Irene dan Chorong kini sudah berjalan menuju kantin sekolah. Jaraknya lumayan jauh dan kudu melewati lapangan indoor. Jaraknya yang jauh itu sangat pas untuk Irene bercerita ke Chorong.
"Jadi gitu. Btw, lo denger dari mana sih tentang anak kelas 12 yang suka gue itu?" tanya Irene ingin tahu.
"Pas gue ngajar di 12 IPS 1. Awalnya mereka nanya, gue sama lo temenan apa kaga ya gue ngangguk aja. Terus cewek dikelas itu ada bilang kalo salah satu cowok kelas 12 IPA naksir lo dan cowok ikonnya IPS 1 tuh kayak ngerasa punya saingan soalnya dia juga suka dan mau deketin lo. Tapi susah, soalnya lo gak masuk kelas mereka. Ya gue ketawa aja nanggepinnya," cerita Chorong.
"Cowok yang di kelas 12 IPA kan banyak, Rong."
"Tapi lo pasti ngerasa diantara semua cowok di tiga kelas itu yang punya pergerakan atau kelas yang suka ribut pas lo masuk disana. Terus salah satu cowok diantara anak kelas itu bakal jaim banget depan lo."
Jelas banget emang kelasnya Seongwoo? Si Seongwoo juga gitu banget. Tapi dia jaim ke gue karena malu, pikir Irene tiba-tiba.
"Ya ada sih tapi gue gak yakin masa, Rong."
"Gak yakin gimana?" tanya Chorong.
Irene ngehela napasnya pelan, "Ya gitu. Gak ngerti juga. Gue kira pas magang disini hidup gue tentram aja gak kaya di kampus."
"Siapa suruh jadi primadonanya kampus? Ya wajar kebawa sampe sini. Lo itu cantik, attitude bagus, penampilan juga sopan banget."
"Lah bukan kemauan gue juga jadi primadona. Kagaaa, Rong. Gue cantik, lo juga cantik. Kita sama cantiknya."
"Tapi cantik lo beda. Gue aja suka nanya sendiri, lo itu sebenarnya manusia apa bukan sih?"
Irene terkekeh dan memukul lengannya Chorong pelan, "Lo liat kan kaki gue napak lantai?"
Chorong menunduk melihat kaki Irene dan otomatis ngangguk.
"Ya jelas gue manusia!"
"Manusia berhati malaikat?"
"Ya serah lo aja deh."
Chorong mengulum senyum. Kini mereka berdua berjalan melewati lapangan indoor dipinggir dan ditengah sana lagi ada yang olahraga.
"Rene, ini yang olahraga kelas 12 IPA ya?"
Irene melihat dengan teliti orang-orang yang ada dilapangan. Sedetik kemudian dia mengangguk. "Yep. 12 IPA 2."
"Apa anak cowok yang naksir lo itu dari kelas ini ya? Soalnya tadi ekor mata gue liat sebagian cowoknya ada yang liatin lo mulu."
"Iya emang."
"Hah seriusan?"
Irene emang beneran jawab. Dia bukannya tidak sengaja tapi karena pikirannya lagi tertuju kekelas itu jadi kejawab.
"Ih entar aja ya gue ceritain lagi. Gue udah laper banget nih dari pagi belum makan, Rong."
"Iya dah iya."
Irene langsung narik tangan Chorong dan segera pergi. Namun baru dua langkah mereka menjauh dari lapangan Irene kena timpuk bola.
Duk
"Awww!!"
"Rene, lo gak papa?" tanya Chorong cemas dan langsung menoleh ke anak murid yang lagi olahraga.
"WOY SIAPA YANG LEMPAR? INI KENA TEMAN SAYA TAU GAAKKK?"
Mereka semua terdiam setelah itu kompak menunjuk salah satu siswa yang terdiri mematung ditengah lapangan.
"ONG RADITYA, BU!!"
"Ini kayaknya Ong main basket kepikiran Bu Irene deh."
"Ongnya jadi diem mematung gengs."
"Ong kenapa sampe salah lempar sih?"
"Lah pas dong kena Bu Irene. Ong pasti bahagia."
"Bahagia dari mana sih nyet? Tuh muka Ong khawatir gitu."
"Tau nih si monkey itu temennya Bu Irene marah, berarti sakit banget kena timpuknya."
"Ya lo gak liat Ong lemparnya kenceng amat bosqu?"
"BACOT."
Satu kata dari Seongwoo bikin mereka diem.
"Rene, lo gak papa kan?"
"Iya, Rong. Gue gak papa. Yuk kita jalan lagi."
"Seriusan?"
"Iya seri─"
Bruk
Irene ambruk. Chorong makin panik dan tentu saja kesal sama salah satu mereka yang sudah menimpuk Irene pakai bola basket. Irene belum makan, kena timpuknya juga kencang banget. Wajar saja kalau pingsan.
"ANJIR PINGSAN," teriak seluruh anak 12 IPA 2 ikutan cemas.
"HEH KAMU YANG BERDIRI DISITU, KAMU PASTI YANG NAMANYA ONG KAN? AYO TANGGUNG JAWAB!! BAWA TEMEN SAYA KE UKS!!"
Seongwoo setelah diteriaki seperti itu langsung mendatangi Chorong yang tengah emosi dan Irene yang sudah pingsan.
"Kamu gendong dia terus kita ke uks. Ayo!"
Mau tidak mau Seongwoo mengikuti saja apa kata Chorong. Mereka mulai berjalan ke UKS dengan Seongwoo menggendong Irene yang pingsan dan Chorong berjalan didepan.
Sayup-sayupan suara dari anak kelas IPA 2 dengan jelas terdengar ditelinganya Seongwoo. Ingin rasanya Seongwoo meneriaki.
Sabar, gua lagi gendong tuan putri ini, batin Seongwoo.
"CIAA SIAL MEMBAWA BERKAH."
"MODUSNYA MANTAP."
"BUKAN MODUS ANJENG. ITU NAMANYA TAKTIK."
"HEBAT JUGA YE SI ONG."
"DAN PADA AKHIRNYA ONG KITA TELAH SELANGKAH LEBIH MAJU GENGS. MANTAP!"
"ANJIR GUE YANG DEGDEGAN LIAT BU IRENE DIGENDONG ONG MASA."
"HADUH BAGAIKAN PUTRI RAJA YANG SIAP DIPERSUNTING PANGERAN INI MAH."
PRITTTT
Suara peluit dari Pak Donghae membuat mereka tersadar dan kembali ke aktivitas awal mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
How Lucky
FanfictionSeongwoo yang beruntung bisa mendapatkan hati Irene sang gadis primadona.