JILID XI [AND THEN]

579 98 8
                                    

[XI] AND THEN

Something like that happening to me. Having someone so precious that I can’t fall asleep. You—whose heart ached whenever you thought of me. Having it hurt so much that I can’t even say—I’m sorry.


***

“Mereka pasangan yang tidak berdosa…, kasihan mereka.”

Tzuyu tersenyum kecil saat dia tengah mengemasi beberapa peralatan medis dan beberapa obat pereda rasa sakit. Tas berwarna hitam dengan ukuran 34CM itu sudah terisi penuh. Sebelumnya dia memberitahukan pada rekannya untuk meminta waktu sekitar dua jam untuk pergi tanpa memberi tahu tujuannya.

Tzuyu akan pergi ke penjara khusus—mengabulkan permintaan Junhee untuk mengobati salah satu penghuni di sana.

Tzuyu tidak mengira bahwa dia akan melupakan pria itu kemarin, dia panik bukan main karena keadaan di tempat itu teramat kacau juga keadaan Junhee yang hampir kehilangan kesadaran sepenuhnya. Dan dia baru ingat saat akan memeriksa keadaan gadis itu setelah mendapat perawatan.

Mata khawatir itu, Tzuyu bisa melihatnya. Lahan perang pun bisa ditumbuhi bunga-bunga cantik, ya? Dia mungkin tidak habis pikir, tapi, tidak ada yang mustahil.

Rasa tidak pernah meminta izin lebih dulu untuk jatuh. Situasi mereka berbahaya, tapi hati memang tidak pernah bisa diminta untuk hati-hati.

Beruntunglah Tzuyu karena nick-name–nya bisa digunakan untuk membuka pintu mana pun yang ada di tempat ini, termasuk pintu masuk dan seluruh pintu sel yang ada.

Beberapa orang datang menghampirinya—terkejut karena utusan NIS datang kemari. Tzuyu tidak ambil pusing, dia hanya menunjukan lencana miliknya dan kembali melangkah. Dia masih ingat di mana pria itu ditempatkan. Sel—V kan?

“Aku datang untuk memastikan sesuatu. Lanjutkan saja pekerjaan kalian, aku akan pergi begitu tugasku selesai,” ucapnya tenang. Dan Tzuyu melanjutkan langkahnya saat mereka mengangguk paham lalu membubarkan diri.

Tempat ini nampak lebih baik dengan beberapa perbaikan di sana-sini, mereka bahkan tetap bekerja dengan baik saat pimpinan mereka tidak ada di tempat dan terpaksa absen beberapa hari.

Cedera Junhee cukup parah. Luka dalam yang dia dapat memang tidak terlalu nampak, tapi, gadis itu tidak bisa berjalan untuk sementara waktu, pergelangan kakinya terluka cukup parah dan itu menyebabkan pembengkakan yang serius, Junhee harus bersyukur karena tulang kakinya tidak retak.

Hanya untuk melindungi orang yang dia anggap berarti, dia rela menjadikan dirinya tameng dan terluka parah. Tzuyu meringis, apa yang sudah dia korbankan untuk Min Gyu bahkan tidak bisa menyaingi apa yang Junhee lakukan demi pria yang berstatus tahanan itu.

Dia sudah sampai di sebuah lorong, dia menghampiri pintu baja di depannya. “T3—EX—A” kode mulai di masukan, dan hanya dengan telapak tangannya pintu baja itu terbuka, menyisakan satu lagi pintu jeruji yang bisa menampakkan sosok penghuni di dalamnya.

Pria itu sedang duduk memeluk lutut di sudut ruangan, bahkan ranjangnya saja tidak menarik hingga dia memilih lantai sebagai alas duduknya. Rambutnya acak-acakan dan wajah kusutnya membuat Tzuyu prihatin. Dia pasti memikirkan Junhee.

Klik, suara pintu terbuka mulai terdengar—mengambil alih fokusnya. Melihat gadis itu memasuki selnya, bukannya Taehyung harusnya senang karena bisa menanyakan keadaan gadis itu padanya? Namun, Taehyung bahkan tidak mau beranjak mendekat. Bergerak pun dia tidak, dia hanya menatap lesu sosok Tzuyu yang semakin mendekat.

Telapak tangan Tzuyu menyentuh lembut bahu Taehyung membuat pria itu malah semakin erat memeluk lututnya. “Aku datang karena utusan seseorang. Dia bilang aku harus mengobati luka-luka di tubuhmu,” jelas Tzuyu tak kalah lembut dari sentuhannya.

“Tidak perlu!” suara serak itu membuat Tzuyu menghela napas kasar.

“Kau tidak mau bertanya sesuatu atau memastikan sesuatu—padaku?” tanya Tzuyu, berharap pria itu mau sekedar menanggapi niat baiknya. Pria itu tak kunjung menanggapi, dia malah diam membisu begitu lama.

“Junhee baik-baik saja. Dia hanya mengalami beberapa lebam dan kakinya terkilir cukup parah. Tapi, kau tidak perlu khawatir. Dia akan pulih dengan cepat dan kembali,” nada suaranya dia atur untuk terdengar ceria. Tapi nampaknya itu tidak berpengaruh. Pria itu masih saja tidak merubah ekspresinya.

Hingga satu kalimat membuat Tzuyu ingin menampar pria itu sangat keras.

“Lebih baik dia tidak kembali saja.”

“Dia akan kembali bagaimanapun caranya. Tidak peduli apapun dia akan kembali,” perkataan gadis itu membuat Taehyung mengangkat kepalanya. “Dia punya alasan untuk kembali, maka dia akan kembali.”

THE ARMOR PIERCING BULLET [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang