22%

811 135 58
                                    

"Abis dari mana aja kamu hah?!" Baru memasukan password, tau-tau pintu apartemen sudah di buka oleh Kang Daniel. Matanya memandang Jinyoung tajam—namun berubah begitu melihat penampilan keduanya.

Kacau. Tak ada kata lain yang bisa mendeskripsikan keadaan mereka selain itu. Wajah keduanya sama-sama memucat, dengan bibir yang bergetar.

"Astaga heh kalian bedua kenapa hujan-hujanan begini?!" Daniel memberi akses pada mereka berdua untuk masuk lebih dahulu.

Daniel sebenarnya bertanya-tanya siapa yang sebenarnya bersama Jinyoung. Tadi ia mengecek kamar anak itu dan anak sebuah tas yang bukan milik Jinyoung.

Dan orang yang ia cari-cari juga tak ada. Di hubungi tadi pun ponselnya tak aktif, Daniel langsung merasa stres. Dia takut Jinyoung kenapa-kenapa.

Dan tau-tau pulang-pulang basah kuyup, habis hujan-hujanan. Benar saja, tapi yang paling penting tak ada sesuatu yang lebih buruk dari itu sih.

Daniel langsung menyodorkan dua handuk pada keduanya dan bergegas menyiapkan teh hangat untuk menghangatkan tubuh keduanya.

Tidak, tidak. Damiel menahan dirinya untuk tak bertanya lebih dulu. Keadaan mereka sekarang jauh lebih penting.

"Jinyoungie, kamu mandi di kamar aku aja. Dan kamu, err—"

"Guanlin. Lai Guanlin." Jawab Guanlin cepat sambil membungkukan badannya.

Daniel menggaruk belakang tengkuknya. "Ya, Guanlin. Kamu bisa mandi di kamar Jinyoung."

Kedua bocah itu bergegas, dengan arah yang berbeda. Guanlin menuju kamar Jinyoung sedangkan Jinyoung sendiri menuju kamar Daniel.

Sedangkan si pemilik apartemen asli ini atau Kang Daniel, menyiapkan makan malam serta menyiapkan mereka pakaian ganti.

Daniel sendiri setelah selesai menyiapkan semuanya pun termenung di meja makan. Sup hangat yang barusan ia buat masih tercium aroma-nya.

Ia bingung ingin langsung menginterogasi keduanya atau menyimpan rasa penasarannya sendiri sampai Jinyoung yang mengajaknya bicara.

"Niel hyung?" Panggilan Jinyoung langsung membuatnya menoleh. Dan memandangi si bocah Bae yang menarik kursi untuk duduk di sampingnya.

Rambut Jinyoung masih basah, ia masih mengusak rambutnya menggunakan handuk agar cepat kering.

"Ey, bukan begitu caranya!" Daniel yang merasa gemas pun langsung menyentak Jinyoung dan mengeringkan rambutnya. Kalau begitu caranya gimana mau kering, inner Daniel.

Jinyoung mengerucut, tapi akhirnya membiarkan Daniel mengambil alih tugasnya.

Daniel berdiri di belakang Jinyoung dan mengeringkat rambut bocah itu. Mau pake hair dryer cuma ada di kamar, Daniel terlalu malas untuk sekedar ke kamarnya.

"Niel hyung?" Panggil Jinyoung.

"Ya? Ada apa Jinyoungie?" Sahut Daniel, tapi dia sendiri masih fokus pada kegiatan mari-keringkan-rambut-jinyoung itu.

Jinyoung memainkan jemari-jemarinya. "Maaf nggak ngomong sama hyung dulu kalo aku bawa temen ke sini."

Pergerakan Daniel pun terhenti, ia tersenyum tipis dan segera duduk kembali di samping Jinyoung yang mendongak untuk melihatnya.

"It's okay Baebae. Hyung sebenarnya nggak masalah, tadinya mau nanya duluan tapi nggak enak dan akhirnya kamu sendiri yang buka mulut."

"Tadinya—aku mau izin hyung dulu, tapi aku takut nggak di bolehin. Maaf ya nggak bilang-bilang dulu?"

"Iya nggak pa-pa kok. Tadi itu—siapa?" Daniel mulai penasaran. Tapi di satu sisi—perasan tak sukanya ketika melihat Jinyoung bersama bocah tinggi itu semakin menyeruak.

Trap in Your Apartment +nieldeep✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang