0.6 setoples kue ?

26 6 1
                                    

Tinggal sentuhan akhir pada toples imut nan cantik yang sudah diisi dengan kue, em bukan kue karena itu sejenis biskuit tapi juga bukan, entah apa itu yang jelas itu dibuat dengan penuh rasa cinta kasih oleh Dara untuk Gema.

Bayangkan, dia rela pulang cepat dan bereksperimen selama berjam-jam di dapur tanpa bantuan siapapun hanya dengan secercah keahliannya membuat kue, berkat kesehariannya menemani ibunya di dapur toko kuenya. Melupakan makan malamnya, dan sekarang dia harus bangun lebih awal untuk menata kue-kue itu didalam toples imutnya.

sekarang hanya tinggal mengikat pita berwarna hijau toska di bagian leher toples, sengaja bukan warna merah muda, karena Dara lebih suka warna hijau toska yang menurutnya lebih lucu, dan ini hadiahnya untuk Gema masa iya mau dikasih warna yang identik dengan cewek, ditambah sebuah stickynote yang sudah diisi tulisan rapih dan berwarna itu, Dara lebih suka menulis dengan pulpen yang berwarna-warni ketimbang warna hitam, karena itu terlalu datar menurutnya.

Kak Gema, ini kue buatan aku dicoba yah kak, kalo enak kakak bisa minta dibikinin lagi sama aku..mhueheheh halalan toyiban kok...

"Sip, udah bagus pisan ini mah yakin banget kak Gema pasti suka." dengan bangganya Dara melihat hasil karyanya itu, dengan cekatan dia membereskan sisa-sisa pekerjaanya di dapur dan langsung memasukan toples itu ke dalam paperbag.

"Loh tumben anak mamah udah rapih jam segini," heran Jihan karena mendapati anak perempuannya sudah terlihat rapi, karena biasanya jam segini dia masih sibuk dengan dunia mimpinya.

"Itu apa?" tanya Jihan mendapati benda yang dipegang oleh anaknya.

"Heheh, ini? Ini kue buatan Dara buat temenku."

Jihan menatap curiga karena wajah anaknya yang tiba-tiba berubah menjadi agak malu itu dan karena tidak biasanya Dara mau repot-repot membuatkan kue untuk temannya, apalagi kalo membuatkan kue untuk Metta dan Karin luar biasa tidak mungkin, karena yang ada Dara bakal nyuruh temen-temennya jajan ke toko kuenya, yang katanya ini yang dinamakan bisnis enggak pandang bulu.

"Temen yang mana? Dia pesen ke kamu?" Dengan runtut Jihan menanyai anaknya itu, sedikit curiga.

"Ada mah, dia belum pernah nyobain kue buatan Dara, jadi Dara bikinin." Alibi Dara, seumur-umur Dara itu belum Pernah seusaha semaksimal ini hanya untuk mendapatkan perhatian dari lawan jenis, jadi agaknya malu jika dia terang-terangan kepada ibunya.

"Biasanya kan kamu minta dia beli ke toko kue,"

"Aduuh mamah mah bawel pisan ih, ini teh usaha Dara buat ambil hati temen Dara." Ucap Dara yang mulai kesal karena tidak biasanya ibunya itu jadi banyak tanya.

"Ouh, ambil hati toh." mengangguk paham.

"Eh, hah ambil hati, gimana maksudnya?" dan ternyata Jihan telah salah paham, dia mengira anaknya akan mencuri 'mengambil barang orang'.

"Ii pasti mamah mikirnya Dara mau maling barang orang 'kan?"

"Bukan yah"

"Ya Alloh mamah Dara enggak senakal itu."

"Hm Ya-ya." sekarang Jihan sepenuhnya paham yang dimaksud mengambil hati, rupanya anaknya itu sedang berusaha mencari perhatian.

Dara yang sadar sudah keceplosan hanya bisa merapatkan kedua bibirnya menjadi satu garis lurus, aduh Dara memang tidak ada bakat untuk berbohong pada ibunya, tapi untuk yang lain dia bakat banget apalagi ngebohongin kakaknya.

My Idol My Love My Obsession (M'ILO)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang