Part 16.1 Kampus Again.

14.4K 774 2
                                    

Happy 2K view.

Thank you!

Happy reading.

___

"Nanti hubungi aku kalau kamu tidak bisa kesini." Nafis berdiri dan menghampiri Cio yang sedang membereskan barang-barangnya setelah mengisi jurnal.

Cio menoleh saat merasa Nafis berada dibelakangnya.

"Iya Kak, nanti aku hubungi. Sampai nanti." Cio berpamitan sambil tersenyum.

"Hati-hati dijalan." Nafis mengacak rambut Cio dan pergi keruangannya setelah ada dokter yang menggantikannya.

Cio tersenyum malu dan kali ini ia tak bisa menepis rasa senang yang ia alami sekarang.

Setelah menempuh perjalanan selama 30 menit dari rumah sakit ke rumahnya, Cio masuk kedalam rumah untuk bersiap menuju kampusnya.

Ia memiliki janji dengan teman-temannya untuk hangout bersama dan membahas apa saja yang mereka alami dimasa magang.

Cio sudah bersiap dengan kemeja biru pastel dan celana jeans, karena ia akan ke kampus setelah bertemu teman-temannya.

Drrrt.. Drrrt... Drrrt

Ponsel Cio bergetar, ia melihat siapa yang menelfonnya.

Lani calling...

Cio tersenyum riang saat mengangkat telfon dari Lani, sahabatnya.

"Halo, sombong ya baru ngehubungi sekarang.."

"Hehehe maaf ya Ci, gue sibuk banget. Kalau lo chat sih sesibuk apapun walau telat pasti gue bales. Apasih yang nggak buat sahabat gue..."

Cio tergelak, "Pinter ya lo sekarang!"

"Ya iyalah gue pinter! Hahahaha."

"Pinter ngerayu maksud gue, untung gue nggak baperan."

"Ya ya ya, seorang Afciona nggak bakal baper sama siapapun. Kecuali kalau lo punya pacar sekarang! Hahaha!"

Deg.

Senyuman Cio seketika luntur, ia baru menyadari sesuatu.

"Ci! Ci! Lo masih disana kan?!"

Astaga! Ia melamun saat sambungan telfonnya masih terhubung dengan Lani.

"Eh iya! Iya, btw ini jadi di kafenya Alka nggak?"

Cio berusaha mengalihkan pembicaraan, ia merasa gugup seketika sambil menggigiti kukunya.

"Oke, lo langsung kesana aja. Alka pasti udah disana sama Robert."

"Oke sip, sampai ketemu nanti ya Lan!"

"Bye sahabatku!"

Cio menghembuskan nafas lega karena Lani tidak curiga dan tidak sadar kalau ia mengalihkan pembicaraan.

Ia duduk di sofa kamarnya dan menyandarkan punggungnya.

"Astaga, aku terlalu asyik sama kebohongan ini." Cio bergumam sambil memijat keningnya.

Pada nyatanya, ia sudah asyik dengan Nafis. Dan tak sadar kalau ia dan Nafis hanya pura-pura menjalin hubungan ini. Selama ini, ia dan Nafis sudah bertingkah menjadi pasangan sesungguhnya.

Dengan Nafis yang lembut dan perhatian padanya, sehingga membuat dirinya terlena dengan semua ini.

Dan bodohnya lagi, Cio terjebak sekarang. Ia tidak sadar dan ia juga menduga kalau Nafis tidak memiliki perasaan padanya.

Arrogant Doctor ✅ [Unpub Sebagian] HANYA Tersedia Lengkap Di GOOGLE PLAY BOOKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang