4%

1.8K 293 47
                                    

Kang Daniel berjalan lesu di sekitar koridor rumah sakit. Dia masih bertanya-tanya apakah keputusan dia itu tepat?

Apakah keputusannya malah salah?

Daniel mengusap wajahnya kasar, semuanya baru terasa sekarang. Setelah dia dengan pikiran pendek menerima permintaan Minhyun.

"Bangsat. Ngapa gue terima sih?!" Daniel mengajak surai dirty blonde nya frustasi.

Menyesal sekarang juga percuma. Daniel nggak bisa narik ucapannya lagi, Minhyun udah pergi ke bandara langsung tepat setelah mereka selesai mengobrol.

Dia emang sempet menolak, namun raut wajah Minhyun dan sifat gigihnya membuatnya iba.

Maksudnya sampe bener-bener memohon pada Daniel dengan sekuat tenaganya.

"Bangsat."

Daniel dari tadi cuma bisa nyumpah ga jelas. Ngeluarin semua kalimat-kalimat yang terlampau kasar.

Sampe dia diliatin sama orang tua yang lagi ngebawa anak mereka, dengan pandangan sinis.

Ngerasa entar otak anaknya yang belom cukup umur itu terkontaminasi sebelum waktunya.

"Ganteng-ganteng tapi ngomongnya kasar hadeh."

Daniel sempet nyadar sih, dia kicep sejenak sama tatapan ibu-ibu yang dilayangkan padanya. Cuma ya dia bertingkah pura-pura bego.

Nanti bego beneran baru nyaho.g

Mereka gatau aja kalo mood Daniel lagi bener-bener turun drastis, dilengkapi dengan rasa penyesalannya ini.

Rasanya Daniel pengin teriak aja. Tapi nggak mungkin, harga diri sama wibawanya dia mau di taruh di mana?

Oh iya, itu kenapa Daniel bisa dateng duluan. Kebetulan dia lagi ada di rumah sakit juga, jengukin temennya yang sakit katanya.

Jadinya Minhyun nggak perlu nunggu lama lagi. Jadi tambah lega doi yang lagi di bandara sekarang.

Daniel sekarang udah berada di depan pintu kamar seseorang, sesuai dengan instruksi Minhyun tadi.

Padahal dia tadi di lama-lamain jalannya biar nggak cepet ketemu. Tapi tetep nyampe juga.

Daniel natap pintu itu sejenak, lagi ngebayangin kira-kira rupa orang tersebut seperti apa. Dan, apakah ia harus membuka pintu tersebut atau tidak.

Dia menggelengkan kepala, nggak bisa gitu aja dia kabur. Dia megang amanat Minhyun sekarang.

Dan Daniel tipe orang yang tanggung jawab dengan amanatnya itu. Terlebih jika itu dari orang terdekatnya.

Beberapa menit dia habiskan berdiri di depan pintu tersebut, bertengkar dengan pikirannya. Dan membulatkan niatnya.

Sampai akhirnya—




















Dia mutusin buat ngebuka pintu tersebut. Perlahan-lahan.

Entah kenapa Daniel ngerasa deg-degan aja. Mungkin karena emang kali pertama jadinya nggak enak?



Pintupun terbuka lebar.
















Mata Daniel kemudian beradu dengan mata seorang bocah berkepala mungil yang masih terbaring di ranjangnya.

Daniel terpana sejenak dengan rupa dan bola mata bocah itu. Singkat saja, begitu indah. Membuat Daniel terhipnotis.

Mereka berpandangan beberapa saat, sampai—










































































Trap in Your Apartment +nieldeep✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang