20%

1K 156 45
                                    

Atmosfer di sana semakin panas, wajah Daniel mengeras. Bukan, skenario nya memang sesuai dengan apa yang ia harapkan. Namun, pola pikir ayahnya.

"Setelah Jinyoung lulus, pernikahan kalian akan segera diselenggarakan. Sudah cukup kami menunggu waktu sampai dua tahun." Tandas Tuan Kang.

Jinyoung tau Daniel pasti ingin sekali mengajaknya segera pergi dari sini, buktinya genggaman tangan mereka semakin erat, bahkan seolah mencengkram tangan Jinyoung sendiri.

Jinyoung mengalihkan pandangannya, dan pandangannya langsung bertemu dengan tatapan Nyonya Kang, yang sekalian melempar senyum kearahnya.

Ia membalasnya dengan senyum kikuk.

Jinyoung sebenarnya tak mengerti mengapa Daniel begitu membenci ibunya sendiri. Kenapa?

Ia segera menggelengkan kepalanya cepat, karena ia pikir tak seharusnya ia memikirkan itu terlalu jauh. Nanti akan ada saatnya.

Eh tapi memangnya Jinyoung akan benar-benar menjadi anggota keluarga Kang?

Masa sih?

Ia tersenyum tipis, semua ini saja hanyalah sandiwara antara ia dan Daniel. Sebuah perjanjian yang akan habis sampai Daniel menemukan seseorang yang benar-benar ia cintai.

Memang bukan Bae Jinyoung kan orangnya?

"Jinyoung?" Panggil Nyonya Kang, beliau menyelipkan rambutnya ke belakang telinga. "Boleh ikut saya sebentar?"

Daniel segera mendelik, "Untuk apa? Apa yang ingin kamu lakukan pada pacar saja?!"

Jinyoung segera mengelus bahu lebar Daniel, menahan supaya pria tersebut tak terlalu meledak.

"Daniel! Jaga ucapanmu!"

"Tidak ada untungnya saya bersopan-sopan pada dia! Memangnya dia bisa dipercaya?!"

Dan Nyonya Kang masih bisa menjaga senyuman itu di wajahnya. "Hanya sebentar kok Daniel, saya tak akan lama-lama meminjam Jinyoung."

"Baguslah jika kamu masih sadar diri," ucap Daniel. "Jangan macam-macam padanya! Saya tak akan segan-segan mengambil tindakan jika kamu berbuat sesuatu padanya."

"KANG DANIEL!" Murka ayahnya.

Ibunya sudah siap-siap berdiri begitu pula Jinyoung. Daniel mengecup punggung tangannya dan berbisik, "Hati-hati."

"Tenang, jangan khawatir." Jinyoung berkata lirih dan segera menyusul Nyonya Kang yang sudah mendahuluinya.

Keduanya pun berjalan dengan Nyonya Kang yang memimpin. Diarahkannya kearah taman belakang mansion yang asri, penuh dengan tumbuhan sehingga terasa nyaman di sini.

Jinyoung dibuat kagum melihatnya, ia tak berhenti berkata 'woah' dari tadi semenjak Nyonya Kang mengarahkan ke sini.

Sedangkan wanita paruh baya itu hanya terkekeh melihat ekspresi yang Jinyoung keluarkan. Bocah itu benar-benar polos, dan cocok sekali untuk mendampingi Daniel.

"Kadang aku ikut merawat tanaman-tanaman yang ada di sini," celetuk Nyonya Kang sambil memetik satu bunga dari sana. "Ini untukmu Jinyoungie."

"Bibi! Apa benar tak apa-apa jika mencabut bunga dari sini?" Pekik Jinyoung kaget, tadinya ia ingin mengambil pemberian dari dia, namun segera saja Jinyoung menarik tangannya kembali kala pikiran itu melintas.

"Tidak apa-apa kok, ambilah."

Dengan ragu-ragu, Jinyoung mengambil pemberian dari Nyonya Kang. Matanya berbinar-binar lucu, ia menghirup dalam-dalam wangi bunga tersebut. "Terimakasih bibi."

Trap in Your Apartment +nieldeep✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang