PROLOG (Revisi)

40.9K 1.6K 50
                                    

"Bagaimana dengan keadaan pasien di ruangan Dahlia?"

Seorang dokter dengan stetoskop yang menggantung di leher bertanya pada seorang perawat.

"Sewaktu saya ingin memberikan asupan makanan melalui selang NGT, setelah saya periksa ternyata kandung kemih pasien mengalami masalah, dok." Jelas seorang perawat dengan raut agak ketakutan dimukanya.

Dokter yang ada didepannya dan sedang membaca Rekam Medis pasien mengangguk paham. "Lalu, pertolongan apa yang sudah kau lakukan?" tanyanya.

Perawat itu menelan ludah dengan gugup. "Seharusnya saya mengambil semua cairan itu dan mengukurnya, kemudian mengambil semua cairan kotor dalam kandung kemih pasien dan membuangnya. Kemudian melaui selang saya berikan air es dan saya cek beberapa jam kemudian, baru saya melaporkan kepada dokter dan dokter bisa mengambil tindakan." Jelasnya dengan gugup.

"Apa kamu sudah memberikan pertolongan pertama yang sudah kamu katakan?"

Perawat itu bertambah gugup saat dokter dengan gagang kacamata biru itu menatapnya tajam. "M-maaf d-dok s-saya l-lupa. Karena dokter Andi memanggil saya untuk membantunya di ruang ICU, sehingga saya tidak menjalankan pertolongan pertama pada pasien. Sehingga pasien drop parah, dia kehilangan cairan dalam tubuh teralu banyak, tekanan darah rendah, karena pasien memiliki riwayat penyakit gula darah yang selalu rendah. Maafkan saya dok, pasien meninggal. Ampuni saya dok, saya minta maaf."

Perawat itu ketakutan, wajahnya pucat disertai dengan bulir-bulir keringat yang mengalir disetiap inci wajahnya. Punggungnya basah oleh keringat disertai dengan getaran hebat ditubuhya.

Dokter berkacamata yang dikenal dengan nama Nafis Adiardja itu menatap perawat itu dengan marah. Raut wajahnya seperti iblis yang siap meraup organ kehidupan perawat itu. Wajah yang memiliki kulit kuning langsat itu berubah memerah padam, matanya membulat disertai urat yang mulai membentuk di wajahnya begitu sangat jelas.

"Kau bilang apa? Lu-pa? kau pikir nyawa pasien bisa dikembalikan dengan kata lupa?! Itu nyawa manusia! Bukan nyawa binatang! Kau pikir kelakuanmu itu tidak akan berakibat fatal bagi rumah sakit?! Bagaimana jika pasien itu adalah keluargamu?! Apa kau akan mentorerir perawat keluargamu yang bilang lupa sehingga menyebabkan nyawa melayang!! Dasar tidak becus! Cepat serahkan surat pengunduranmu dalam waktu 10 menit!! Dan jangan injakkan kakimu di rumah sakit ini lagi!" Perawat itu menangis sejadi-jadinya dan berlari sekuat tenaga. Menghindari tatapan cemooh yang dia terima disetiap koridor rumah sakit.

"Kalian lihat apa?! Kalian juga sama saja! Tidak ada yang becus bekerja! Jika kalian bekerja hanya untuk main-main, sebaiknya segera enyah dari rumah sakit ini! Karena disini hanya untuk orang yang mempunyai loyalitas tinggi!" Nafis pergi dengan kemarahan yang sudah sangat menguasai dirinya.

***

Ruangan bercat putih itu tertata rapi, tidak banyak isi dan furniture di ruangan tersebut. Hanya kursi, meja, rak kecil dengan buku-buku tebal dan dokumen yang tersimpan didalam map abu-abu. Ada beberapa sofa disana, ruangan itu persis seperti ciri khas pemiliknya.

Pintu perlahan terbuka, masuklah seseorang yang menjadi sang pemilik ruangan ini. Ia masuk dengan segala amarah yang dipendamnya. Ditaruhnya stetoskop yang menggantung indah di lehernya itu keatas meja kerja secara sembarangan.

Perlahan ia merebahkan tubuh tegapnya secara kasar di kursi kebesarannya. Ia memijat pelipisya karena merasakan kepalanya pening. Ia mencoba meredakan amarah yang membakar disetiap urat syarafnya.

"Sungguh ceroboh, bagaimana bisa rumah sakit menerima perawat seperti itu."

Ia menggelengkan kepalanya pelan dan melihat setumpuk berkas disisi mejanya. Tadi ada yang berpesan jika ia mendapat sebuah berkas. Perlahan ia mengambil beberapa berkas itu dan memeriksanya satu persatu.

Namun, satu berkas menarik minatnya. Disana tertulis, 'LAPORAN PELAKSANAAN MAGANG UNIVERSITAS'

Ia membuka dan membaca isi dari berkas tersebut. Namun, saat ia membuka bagian foto beberapa calon mahasiswa yang akan magang disini. Kedua alisnya seketika terangkat melihat salah satu foto diantara ketiga mahasiswi yang terpasang disana.

***

Ini adalah prolog baru dan versi revisi, sekaligus versi gratis dari ebook hehehe. Untuk lebih lanjut kalian bisa liat contoh gratisnya dan sekaligus beberapa part revisi yang ada di ebook hehehe. Kalian juga bisa loh selain pakai Bank, kalian juga bisa pakai pulsa buat belinya. Cuma membutuhkan kode pos rumah kalian dan sandi akun kalian, kemudian tekan bayar, kalian bisa mendapatkan ebook ini loh!

Eh iya, maaf ya kalau misalnya Alea spam di notif setelah ini 🙏

06 Oktober 2018

Arrogant Doctor ✅ [Unpub Sebagian] HANYA Tersedia Lengkap Di GOOGLE PLAY BOOKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang