Part 11. Lie.

16.5K 901 4
                                    

"Bagaimana kalau kamu saya ajak ke kedai es krim yang baru buka di wilayah komplek ini?" Ajak Nafis.

"Es krim?" Tanya Cio dengan binar dimatanya.

Nafis mengangguk.

"Boleh!" Seru Cio dengan riang.

Setelah mengunjungi rumah Cio, mereka pulang kerumah Nafis untuk mengambil barang-barang Cio.

Tiba di kedai yang dimaksudkan Nafis, mereka turun dari mobil dan berjalan beriringan.

"Kamu mau pesan apa?" Tanya Nafis saat mereka menerima buku menu yang disodorkan pelayan.

"Es krim Vanilla ini." Tunjuk Cio pada gambar es krim Vanilla dengan waffle dibawahnya.

Nafis mengangguk, "Vanilla with waffle cream dan Strawberry with chocochips."

Pelayan tersebut mengangguk serta menulis pesanan mereka dan berlalu dari meja mereka.

"Aku baru tau kalau kak Nafis suka sama es krim strawberry." Cio berkomentar dengan nada geli.

"Hey, hey! Memangnya salah kalau aku suka dengan eskrim stroberi?" Gerutu Nafis dengan nada geli.

"Ah! Biasanya aku tau laki-laki itu suka sama coklat."

"Tidak ada yang salah dengan es krim stroberi Afy." Nafis memutar bola mata sedangkan Cio terkikik geli.

Sepertinya Cio sudah merasa baikan sampai cekikikan dan riang seperti ini.

"Ngomong-ngomong, kenapa Naira belum pulang dari kemarin?" Tanya Cio saat keheningan beberapa menit terjadi.

Nafis mengendikkan bahunya, "Lusa dia izin kalau menginap dirumah teman lamanya. tapi sekarang masih belum ada kabar juga."

Sebelum Cio berujar, pesanan es krim mereka telah disajikan pelayan kafe.

"Coba es krimnya dulu, Naira pernah mengajak kesini dan es krimnya enak." Ujar Nafis.

Cio mengangguk pelan dengan antusias sambil mencoba memakan es krimnya.

"Enak!" Cio berkomentar dengan senyum yang tak luntur dari wajahnya.

***

"Fanya.." Alka menghela nafas pelan karena Fanya yang sangat sensitive karena kehamilannya.

"Kamu pergi! aku mau sendiri di kamar!" ujar Fanya setelah mengunci kamar mereka.

Alka mau tak mau pergi dari rumahnya untuk sementara agar Fanya merasa baikan.

Beberapa hari ini perasaan Fanya sungguh sensitif, hingga Alka berkata salah sedikit Fanya menjadi uring-uringan.

Dibujuk pun juga percuma.

Pada akhirnya Fanya sendiri yang ajak bicara karena menginginkan sesuatu.

Alka menghembuskan nafas pelan sambil jalan-jalan disekitar area kompleks rumahnya. Beginilah kalau teman-temannya pada sibuk dengan urusan dan Fanya yang ngambek padanya.

Biasanya ia akan ke kampus dan menemui temannya saat Fanya dalam fase menyebalkan. Alias ngambek tidak jelas.

Ting!

Ponselnya berbunyi, tanda ada yang memberinya pesan. Pasti Fanya.

Alka membuka ponselnya dan memeriksa dan memastikan siapa yang mengiriminya pesan.

My wife:

Alka.. kamu keluar rumah? Aku mau eskrim.. belikan ya.. maaf tadi aku ngambek
Belikan 😢😢

Arrogant Doctor ✅ [Unpub Sebagian] HANYA Tersedia Lengkap Di GOOGLE PLAY BOOKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang