23%

719 114 27
                                    

Guanlin berjalan menyusuri koridor sekolah yang sudah lumayan sepi, mengingat sekarang sudah sore dan langit mulai menghitam. Siswa-siswa pun rata-rata sudah pulang ke rumah.

Beberapa kali Guanlin juga balik menyapa orang-orang yang menyapanya duluan. Tak lupa menyungging senyuman tampannya—yang membuat para cewek memekik tertahan.

"Guanlin! Belum pulang?" Tanya salah satu senior cewek yang masih ada di sana. Dia mengelap keringat yang membasahi wajahnya.

Anak ekskul dance, pikir Guanlin begitu melihat gaya senior cewek itu. "Belum kak, kakak sendiri belum pulang?" Guanlin bertanya balik.

Dia menyungging senyum tipis. "Belum nih, masih belum bener latihannya. Kayaknya bakal agak lama juga, kamu kenapa belum balik?"

"Mau nyamper seseorang dulu nih kak, duluan ya kak. Semangat latihannya!" Pamit Guanlin dan segera bergegas tanpa menengok ke belakang lagi.

"Iya. Hati-hati Guanlin!"

Semenjak menjadi anggota basket inti, Guanlin semakin banyak dikenal orang. Belum lagi berkat visual-nya yang tampan, membuat semua orang langsung penasaran dengannya.

Dan—ugh, Guanlin tak tau siapa nama senior cewek yang menyapanya tadi. Karena senior-nya tersebut tak memakai seragam lagi—yang biasanya tersemat nametag di bagian dada kirinya.

Guanlin berusaha tak terlalu ambil pusing dan memilih mempercepat langkahnya menuju ruang organisasi.

Menghampiri Jinyoung, sekiranya duapuluh menit yang lalu, kakak kelas kesukaannya itu mengabari sedang menghadiri rapat dengan anggota organisasi yang lain.

Dan meminta Guanlin untuk menghampirinya di sana saja, tak tau maksudnya apa, Guanlin cuma menyanggupi suruhan Jinyoung.

Maklumi saja, dia ini diam-diam seorang budak cinta.

Susahnya jadi anak organisasi, pasti suka disuruh mendadak rapat. Untung Guanlin nggak ikut, ia meringis.

Ruang organisasi berada di ujung koridor, letaknya dekat ruang aula serba guna. Agak terpencil sih sebenarnya, tapi karena ruang aula sering dipakai untuk banyak kegiatan jadi aura seram-nya nggak terasa banget.

Guanlin mengamati keadaan sekitar, daerah ini sudah sepi sekali. Barangkali hanya tinggal dia yang berada di sini. Tampaknya rapat sudah bubar dari beberapa menit yang lalu sebelum Guanlin sampai sini.

Pencahayaannya agak suram, untungnya lampu ruang aula itu masih menyala terang benderang dan mengurangi rasa takut Guanlin yang sempat menggerogoti.

"Semoga kak Bae nggak ngomel-ngomel," gumam Guanlin begitu langkahnya nyaris mendekati pintu ruang organisasi.

Percayalah, kalau Guanlin sampai terlambat, ia akan mendengar rengekan Jinyoung. Dan kalau sudah begitu, ia bingung sebenarnya siapa yang lebih tua.

Guanlin atau Jinyoung?

Padahal Jinyoung lebih tua, tapi kelakuannya sangat-sangatlah menggemaskan. Belum lagi wajahnya itu, yang imut. Haduh, Guanlin gemas hanya dengan membayangkannya.

Guanlin menduga kalau tinggal kak Bae seorang dirilah yang berada di ruang organisasi, mengingat daerah sini sudah sepi. Dan ruang organisasi itu enak sekali, adem, bisa numpang tidur.

Tangan Guanlin menggenggam knop pintu dan kemudiannya mendorongnya, iya, sebenarnya agak kurang ajar. Tapi biarlah, dia nggak bisa sampe sore-sore banget.

"Kak Bae—" Guanlin melepas genggamannya secara mendadak dan pintu tersebut alhasil menabrak pintu dan menghasilkan suara yang cukup keras.

Mengagetkan sepasang dua insan yang sedang saling berpangkuan di sofa sana. Dengan posisi keduanya yang sangat-sangat ambigu, dan penampilan keduanya yang juga kacau.

Trap in Your Apartment +nieldeep✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang