NB: Beberapa Part akan dihapus pada tanggal 31 Desember akhir tahun ini untuk kepentingan Penerbitan. Yang belum baca selesai ataupun yang baru aja mulai baca, disarankan untuk boleh baca cepat sebelum terkejut ada beberapa part yang akan hilang. Jangan lupa juga tinggalin jejak tercinta kalian 💕
***
TAP! TAP! TAP!
Suara langkah kaki berderap terdengar di koridor kelas 11. Hampir pukul 08.00 pagi, cewek berambut panjang terus berlari menuju kelasnya hingga saat di belokan koridor, tak sengaja ia bertubrukan keras dengan seseorang.
BRUGH!
Percaya atau tidak, orang yang ditubruk hingga punggung belakangnya menghantam dinding dengan keras, kini menatap cewek itu tajam. Sangat tajam setajam silet.
"BANGSAT!" bentak seorang cowok blasteran Indonesia-Inggris. "LARI JUGA BUTUH MATA BUKAN KAKI DOANG, GOBLOK!"
Terkejut dengan bentakan kasar cowok di hadapannya. Cewek yang bernama Alexa Adelia Tanuwijaya itu mendongak menatap cowok yang lebih tinggi 23cm darinya. Tanpa disadari, sebuah keringat jatuh di pelipisnya.
"Sorry, gue nggak tahu kalau lo juga mau belok. Gue nggak sengaja sumpah, soalnya gue lagi telat," ucap cewek itu dengan cepat.
"Bodo amat," ucap cowok setinggi 185cm tersebut lalu beranjak pergi meninggalkan gadis yang kini terdiam. Usut punya usut, nama cowok itu adalah Dhirga Alpha Pratama. Si Ketua Kelas 11-IPA 1 plus Ketua OSIS SMA Angkasa yang dinobatkan sebagai siswa terbaik di sekolah itu. Julukannya adalah sang Berlian SMA Angkasa.
Saat jam istirahat, Alexa pergi ke kantor untuk diinterogasi oleh guru BP karena ia terlambat. Cewek itu sebenarnya sudah sangat bosan mendengar ceramah dari guru yang terkenal galak seantero sekolah, bahkan kegalakannya melebihi galaknya Kepala Sekolah mereka. Bisa dibayangkan bukan? Seberapa galaknya guru yang menjabat sebagai guru BP tersebut?
"Telat lagi ... telat lagi. Kamu itu cewek, Alexa! Jelek sekali kalau seorang cewek terlambat datang ke sekolah!"
"Maaf, Bu."
"Maaf ... maaf. Ini sudah kesekian kalinya kamu telat! Kalau memang sudah tahu mau terlambat, seharusnya kamu lebih awal berangkat. Bukannya malah berangkat kesiangan terus beralasan kejebak macet."
Alexa tertunduk diam, namun dalam hatinya mengomel.
"Kamu pikir ini sekolah punya keluarga kamu?! Sesuka hati kamu telat! Sekali lagi saya tahu kamu telat, nggak saya kasih kamu masuk kelas." Guru itu menatap kesal murid di hadapannya. "Paham kamu?!"
"Paham, Bu."
Selesai di ceramahi, Alexa keluar dari ruangan dan dipanggil oleh seorang guru wanita yang mengajar pelajaran Biologi. Guru itu menyuruh Alexa untuk memberikan sebuah buku paket Biologi ke pemiliknya. Alexa langsung sedikit kesal ketika melihat milik siapa buku itu. Masalahnya adalah mengapa dari sekian banyaknya murid yang ada di sekolah itu, harus Alexa yang memberikan buku tersebut ke Dhirga?
"Bu, nggak mau suruh yang lain aja?" tanya Alexa ragu-ragu. Bukannya tidak mau memberikan buku itu kepada cowok sangar yang ditabraknya tadi. Tapi ia terlalu takut untuk menatap sorot mata tajam cowok itu---belum lagi ucapan-ucapan pedas yang akan keluar dari mulutnya. Bruuuuhhh. Orang seperti itu memang tidak boleh terlalu didekati kalau tidak ingin kesal sendiri atau mungkin bisa-bisa saja malah celaka.
"Tolong lah, nak. Kan, Dhirga sekelas dengan kamu juga." Mohon guru itu. Mau tidak mau Alexa melakukannya juga.
Saat ia hendak kembali ke kelas, tampak punggung seorang cowok yang diyakini adalah Dhirga. Buru-buru cewek itu mengejar dan menarik lengan cowok itu hingga berbalik ke belakang namun dengan cepat juga tangan Alexa ditepis dengan kasar.
"Jangan sembarangan sentuh!" sentak cowok itu membuat Alexa terkejut untuk kesekian kalinya tiap berhadapan dengannya.
"Gue cuma mau ngasih buku biologi lo ... nih," ujar cewek itu dengan berani menatap mata Dhirga seraya memberikan buku itu.
Buku tersebut diterima si pemilik yang sekarang sudah berjalan kembali bersama kedua sahabatnya. Entah apa yang membuat Dhirga bisa sedingin itu, dan tak segan-segan kasar terhadap wanita. Tidak ada yang tahu.
"Nggak usah sok galak lo sama cewek! Ketos aja belagu!" Alexa mengatakannya dengan suara lantang. Yakinlah, Dhirga dan kedua temannya dapat mendengar jelas suara Alexa. Termasuk para murid yang berlalu lalang di koridor.
"Lo kira gue takut sama cowok kayak lo?! Mustahil! Lo denger tuh omongan gue!"
Mendengar perkataan cewek itu, Dhirga menghentikan langkahnya dan berbalik ke belakang. Menatap cewek itu yang kini tengah berkacak pinggang sambil mengejek. Ia yakin, kebenciannya pada Alexa semakin tumbuh dan berakar kuat.
Kalau lo bukan cewek, sekarang udah habis lo di tangan gue. Batin Dhirga berusaha menahan amarahnya.
-D H I R G A-
A teenfiction by Natalia Tan
Prolog, yeayy! Semoga kalian suka.
Jangan lupa vomment!
Beberapa cerita genre remaja aku. Yuk dibaca :)
See you!
KAMU SEDANG MEMBACA
DHIRGA [TELAH TERBIT]
Teen Fiction[Telah Diterbitkan Oleh GRASINDO. Tersedia di toko buku GRAMEDIA seluruh Indonesia. Beberapa Part Telah Dihapus] Dibaca 5,6 juta kali [31 Desember 2018] 一 Sang Berlian SMA Angkasa. Sekiranya itulah julukan untuk si Ketua OSIS SMA Angkasa yang selalu...