[10] Susu Beruang

262 103 27
                                    

Irene sudah terbangun dari acara pingsannya dan sekarang dia lagi rebahan dikasur UKS ditemani Seongwoo yang duduk disamping kasur.

"Gimana, Bu? Udah gak pusing?" tanya Seongwoo sambil senyum-senyum kaku. Dia bernapas lega dan senang kalau ternyata Irene tidak amnesia seperti yang dia bayangkan sebelumnya.

"Udah agak mendingan kok," jawab Irene tersenyum ngebuat Seongwoo mati rasa.

"Btw, temen saya mana?" lanjutnya.

"Ibu Chorong?" tanya Seongwoo.

Irene mengangguk.

"Bu Chorong tadi bilang ke saya kalau mau ke kampus. Ada urusan katanya dan saya yang disuruh dia buat jagain Bu Irene disini, jadi jangan marahin saya ya Bu."

Irene ngangguk dan tersenyum lalu dia mencoba bangun. Refleks, Seongwoo menahannya dan megang tangan Irene. Gadis itu bisa merasakan keringat dingin dari telapak tangan Seongwoo saat dia memegang tangannya.

"Ibu kalo mau bangun bilang aja biar saya bantu," kata Seongwoo santai padahal hatinya lagi jedak jeduk.

Irene sudah terduduk manis diatas kasur dan Seongwoo baru aja ingat kalau tadi Chorong ada titip susu beruang sama roti isi selai buat Irene.

"Oiya, ini Bu ada roti buat ganjel perut sama susu beruang buat balikin energi, kesukaannya Bu Irene kan?"

"Kamu tau susu beruang kesukaan saya?"

"Itu tadi Ibu Chorong yang beliin. Saya baru aja tau, Bu."

Ada perasaan kecewa yang melanda Irene disana. Entah kenapa. Dia juga bingung dan ngerasa aneh sendiri.

"Enaknya susu beruang apa sih, Bu?" Sebuah pertanyaan yang tidak berbobot keluar dari mulut Seongwoo.

"Ya gitu."

"Gitu gimana?"

"Susah jelasin. Nih kamu coba minum." Irene memberikan susu beruang yang dia minum tadi ke Seongwoo.

Seongwoo mengerutkan kening sambil nerima susu beruang. Ini bener gua disuruh nyobain? Bekas Bu Irene woy, batinnya dan bersorak senang.

Irene senyum lalu ngangguk dalam artian udah minum aja gak usah sok kaget gitu. Kemudian Irene mengambil roti yang diberikan Seongwoo setelah itu dia bagi dua lalu memberikan satu potongan ke Seongwoo.

"Nih buat kamu. Belum makan kan?"

Seongwoo makin menganga dibuatnya. Irene memberi tanpa dia minta. Tadi susu beruang, sekarang roti. Kalau Seongwoo minta cinta kira-kira dikasih tidak ya?

"Tapi roti ini lebih penting buat Ibu. Saya bisa makan nanti pas istirahat kedua."

Iya, Seongwoo milih buat nolak. Soalnya kepulihan Irene lebih penting dibanding kesenangan hatinya sekarang.

"Gak papa kok, Woo. Itung-itung buat kamu yang jagain saya. Itu juga kayanya kurang."

Sebuah senyuman terukir dari bibir Seongwoo. Mau tidak mau dia terima aja itu roti. Lumayan walaupun sedikit. Anggap aja ini acara makan bareng dadakan mereka karena bertempat di UKS dan cuma berdua.

Oh iya, ada Mbak Ayu. Lupa.

"Kalo saya minta sesuatu bakal dikabulin gak, Bu?"

"Maksud kamu?"

"Kan tadi kata ibu roti ini aja kurang buat saya. Jadi kalo saya minta sesuatu boleh gak?"

Irene terdiam. Matanya enggan untuk menoleh ke Seongwoo yang ada disisi kanannya dan lagi menatapnya. Sesuatu apaan coba?

Irene mencoba ngelirik Seongwoo yang lagi gosok-gosok telapak tangannya. Sedikit aneh. Padahal diruangan ini tidak dingin karena emang AC-nya mati.

"Kamu kedinginan?" tanya Irene akhirnya dan membuat Seongwoo menghentikan aktivitasnya lalu menggeleng pelan.

"Terus?"

"Gugup saya, Bu."

Irene jadi diam karena dia kaget. Sedangkan Seongwoo langsung nepok mulutnya berkali-kali.

Bangsat nih mulut! Bisa aja lo asal nyeplos, rutuk Seongwoo.

"Gugup? Oiya tadi katanya kamu mau minta sesuatu?"

Seongwoo makin gugup. Detak jantungnya juga tak stabil. Apalagi Irene sekarang memasang wajah keponya dan itu gemas banget kalau kata Seongwoo Raditya.

"Eumm anu─"

"Anu?"

"Anu─Bu Irene nanti pulang sama saya aja, mau gak?" tanya Seongwo cepat dan hanya dalam satu tarikan napas. Namun Irene bisa mendengarnya dengan jelas.

Irene tersenyum tipis dan menghela napas pelan. Seongwoo sampai ketar ketir.

Dia juga berharap Irene tidak menolak lagi. Setelah kemaren dia ditolak dihadapan Yuta Bobby. Malu lah bos.

"Maaf, Seongwoo. Saya gak bisa. Kalo kamu nanya alesannya ya karena saya gak mau dipandang jelek sama temen-temen kamu, temen-temen saya serta guru-guru disini. Saya disini kan cuma sebatas mahasiswa yang sedang PKL buat ngeraih nilai bukan buat deketin anak murid cowoknya."

Irene tersenyum tipis. Dia terpaksa ngelakuinnya dan ada faktanya juga dibalik itu semua.

Hati Seongwoo mencelos saat mendengarnya. Ini kedua kalinya dia ditolak. Dan alasan kali ini sangatlah masuk akal. Rasanya Seongwoo pengen lari keluar terus teriak sekencang - kencangnya.

Tapi tidak jadi. Karena senyuman dari Irene barusan adalah semangat untuk Seongwoo agar dia tak berhenti di tengah jalan buat ngedapetin guru cantiknya.







ーー

ada yang nunggu ini gaakkk??

huhu maaf ya baru bisa update

How LuckyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang