Yey yey yey! Hari ini adalah hari cerita Arrogant Doctor pertama kali publish alias menetas!!!!! Oh yakkkk masih adakah yang nyimpan cerita ini???????
Gimana ebooknya Nafis Cio? Kalian suka nggak sama bonus partnya? Huehehehe
Disini Alea bakal bikin special part lohhhh💃💃 kalian seneng nggak???!!! Di part kali ini Alea bakal flashback jamannya Nafis Cio masih muda *ups. *auto disuntik Nafis 😂😂 alias masa pacaran.. Cuit cuit 😝😝
Wkwkwk cukup dah haha-hihinya wkwkwk mari langsung cuss kalian bacahhh.
***
Bonus part (1)
Cio melempar ponselnya saat ia sudah menghubungi Nafis selama 100 kali lebih. Ia melihat jam dinding yang menunjukkan pukul enam pagi lebih. Dan ia yakin jika di Indonesia sekarang pasti masih pagi buta yaitu jam dua pagi, tidak mungkin Nafis tidur di jam seperti ini.
“Ish kak Nafis kenapa belum telfonin balik?!” Cio menggerutu setengah kesal saat melihat layar ponselnya yang ia ambil kembali setelah ia lempar.
“Kak Nafis! Ish! Nggak tau apa kalau aku kangen! Udah LDR, kak Nafis sibuk!” Gerutunya lagi.
Cio merebahkan dirinya di kasur setelah melempar ponselnya lagi disofa. Ia tak mau melempar ponselnya ke lantai karena sayang. Hanya benda persegi itu yang menghubungkannya dengan Nafis selain laptopnya.
“Ihhhh!!! Biasanya sesibuk apapun kak Nafis bakal angkat! Tapi ini kok nggak diangkat terus nggak ditelepon balik?” Cio uring-uringan. Ia menatap lagi jam dinding yang menunjukkan pukul hampir setengah tujuh.
“Masa kak Nafis ketiduran di Rumah sakit? Ah nggak mungkin! Kak Nafis nggak pernah bisa tidur kalau lagi praktek kecuali kalau lagi capek banget. Tapi.. Kak Nafis beberapa hari ini memang sibuk banget! Ah! Kak Nafis!!” Cio memekik pelan dan matanya perlahan berkaca-kaca. Sekarang ia ingin sekali melihat wajah tampan kekasihnya. Sudah beberapa hari ia tidak melihat wajah tampan itu. Apalagi memeluknya secara langsung.
Padahal alasan ia seperti itu karena ia ingin menunjukkan pada Nafis tentang nilai-nilai kuliahnya yang baru keluar tadi malam. Karena Cio sudah berjanji untuk menunjukkannya pada Nafis dan ia berharap ucapan penyemangat dan aura kebanggaan laki-laki itu saat ia menunjukkan nilainya. Apalagi sebentar lagi adalah semester terakhirnya.
Saat Cio akan bangkit untuk sarapan di lantai bawah, ponselnya berbunyi nyaring dan menandakan jika ada yang meneleponnya. Segera saja ia melihat ponselnya dan ia kecewa saat Nafis meneleponnya dengan panggilan suara, bukan panggilan video. Dan itu artinya Nafis sibuk, sangatlah sibuk.
Cio mengambil ponselnya dan mendesah kecewa. Ia mengusap air matanya yang jatuh sembari mengetikkan sesuatu dan mereject Nafis yang meneleponnya.
From : Afciona
To : Dokter Nafis
Kak Nafis sibuk, ‘kan? Jangan hubungi aku waktu kakak sibuk. Aku tunggu waktu kak Nafis udah nggak sibuk lagi dan panggil aku pakai panggilan video.Cio langsung meletakkan ponselnya di sofa. Dan ia berharap Nafis tidak menghubunginya setelah ini sampai kekasihnya itu tidak sibuk.
Bukannya bunyi pesan masuk, ponselnya malah terus-terusan berbunyi panggilan tanpa henti. Dan Cio hanya memperhatikannya sampai ia ingin tau seberapa besar usaha laki-laki itu meneleponnya kembali.
Tapi... Hati kecil Cio ingin mengangkat dan setidaknya ia mendengar suara itu.. Suara Nafis yang ia rindukan.
“Aarrgghh! Kak Nafis ih!” Gerutunya, ia mengambil ponselnya kembali dan akan menjawab. Namun panggilan itu malah mati, membuatnya bertambah kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arrogant Doctor ✅ [Unpub Sebagian] HANYA Tersedia Lengkap Di GOOGLE PLAY BOOK
General FictionHANYA TERSEDIA DI GOOGLE PLAY BOOK [Adiardja Series #1] (UNPUBLISH SEBAGIAN) BEBERAPA PART SUDAH DIHAPUS DAN VERSI LENGKAP ADA DI GOOGLE PLAY BOOK. Magang selama satu bulan di Rumah sakit, membuat Afciona Raykhanza bertemu dengan seorang dokter ket...