek itu langsung meminum jus jeruk hingga menyisakan setengah gelas.
"Segernya nih kerongkongan," celetuk Elisha.
"Nikmatnya," sambung Icha.
"Alhamdulillah." Timpal Jeni lalu menyantap risol yang ada di depannya tanpa ragu-ragu.
Mata Alexa terkunci pada sosok cowok yang sedang berjalan bersama kedua sahabatnya menuju ke meja seberang mereka. Ia melihat kedua teman cowok itu tengah asik bersenda gurau, sedangkan cowok itu sendiri hanya diam tenang sambil meminum susu kedelai kaleng melalui sedotan. Pandangan cewek itu kini terganggu saat temannya menjitak kepalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DHIRGA [TELAH TERBIT]
Fiksi Remaja[Telah Diterbitkan Oleh GRASINDO. Tersedia di toko buku GRAMEDIA seluruh Indonesia. Beberapa Part Telah Dihapus] Dibaca 5,6 juta kali [31 Desember 2018] 一 Sang Berlian SMA Angkasa. Sekiranya itulah julukan untuk si Ketua OSIS SMA Angkasa yang selalu...