Part 13. Anxiety

14.6K 785 4
                                    

Happy reading.

___

Nafis dari tadi mondar mandir disekitar ruangan kerja di rumah sakit. Sudah hampir jam 3 sore, Cio tidak datang juga ke rumah sakit untuk praktek.

Sudah kesekian kalinya ia menghubungi Cio tapi nomornya sibuk dan terakhir ia menelfon, ponsel Cio sudah tidak bisa dihubungi.

"Kamu kemana Afy?" Nafis merasa khawatir dengan Cio, entah apa penyebabnya.

Nafis baru akan duduk di kursi kebesarannya ponselnya bergetar. Dan segera Nafis melihat layar ponselnya. Ia kira itu Cio yang menelfonnya, ternyata Naira yang menelfonnya.

"Kenapa?" Tanya Nafis ogah-ogahan saat menerima panggilan adiknya.

"Kak! Udah lihat Tv?" Terdengar suara cemas adiknya, tapi tunggu kenapa adiknya menyanyainya untuk melihat Televisi atau belum.

"Kakak kerja Nai, ngapain kamu tanya kayak gitu."

"Itu kak--"

"Naira, ada yang nelfon kakak!" Nafis memotong pembicaraan telfon dengan adiknya setelah melihat nama Cio yang terpampang di layar ponselnya. Nafis tak peduli adiknya itu mengomel-ngomel tentang dirinya.

"Afy, kenapa kamu tidak masuk? Kamu sakit? Kenapa tidak bilang padaku?" Pertanyaan Nafis beruntun saat ponselnya tersambung dengan Cio.

Tidak ada jawaban dari Cio, Nafis melihat layar ponselnya. Memastikan bahwa ponselnya masih tersambung dengan Cio.

"Afy?" Nafis mencoba memanggil Cio.

"....."

"Af--"

"Kak.." terdengar suara serak seperti menangis, Nafis tak salah pendengaran kalau ini adalah suara Cio.

"Afy kamu kenapa?" Tanya Nafis karena hanya suara isakan yang ia dengar lewat ponselnya.

"Kak.. hiks..hiks..hiks."

"Fy.. Cerita sama aku Fy."

"Papa Afy kak.. papa ditahan di kantor polisi.."

Nafis terhenyak mendengar pernyataan yang baru saja ia dengar.

"Kamu sekarang ada dimana?" Nafis meraih kunci mobil di meja kerjanya.

"Aku ada di kantor polisi, nungguin papa." Suara Cio masih serak saat bicara pada Nafis.

"Tunggu disana Fy, aku akan kesana." Nafis mematikan sambungan telfonnya.

Tapi sebelum itu ia butuh dokter pengganti untuk mengganti jadwal prakteknya.

"Halo dokter Banyu, Aku ingin minta tolong gantikan aku praktek sore ini. Aku ada urusan yang mendesak."

"Iya dok, saya akan datang 15 menit lagi."

Sambungan telfonnya ditutup oleh Nafis. Beruntung dokter Banyu adalah dokter muda yang baru beberapa bulan ada disini. Jadi ia bisa meminta tolong, padahal hari ini Dokter Banyu sedang libur.

***
Afciona Pov.

Hatiku rasanya sudah sangat hancur melihat papa yang ditahan oleh polisi. Padahal tadi aku sangat senang papa akan disini selama seminggu. Walau alasan terbesarnya melihat perusahaan yang ada di indonesia.

Tadi, sebelum papanya ditahan oleh polisi. Aku sempat terkejut dengan pernyataan papa tentang kak Nafis.

Flashback on

"Kamu punya hubungan apa dengan Nafis?" Tanya Rayhan dengan nada penasaran yang kentara.

Aku menggaruk kepalaku yang tidak gatal, sementara papa sudah senyum-senyum tidak jelas. Entah apa yang dipikirkan papa saat itu.

Arrogant Doctor ✅ [Unpub Sebagian] HANYA Tersedia Lengkap Di GOOGLE PLAY BOOKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang