"Selamat, lo udah berhasil buat gue merasa bersalah sama cewek selain Ibu gue."
-Dhirga Alpha Pratama-Sudah dua hari Alexa mendiamkan Dhirga. Dhirga tahu ucapannya waktu di parkiran sudah kelewatan. Tetapi, ucapan kasar seperti itu sudah biasa ia ucapkan pada siapapun, termasuk Alexa. Dan kali ini, entah mengapa Dhirga merasa bersalah untuk kali pertama dalam hidupnya telah berucap kasar pada seseorang.
Batin Dhirga tersiksa, ingin sekali ia mengucapkan kata maaf pada gadis yang sudah ia buat nangis. Dan ini juga kali pertama Dhirga merasa takut karena tidak dimaafkan.
"Alexa." panggil Dhirga saat gadis yang ia panggil namanya tengah berjalan bersama teman-temannya di koridor kelas 11.
Alexa hanya menoleh ke belakang kemudian berjalan cepat meninggalkan teman-temannya untuk menghindari cowok itu.. Dhirga mengejar. "Alexa, berhenti dulu."
"Alexa." Tangan Alexa dicekal Dhirga, membuat gadis itu menepis kasar tangan itu.
"Apa? Lo mau jelasin apa lagi?! Udah cukup, Ga. Yang lo omongin waktu itu udah cukup jelas di telinga gue."
"Maaf. Gue cuma kebawa emosi."
"Yang kebawa emosi itu yang bener omongannya."
Dhirga frustrasi. Mengapa Alexa begitu keras kepala. Sumpah. Baru-baru inilah Dhirga stres menghadapi yang namanya wanita.
"Xa. Dengerin gue dulu. Gue mau ngomong."
"Nggak perlu. Lo nggak seharusnya ngomong sama peganggu kayak gue. Gue cuma bikin hidup lo ribet."
"Kalau lo peganggu buat gue, buat apa gue ngejar lo sekarang?"
Banyak pasang mata yang melihat keduanya, termasuk Martha.
"Mungkin karena lo merasa bersalah sama gue," ucap Alexa benar.
"Iya, bener. Karena ini pertama kalinya gue merasa bersalah sama orang yang pernah gue benci. Dan orangnya itu, lo."
Alexa cukup tertegun. Tatapan mata Dhirga bukanlah suatu kebohongan. Cowok itu benar-benar tulus adanya.
"Gue bakal urus hidup gue sendiri, begitu juga dengan lo. Sadar, Ga. Lo pernah bilang kalau lo benci sama gue. Di kantin, kalau lo lupa. Dan kata benci lo itu udah jadi tanda perang di antara kita. Kita musuhan bukan temenan."
"Gue udah patahin kata benci itu buat lo kalau lo perlu tau."
"Udah, Ga. Kita nggak perlu ngomong apapun lagi."
Redo dan Luis berlari menyusul kedua manusia yang tengah berdebat itu. Di ujung sana, Martha tengah menatap tajam ke arah keduanya. Tatapan tak suka dari seorang Martha.
"Xa, jangan buat gue frustrasi gini, dong. Lo nggak tahu apa yang gue rasain selama dua hari ini saat lo cuekin gue." Jelas Dhirga.
"Gue tahu lo ngerasa bersalah sama gue. Gue udah maafin lo tapi sorry, Ga. Kita emang nggak bisa temenan. Karena lo sendiri yang buat semuanya jadi gini. Nggak seharusnya juga gue merasa nyaman di dekat lo."
Alexa berlalu dari tempat itu, meninggalkan Dhirga berdiri terdiam di sana. Martha mengejar Alexa kemudian membalikkan bahu cewek itu dengan kasar.
KAMU SEDANG MEMBACA
DHIRGA [TELAH TERBIT]
Teen Fiction[Telah Diterbitkan Oleh GRASINDO. Tersedia di toko buku GRAMEDIA seluruh Indonesia. Beberapa Part Telah Dihapus] Dibaca 5,6 juta kali [31 Desember 2018] 一 Sang Berlian SMA Angkasa. Sekiranya itulah julukan untuk si Ketua OSIS SMA Angkasa yang selalu...