PROLOGUE

2.9K 399 71
                                    

[0] PROLOGUE

Cupid arrow come and hit me. It’s frustrating, why am I becoming so powerless?—Awesome, N.Flying


Junhee terengah, sudut bibirnya robek. Pria di depannya tidak tanggung-tanggung melayangkan kepalan tangannya ke wajah cantik gadis itu, membuatnya terpental hingga beberapa langkah ke belakang. Jika saja pria itu tidak menarik tangannya, mungkin gadis itu sudah limbung dan jatuh menimpa tanah.

Gadis itu tersentak, sadar sepenuhnya dengan keadaan saat tubuh yang seharusnya menimpa tanah kini menempel dengan tubuh lain yang aromanya sangat dia kenali. Tangan kirinya yang digenggam pria itu, tangan kanannya yang memegang pundak si pria dengan erat, juga wajahnya yang sangat dekat dengan leher pria itu membuat Junhee yakin jika Taehyung bisa merasakan hembusan napasnya.

Wajahnya kini memerah, leher Taehyung berkeringat dan entah kenapa membuat rasa dahaganya kian membesar, membuatnya kesulitan menelan ludahnya sendiri.

Demi Tuhan, Junhee mulai merasa pening sekarang. pukulan Taehyung memberikan efek yang cukup mengerikan untuk tubuhnya.
Suara napas dan detak jantung keduanya berpadu dalam satu irama. Saling menyejajarkan hingga pada akhirnya si pria yang memulai pembicaraan.

Pria itu berbisik dengan suaranya yang berat juga napasnya yang tak kalah putus-putus dengan miliknya, “setelah perang ini berakhir, apa yang akan kau lakukan?” dengan sengaja dia menarik gadis itu agar semakin mendekat, membuat Junhee mengepalkan tangannya tanpa sadar, berusaha menahan pria itu agar mereka memiliki jarak—setidaknya satu kepalan tangan.

“Tentu saja menangkapmu, bodoh!” Junhee meringis saat bibirnya terasa perih karena terlalu memaksakan untuk terbuka. Sial! Taehyung mencetak memar di wajahnya. Mata gadis itu memicing ke samping—tepat ke sisi pria itu, hingga matanya menangkap side profile pria itu, yang entah kenapa terlihat begitu mengagumkan meski peluh mengalir dari pelipis hingga dagu.

Semakin lama tenaga gadis itu mulai menurun, Junhee lelah, dia mulai mengantuk maka dia memposisikan kepalanya agar menunduk, membuat keningnya kini menempel sempurna di dada pria itu.

“Aku akan suka jika ditangkap oleh wanita cantik.” Pria itu terkekeh membuat bahunya sedikit berguncang karena tawanya. Gadis itu masih diam, tak lagi menimpali ucapanya. Namun Taehyung masih dengan jelas mendengar gadis itu mendengus cukup kasar.

Junhee sedikit terusik karena jawaban cepat yang tadi dia ucapkan, dalam hati dia bertanya, ‘Bukankah itu adalah jawaban yang benar? Tapi, kenapa hatiku seakan tidak menyetujuinya?’

“Hey, nona?” panggil Taehyung.

“Apa lagi?!” balas Junhee dengan nada ketus khasnya.

“Bagaimana jika kita buat kesepakatan?” pria itu kian mengeratkan pegangannya di pinggang kecil gadis itu, sedikit menariknya agar tubuh mereka semakin berhimpit.

Taehyung sedikit bersiap, takut jika tiba-tiba gadis ini memberontak, memakinya mentah-mentah bahkan menyerangnya dengan membabi buta.

Taehyung sudah sangat mengenal tabi’at Junhee meski mereka hanya bertemu beberapa kali. Gadis ini sangat pemarah dan benar-benar kasar jika sesuatu terjadi tidak sesuai dengan persetujuannya. Taehyung sudah membuktikannya beberapa waktu lalu. Tapi nyatanya tidak, dugannya salah,  gadis yang kini terlihat nyaman bersandar padanya itu membuatnya tersenyum kecil.

“Aku tidak tertarik,” ucapnya lemah, gadis itu sudah kehilangan banyak tenaga karena duelnya, pria itu tidak sedikit pun menahan serangannya, seakan yang dia lawan bukanlah seorang wanita. Junhee sejak tadi merutuki lawan duelnya itu dalam hati, tentu saja dengan kata-kata kasar juga tentang betapa tidak gentle-nya seorang Kim Taehyung.

“Kau yakin? Tapi aku rasa kau akan menyukainya,” lagi, pria itu berucap. Sedikit terkesan memaksa dan benar-benar membuat Junhee jengah mendengarnya.
Ya Tuhan, keras kepala dan sangat percaya diri. Dasar pria menyebalkan.

“Aku lelah dan aku benar-benar tidak tertarik dengan apapun isi dari  kesepakatan yang kau buat itu!”

“Kau bahkan belum mendengarnya.”
Hening. Junhee tak lagi membalas, dia hampir saja tertidur jika suara berat pria itu tidak kembali terdengar, tanpa sadar Junhee menghilangkan kewaspadaannya pada musuh.

“Aku akan melewati masa hukuman, dan sebagai gantinya, tunggu aku sampai masa hukumanku berakhir. Aku tertarik memulainya bersama denganmu.”

Everything is new, it’s filled with you. I’m lost in you. You make me begin.

THE ARMOR PIERCING BULLET [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang