JILID IX [A TRAP-2]

1.2K 187 42
                                    

[IX] A TRAP—2

This is all I can do anyway. All I know is how to love you. Let my feet rip apart with wounds, at least I can smile when I see you.

***

Junhee menahan tangannya yang akan menyentuh sebuah alat pelacak yang berfungsi sebagai kunci di depannya itu.

Ada beberapa pertimbangan yang harus dia putuskan dengan matang. Menghadapi seorang Kim Namjoon tidak bisa hanya dengan modal sebuah kemarahan dan keinginan untuk membalas, Junhee tahu itu.

Mereka pernah ada di sebuah lahan petarungan yang sama. Lahan yang hampir saja  merenggut nyawa sahabat tebaiknya. Dan dari sana, Junhee belajar. Dia sedikitnya tahu bagaimana ritme menyerang seorang Kim Namjoon. Pria itu adalah tipe penyerang jarak dekat maupun jauh.

“Kalian—dengar! Jika sudah di dalam, jangan fokus padaku. tiga dari kalian harus membawa rekan kita sesegera mungkin untuk mendapat pertolongan. Sisanya, terus pantau gerakan Kim Namjoon, dan pastikan kalian menemukan waktu yang tepat untuk meringkusnya. Jika dia menggunakan aku sebagai sandera, lakukan dan ikuti apa maunya. Kita perlu tahu lebih dulu apa yang sebenarnya ingin dia lakukan. kalian mengerti?”

Dalam hati Junhee bepikir, sesempurna apapun seseorang, bukan berati dia tidak punya kelemahan. Namjoon adalah petarung terbaik. Dia memiliki fokus yang hebat. Dia hanya akan menargetkan satu  orang untuk dia bantai sampai habis. Fokus Kim Namjoon hanya akan tertuju pada satu objek. Jadi, bisakah Junhee menggunakan trik ‘mengecoh lawan’ untuk meringkusnya kembali?"

“SIAP!”

Itulah rencana Junhee sebenarnya, dia mengikuti Namjoon dengan mudah hanya untuk mengetahui apa motif di balik pemberontakannya kali ini. Dan Junhee cukup terkejut jika yang pertama kali pria itu temui adalah Kim Taehyung.

Apa maksudnya itu? Di luar kenyataan bahwa Kim Taehyung adalah anggota Bulletproof, pasti ada alasan lain mengapa dia memilih Sel—V sebagai tempat tujuan awal.

Apa benar pria ini hanya ingin menggeretak Kim Taehyung dengan cara menggunakannya?

***

Tepat setelah pintu terbuka sepenuhnya dan mulai membuatnya bisa melihat sosok yang mengunjunginya itu, Taehyung tidak bisa menahan matanya agar tidak membulat dan suaranya agar tidak berteriak. Di depan matanya dia melihat gadis itu—Nam Junhee sedang meringis kesakitan di bawah kuasa Kim Namjoon.

Ah, di luar misinya juga, eratnya cekikkan tangan Namjoon di lehernya benar-benar kuat dan itu sakit juga membuatnya sesak. Ringisan ini—bukan pura-pura.

Hallo, Buddy. Kau merindukanku?”

Kim Namjoon dengan seringaiannya yang menyebalkan itu menyungging kecil saat mendapati ekspresi pria yang ada di dalam jeruji itu begitu membuatnya puas.

Tanpa menunggu, Kim Taehyung maju mendekati sel, dan berteriak. “Kim Namjoon, apa yang kau lakukan padanya?!”

Namjoon terkekeh pelan—meremehkan, “Tidak ada, hanya, memeluknya terlalu erat—mungkin.”

“Lepaskan dia!” Taehyung beteriak tepat di depan jeruji besi. Tangan pria itu mengepal—menggenggam sel jeruji yang menahannya untuk menyerang Namjoon.

“T—Tae—Hyung,” susah payah Junhee memanggil nama itu. Astaga dia lemas karena ini terlalu sesak.

“Buka! Buka pintunya!” Taehyung beteriak keras, dia memukuli jeruji besi yang mehannya itu meski sia-sia.

“Kau dengar—pengawas? Pria yang cintai itu ingin kau membuka sel-nya. Mau aku bantu?” Lagi-lagi nada penuh ejekan itu Namjoon suarakan.

“T—Tidak akan.”

“Keras kepala!” Tanpa diduga Nam Joon melepaskan Junhee—membanting tubuh gadis itu ke samping.

Sontak gerakannya kini menjadi fokus kedua rekan Junhee yang sejak tadi memang mengikutinya atas perintah gadis itu. Junhee sibuk terbatuk karena dia tersedak oleh udara yang dia hirup.

THE ARMOR PIERCING BULLET [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang