"Di mana Alexa?!"
Cowok setinggi 185cm itu kini bertanya dengan nada super dinginnya. Di balik wajah tegasnya,terselip rasa kekhawatiran akan kekasihnya. Ia hanya mampu berharap gadis itu baik-baik saja sebelum ia pergi menyelamatkannya.
"Alexa? Lo tanya cewek lo ke gue? Gak salah?" Jacky berujar yang semakin membuat Dhirga marah.
"Gak usah bacot, bastard." Tegas Dhirga.
"Gue emang gak tahu! Jadi lo nuduh gue?!"
"Iya," sahut Dhirga tanpa ragu sedikitpun. "Gue gak bisa lo bodohin. Karena semua omongan yang keluar dari mulut lo itu cuma bullshit."
"Gue tanya sekali lagi," lanjut Dhirga mengeluarkan kedua tangannya dari saku celana, "di mana Alexa?!"
"Gue gak tahu!"
Bugh!
Satu pukulan dadakan mendarat tepat di wajah Jacky hingga cowok itu terjatuh di aspal.
"DI MANA ALEXA!" Bentak Dhirga.
"Gue gak akan kasih tahu!"
Duagh!
Tendangan keras dari Dhirga mengenai perut Jacky. Kedua geng itu sudah berwaspada untuk saling menghajar satu sama lain jika Dhirga dan Jacky sudah bertindak kelewatan.
"Alexa milik gue, bukan milik lo. Dan dia gak ada hubungannya sama sekali dengan masalah kita!"
Jacky bangkit berdiri, mengusap darah di sudut bibirnya. "Emang kenapa kalo dia milik lo? Gak ada yang ngelarang kan kalo gue ngambil milik orang lain?"
"Woi, ular. Lo mau gue bonyokin di sini? Kasih tahu di mana Alexa sebelum tulang kalian retak di tangan Fatal." Ucapan Tommy membuat Jacky dan teman-temannya bergidik ngeri.
Pasalnya geng Tiger selalu kalah di tangan geng Fatal karena ada Tommy yang selalu menyerang tanpa pandang bulu. Dan kini, tentu saja Jacky tidak ingin kalah lagi dari geng Fatal. Buru-buru Jacky masuk ke dalam mobilnya bersama kawan-kawannya dan melajukan mobil itu dengan cepat.
Dan anehnya, Dhirga tidak menahan kepergian mereka sama sekali. Otaknya terus berpikir di mana kemungkinan Alexa berada saat ini. Tidak ada waktu lagi, Dhirga harus cepat menolong Alexa.
Dhirga berbalik badan, melangkah mendekati Tommy. "Di mana markas kedua geng Tiger?"
Sebelah alis Tommy terangkat mendengar pertanyaan itu. Bukan bingung tapi terkejut. "Dari mana lo tahu Tiger ada dua markas?"
"Kemungkinan pertama, kita pasti bakalan cari Alexa ke markas mereka. Kemungkinan kedua, kita bakalan nyari ke tempat tongkrongan mereka selain di markas. Kalo di kedua tempat itu mereka gak ada, berarti mereka punya markas kedua, yaitu markas rahasia."
Bara datang mendekat, memberitahu sesuatu yang ditunggu sedari tadi oleh Dhirga. "Gue tahu di mana markas kedua mereka. Dan jalan tol ini hanya pancingan supaya kita telat nolongin cewek lo."
Dhirga mengepal kedua tangannya kuat. Baru kali ini Dhirga merasa semarah ini karena miliknya direbut layaknya mainan.
***
"Gue gak tahu sebagus apa lo sampe jadi sanderanya sepupu gue."
Seorang cowok tengah duduk berhadapan dengan Alexa yang sedang diikat di salah satu kursi kayu dengan penerangan yang sangat minim. Di ruangan gelap itu hanya ada mereka berdua dengan suara yang menggema saat siapapun mengeluarkan suara. Rasa lapar, haus, juga pusing menyerang Alexa.
KAMU SEDANG MEMBACA
DHIRGA [TELAH TERBIT]
Teen Fiction[Telah Diterbitkan Oleh GRASINDO. Tersedia di toko buku GRAMEDIA seluruh Indonesia. Beberapa Part Telah Dihapus] Dibaca 5,6 juta kali [31 Desember 2018] 一 Sang Berlian SMA Angkasa. Sekiranya itulah julukan untuk si Ketua OSIS SMA Angkasa yang selalu...