"Heh tong kosong," panggil Daniel.
"Nama gua Seongwoo anjing."
"Seongwoo anjing?"
"Muka lo anjing." Wajah Daniel langsung diraup oleh Seongwoo dengan tangannya.
"ONG TANGAN LO KOK BAU? ABIS NGAPAIN?"
"Tadi gua cebok terus lupa cuci. Rasain noh aroma tai gua. HAHAHAHA."
Nayeon dan Jisoo yang lagi menikmati bekal dijam istirahat langsung neriakin Seongwoo. Sampai Jisoo memlilih ngelempar sepatunya ke Seongwoo.
Dan tepat sasaran!
"Kampret, Jis. Sakit nih kuping gua," ringis Seongwoo sambil ngelus kupingnya.
"Siapa suruh lo ngomong gitu? Gak liat gue sama Nayeon lagi makan haa??"
"Yaelah mana gua tau. Gua gak liat kalian tadi."
"Halah ngeles mulu lo kaya bajaj," sahut Nayeon.
"Daniel tuh."
"Lah kenapa gua?" tanya Daniel yang baru selesai ketawain Seongwoo.
"Lo duluan tadi yang mulai."
Dan terjadilah perdebatan unfaedah antara Seongwoo dan Daniel. Nayeon dan Jisoo gelengin kepala liatnya. Capek juga kalau ikut meladeni dan nimbrung.
Tok tok tok
Seongwoo dan Daniel menghentikan perdebatan unfaedah itu dan menoleh ke pintu kelas. "Bu Irene?"
"HALO BU IRENEEE," sapa Jisoo dan Nayeon yang duduk paling depan kompak.
"Eh halooo, Jis, Nay."
"BU IRENE SAPA KAMI JUGA DONG." Joy, Jennie serta Sana yang duduk dibelakang nggak mau kalah.
"Dih dasar kampungan lo betiga," cibir Daniel. Untung aja Joy, Jennie, sama Sana nggak denger.
"Halo juga, Joy, Jennie, Sana. Hm kamu Daniel bukan?" tanya Irene ke Daniel yang duduk dikursi guru.
Daniel berdiri, "Eh iya, Bu. Saya Daniel. Paling kece disini."
"HALAH KECE MUKA LO TAI."
Teriakan itu berasal dari squadnya Daniel beranggotakan Joy, Jennie, Sana, Hanbin, dan Ten yang lagi nyalin tugas Matematika punya Jisoo di pojokan, plus Seongwoo yang duduk dimeja guru.
Daniel berjalan ke Irene atas suruhan cewek itu dengan gaya songong sambil ngelirik Seongwoo yang malah biasa aja. Padahal hatinya lagi ketar ketir.
Kenapa gak gua aja yang dipanggil? Kok mesti si kuda lumping bermata kucing? batin Seongwoo.
"DUH ADA YANG POTEK."
"MUKA ONG SEREM JIR."
"WADAW SIAGA 3."
"BU IRENE, ONG NGEPALIN TANGANNYA."
"NYEL HATI-HATI PULANG SEKOLAH DIJAGA ONG DEPAN GERBANG."
Irene dan Daniel nggak nanggepin sorakan kelima orang yang nyalin tugas dipojokan karena mereka lagi serius bicara.
Seongwoo juga hanya mendengarkan ocehan nggak jelas itu. Sepertinya anak kelas tau kalau dia lagi pengen dekatin Irene. Dan untung banget Bobby dan Yuta lagi nggak ada dikelas sekarang.
"Wah ada apaan nih kok sepi??"
Yuta menoyor Bobby, "Rame goblok. Noh, Bu Irene ngobrol sama Daniel. Terus lo liat dah mukanya Ong."
Baru aja Seongwoo ingin bernapas lega, dua orang bermulut paling laknat datang. Beberapa menit setelahnya, suara tawa Bobby terdengar sangat jelas.
"WHAHAHAHAHAHA."
Tawa Bobby menggema.
"ADUH SAKIT."
Sebuah sendok telah menimpuk kepala Bobby, "Siapa yang lempar woy??"
"Gua yang lempar. Napa? Mau bales lo?"
"Eh, Bebeb Jisoo. Hehe gak, Beb."
"Bab beb bab beb. Benerin dulu noh muka lo baru bebeb-bebeban."
Anak kelas yang ada disana malah ketawa. Seongwoo paling kencang, dia senang karena bisa ngebalas Bobby. Sampai dia lupa kalau ada Irene dan lagi dilihatin sama cewek itu.
"Heh lo ngapa?" tanya Daniel.
"Loh? Kok disini, Niel?"
"Ya udah selesai lah."
"Terus, Bu Irene?" tanya Seongwoo pelan.
Daniel menunjuk ke Irene yang masih setia berdiri diposisinya tadi. Bobby dan Yuta yang melihat itu menahan tawa mereka.
Seongwoo membenarkan posisinya dan tersenyum kaku ke Irene.
"Seongwoo, coba deh kurang-kurangin. Kamu gak malu sama umur?"
Setelah mengucapkan itu Irene pergi dan seluruh anak kelas yang ada disana mengeluarkan tawa mereka untuk Seongwoo.
"CIA DI TEGUR TUH."
"KATANYA, KURANG-KURANGIN YA SEONGWOO."
"ADUH DIA MANGGIL SEONGWOO PULA. SANGAT LANGKA."
"EAAAA ONG BAPER NIH GENGS."
Rasanya Seongwoo pengen banget melenyapkan dan membawa dua orang bermulut laknat itu ke segitiga bermuda dan nyemplungin mereka disana.
Tapi dia urungkan niatnya karena biaya pergi kesana gak murah alias berjeti jeti.
ーー
hehe makasih yang kasi saran kemaren❤❤
btw gengs liat deh
iBU IRENE KANIA GA INGET SAMA UMUR FAK:')
KAMU SEDANG MEMBACA
How Lucky
FanfictionSeongwoo yang beruntung bisa mendapatkan hati Irene sang gadis primadona.