31%

318 65 14
                                    

"Terimakasih pak," Daniel berjabat tangan dengan kepala sekolah Jinyoung dan segera bergegas keluar. Di luar pun juga sudah ada Jinyoung yang menunggunya lengkap dengan ransel, siap untuk pulang lebih awal.

Daniel menggandeng tangan yang lebih muda, pandangannya lurus ke depan. Sedangkan Jinyoung berusaha untuk tidak memandang Daniel dan memilih memandang area sekolah.

Sesampainya di parkiran, Daniel membukakan pintu untuk Jinyoung dan bergegas untuk menuju bagian pengemudi dan men-starter mobilnya.

"Semua masalah sudah tuntas. Mantan pacar kamu itu sudah pindah sekolah, heran saya. Kok sudah mau fokus ujian malah kebut-kebutan nggak jelas kayak gitu." Komentar Daniel begitu mobilnya berada di area luar gerbang sekolah Jinyoung.

Jinyoung mendengus dan memilih memandang pemandangan di luar kaca. Agak kesal mendengar ucapan Daniel yang meremehkan pacarnya—I mean, mantan pacarnya.

Yang sudah putus. Semenjak insiden Daniel menciduk Jinyoung memberikan segepok uang pada Lucas di kantor polisi sebagai tebusan.

Daniel benar-benar marah saat itu, dan juga tidak menyangka kalau Jinyoung berpacaran di belakangnya. Harusnya ia sudah sadar semenjak sikapnya berubah.

Dari yang awalnya menuruti permintaan Daniel terus, semenjak pacaran dengan bad boy sekolahnya malah membangkang. Suka pulang malam pula, dengan bau asap rokok yang tertempel di seragam sekolahnya.

Seribu alasan sudah Jinyoung keluarkan rupanya untuk mengelabui Daniel. Dan yang lebih tua pun terpedaya, percaya dengan setiap alasan yang Jinyoung keluarkan. Entah itu alasan rapat organisasi sekolah atau apa, Daniel percaya.

Sudah ditanamkan kepercayaan Daniel pada Jinyoung sejak lama. Tapi selalu dipatahkan oleh yang lebih muda.

Daniel membentaknya begitu sampai di rumah. Bahkan melayangkan tamparan ke pipi Jinyoung. Tidak menyangka selama ini Jinyoung menipunya. Membangkang setiap ucapan Daniel.

PLAK!

"Lo emang nggak tau diuntung ya!" Bentak Daniel setelah membanting pintu apartemen, menimbulkan bunyi debuman keras yang barangkali membangunkan penghuni apartemen sebelah mereka.

Daniel menodong Jinyoung dengan jari telunjuknya. Yang lebih muda terpojok dengan nafas yang tak teratur, matanya berkaca-kaca.

Dicengkeramnya pipi itu menggunakan tangannya, menancapkan kukunya di pipi Jinyoung. "Udah berapa kali gue ngomong sama lo?! Jadi selama ini lo main-main di belakang gue hah?!"

Jinyoung masih diam, matanya masih menatap Daniel dengan tatapan nyalang. Meskipun mengedip sedikit saja air mata itu akan jatuh turun membasahi pipinya.

"Ini yang gue takutin kalo lo pacaran Jinyoung! Kelakuan lo makin nggak bener! Apa lagi pacar lo itu—yang nggak punya masa depan! Cowok nggak bener! Dan lo terima dia sebagai pacar lo?! Bener-bener ya lo emang."

"Dia cowok baik-baik!" Teriak Jinyoung di depan wajah Daniel. "Jangan sekali-kali hyung bilang yang buruk-buruk soal kak Lucas di depan aku! Dia memperlakukan aku lebih baik dari pada hyung!"

Daniel berjengit. Lalu membuang nafas dan tersenyum miring. "Lo masih bisa ngebela dia setelah kejadian heh? Nggak nyangka banget gue. Otak lo kayaknya udah ke cuci deh."

"DIA BAIK HYUNG! DIA JAUH LEBIH BAIK DARI PADA HYUNG!" Sembur Jinyoung lagi. Tak tahan dengan setiap omongan buruk Daniel soal Lucas. Begini-gini Jinyoung menyayangi Lucas.

"Kalau dia lebih baik dari pada gue—" Daniel menunjuk pintu utama. "Datengin dia. Bilang dia buat urus lo, urus segala keperluan lo. Angkat kaki dari sini, emang lo nya nggak tau terima kasih udah gue bantu."

Trap in Your Apartment +nieldeep✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang