[7] Bestie

378 107 28
                                    

Kelas Seongwoo hari selasa ini ada jam olahraga dan akan melakukan pengambilan nilai untuk basket. Kalimat lainnya sih mau praktek gitu.

"Ong mana?" tanya Bobby ke anak kelas pas masuk ke lapangan sendirian aja.

"Disini," sahut Seongwoo berteriak sambil ngacungkan tangannya.

Bobby langsung nyamperin Seongwoo yang duduk didekat ring basket.

"Gak nungguin gua," kata Bobby pas udah duduk di samping Seongwoo.

"Males nungguin lo. Ribet banget kaya cewek."

"Mulut lo anjir."

"Kenapa mulut gua?"

"Mau gua ulek pake sambel terasi biar lebih mantep pedesnya."

"Hahahahaha gak lucu."

"Yang ngelucu siapa bego?"

"Bacot. Eh Yuta mana?"

"Yuta masih dikelas. Itu anak lebih ribet jing gua juga bingung sendiri."

"Temen lo tuh, Bob."

"Temen lo juga monyet."

Mereka ketawa bareng sambil liatin siswa-siswa yang berjalan keluar masuk kelas. Ada yang ke toilet, ada yang mau bolos, ada juga yang ke kantin sebelum waktunya. Macem-macemlah. Namanya juga anak sekolahan.

"Tumben sendirian. Biasanya sambil nungguin gua sama Yuta nimbrung aja tuh ke gengnya Daniel."

"Lagi pengen aja gua, Bob."

"Halah telek. Boong ya lo. Pasti mikirin Bu Irene, kan?"

Seongwoo jadi diam. Yang dikatakan Bobby emang bener. Kenapa ya makhluk ini tau banget isi kepala gua? Pikir Seongwoo heran.

Bobby cengir-cengir ke Seongwoo. Berharap Seongwoo cerita ke dia. Sebenarnya Seongwoo pengen banget cerita selengkapnya ke Bobby. Tapi mulut laknatnya itu yang buat Seongwoo bimbang.

Dia lebih sering curhat ke Daniel, soalnya Daniel bisa dipercaya dan ngasih saran juga best banget lah. Nggak nego-nego kaya mau beli rumah.

Anehkan, padahal Seongwoo, Bobby, sama Yuta itu sahabatan dari jaman SD tapi kalau masalah hati kaya lagi suka sama orang atau mau nembak itu mereka susah buat berbagi.

Namun satu yang membuat orang iri sama BOY ini. Mereka emang saling bully membully, ngata-ngatain dan lain semacamnya tapi mereka itu peka, pengertian, saling support satu sama lain, dan tentunya kalau becanda nggak ambil hati.

"NTAR LO EMBER! OGAH GUA, BOB."

Teriakan Seongwoo ngebuat semua yang ada dilapangan menoleh ke arahnya dan Bobby.

"Wedeh asik kita diliatin, Ong."

Seongwoo merengut dan mendecak sebal.

"Dah dong, muka lo jangan kusut gitcu. Ntar kalo Bu Irene liat, dia gak jadi naksir lo eh malah naksir gua HAHAHAHAHAHA."

Seongwoo udah pengen banget ngejar Bobby yang beranjak lari duluan. Tapi gagal, karena Pak Donghae selaku guru olahraga mereka masuk kelapangan dan nyuruh baris.

"Hadir semua?" tanya Donghae.

Hening.

"Lah sepi amat? Biasanya ribut. Sekretaris mana? Jisoo?"

"Eh iya, hadir semua, Pak!" sahut Jisoo.

Donghae mengangguk lalu dia meletakkan buku absen siswa dan mengambil bola basket yang dibawanya.

"Tau kan kalo mau ngambil nilai?"

Semuanya ngangguk.

"Sip. Nanti saya panggil satu-satu sesuai absen ya tapi dari cewek dulu dan cowoknya bertugas buat liatin dulu soalnya kalian cowok IPA 2 jago basket semua kan ya?"

Cowok-cowok ngangguk dengan bangga. Faktanya emang seluruh anak cowok di IPA 2 basketnya jago.

"Sekarang kita pemanasan dulu. Lari keliling empat kali."

Prit

Suara peluit menjadi interupsi semua siswa dan mereka berlari keliling lapangan sekolah sebanyak empat kali.






































"Rene," panggil Chorong, teman satu kampusnya yang juga lagi magang di SMA Rajawali.

"Iya Rong kenapa?"

Kedua wanita itu lagi ngobrol santai diruang multimedia sambil fokus ke laptop masing-masing karena lagi sibuk menyelesaikan laporan.

"Hari ini lo ada jadwal ngajar?"

"Emm gak ada," jawab Irene sambil liat jadwalnya. "Kenapa? Lo ada jadwal ya?"

"Gak juga. Gue mau ngajak lo makan nih. Kebetulan kan kita sama-sama free. Sambil sharing lah tentang anak murid yang diajarin."

"Boleh banget boleh banget. Tapi habis tugas gue selesai ya."

"Oke. Gue tungguin," ucap Chorong, ia terlihat berpikir sebentar sebelum melanjutkan kalimatnya. "Rene, gue kepo deh."

Irene menoleh ke Chorong yang sudah berdiri disampingnya, "Kepo tentang apa?"

"Emang bener ya ada anak kelas 12 IPA yang naksir lo dan gencar deketin lo?" tanya Chorong dan membuat Irene susah meneguk liurnya.

Ini yang Chorong maksud si Seongwoo bukan ya? Pikir Irene seketika.

"Kalo beneran ada, lo bisa lah cerita ke gue. Kalo lo gak mau ya gue gak masalah sih Rene, kan itu haknya lo."

Irene diam. Sebenarnya dia mau menceritaman semuanya ke Chorong sahabatnya itu secara empat mata. Tapi mereka kemarin kemarin jarang punya waktu berdua.

"Beneran ada kok. Tapi gue ragu dia suka gue itu dalam hal apa. Dan kayaknya sekarang waktu yang tepat buat gue ceritain ke elo."

Chorong tersenyum mendengarnya lalu duduk manis disamping Irene setelah menturn-offkan laptopnya.

"Loh tugas lo udah selesai?" tanya Irene heran.

"Udah dong. Lo sendiri?"

"Dikit lagi elah, nanti dah. Gue ceritainnya ke elo juga sambil kita jalan ke kantin ya?"

Chorong menghela napas pelan dan memutar bola matanya. Padahal kupingnya sudah tidak sabar dan siap mendengarkan daritadi.

Irene langsung mencubit kedua pipi Chorong gemas, "Jangan marah ya bebiqu."


ーー

apakah yang kemaren ngobrol sama irene itu chorong?

yang pastinya bukan aku

btw irene sama chorong klop bgt dah ya. udah cantik, sama-sama 91 line dan jadi leader di grup masing masing pula

oiya solar mamamoo juga!! tapi dia nanti dulu munculnya hehehe

How LuckyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang