18%

1.3K 199 95
                                    

Akhir-akhir ini, memang mood om Daniel kacau sekali. Ia menjadi lebih sensitif dan suka marah karena masalah sepele.

Tawa recehnya pun perlahan sirna. Dan kalau boleh jujur, Jinyoung rindu dengan tawa receh itu. Yang senantiasa menyembulkan sepasang gigi kelinci lucu yang terkadang membuat Jinyoung gemas.

Juga, om Daniel jarang bermain sama Peter dan Rooney. Biasanya dia suka jadwal tersendiri menghabiskan waktu mereka duo lemak bulu itu.

Malah terkadang suka ngomong sendiri dengan keduanya. Sampai Jinyoung geleng-geleng kepala waktu Daniel nyoba ngomong sama Rooney dan dibalas sama ngeongan kucing itu.

Sering Jinyoung katain gila kalo udah begitu. Agak marah sih Daniel-nya, cuma sehabis gitu dia kumat lagi.

Jadi hubungan keduanya agak dingin sekarang. Yang biasanya suka saling menjahili satu sama lain malah tak ada. Mereka ngomong seperlunya.

Aura om Daniel juga suram sekali. Ia lebih sering menampilkan ekspresi dinginnya sekarang.

Sampai pernah suatu ketika, Seongwu meneleponnya curhat katanya Daniel super perfeksionis sekarang. Biasanya ia masih bisa toleran sedikit. Tapi sekarang katanya boro-boro.

Jinyoung kala itu yang menjadi tempat curhatan Seongwu meringis sambil mengiyakan. Karena dia sendiri juga korban ke-perfeksionisan Daniel.

Kalau dia melihat debu sekecil apapun itu langsung menyuruh Jinyoung membersihkannya. Masakan Jinyoung pun juga korban. Segalanya harus pas.

Jinyoung yang udah tau Daniel kala itu yang sedang kacau hanya bisa mengiyakan. Tak boleh ada kata penolakan keluar dari mulutnya.

Karena kalau ditolak sekali saja, habis Jinyoung. Bisa-bisa langsung disuruh angkat kaki dari sini, terus jadi gelandangan kan gak asik.

Lagi pula, Jinyoung juga tak mau ribut. Malas banget kalau dia akhirnya berantem sama Daniel, kadang-kadang bisa adu keras kepala mereka.

Jadi menurut adalah cara yang lebih baik. Meskipun kadang Jinyoung suka kewalahan kalau sudah begitu.

"Ugh..." Jinyoung mengucek matanya yang mulai terasa berat, kemudian matanya menyipit begitu cahaya laptop menghantamnya lagi.

Matanya sakit berada di depan layar terus, dia nggak bisa minum kopi. Bukan apa-apa, Jinyoung nggak mau mikul risiko kalau akhirnya malah nggak tidur sampai pagi.

Kalau libur sih, tak masalah, sampai pagi pun tak tidur juga Jinyoung jabanin. Masalahnya, besok dia masih sekolah.

Dan tugas sekolahnya juga belum selesai. Jadi dari tadi ia masih terjaga memantengi layar laptop yang menampilkan hasil tugasnya yang masih separuh.

Jinyoung menyesal, harusnya dia ngerjain ini dari kemarin. Tapi dia malah asyik dengan dunianya sendiri dan melupakan tugas—yang besok katanya dikumpulin.

Jinyoung berharap besok gurunya nggak masuk, kalau masuk pun ia berharap gurunya mendadak amnesia.

Bisa saja ia bilang ke teman-teman grup kelasnya kalau mereka mending kompakan gausah ngerjain tugas semuanya, tapi mereka semua malah sudah selesai mengerjakannya.

Yang sudah dijilid dengan rapi seperti punya Sanha, Jaemin, Eunbin, dan Saeron (mereka sekalian mengirimi bukti dalam bentuk foto).

Bahkan teman ter-malas, dan ter-bobrok di kelasnya juga tugasnya sudah terjilid dengan rapi, yaitu Donghyuk (Jinyoung meringis waktu melihat bukti foto yang dikirimkan Donghyuk).

"Masa kalah sama Donghyuk?!" Pekik Jinyoung sambil memelototi layar ponselnya.

Sehabis itu, saat menerima kabar bahwa temannya tak bisa diajak kerjasama, Jinyoung buru-buru langsung menyalakan laptopnya dan mengerjakan tugasnya.

Trap in Your Apartment +nieldeep✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang