Kebahagiaan yang pergi

368 154 32
                                    

Busan, Musim Gugur Tahun 2018.

Jennie mampir ke apartemen Taehyung sepulang kuliah sesuai dengan perjanjian mereka dan mendapati sesuatu yang berbeda pada Taehyung karna ia sangat tampan dengan jas hitam yang dipakainya. Ia tidak pernah melihat pemuda itu berpenampilan sangat rapi. Taehyung yang sedang menikmati ramen instan beranjak dari alas duduknya dan menyambut Jennie.

"Kau tak akan memarahiku karena makan cup ramen lagi, bukan?" Taehyung tertawa melepaskan syal Jennie.

Jennie menggelengkan kepalanya. Taehyung selalu bisa meredakan gejolak hatinya. Jennie tersenyum kemudian masuk menemani Taehyung menghabiskan sisa ramennya.

"Apa aku tampan?" tanya Taehyung sambil mengunyah ramen. "Kau terus memandangiku dari tadi." lanjutnya.

"Ya," jawab Jennie asal sambil tersenyum geli.

"Aku tau kau asal menjawab." Taehyung tertawa mendengus.

"Ya." Jennie tertawa. "Aku hanya tidak sabar menunggu. Kita akan segera berangkat setelah ini, kan?" lanjut Jennie.

"Segera setelah aku mengambil cincin kita di toko temanku. Kau tunggu saja di sini, oke?" Taehyung tersenyum simpul.

"Kau belum mengambilnya? Kau bilang sudah bisa diambil kemarin." senyum Jennie memudar.

"Ya, tapi aku tak bisa mengambilnya kemarin. Aku terlalu lelah setelah kerja kemarin. Aku sangat sibuk. Maafkan aku Jennie-ya.. Apa kau terburu-buru?" jelas Taehyung panjang.

"Aku bilang pada ayah dan ibu kita akan datang jam lima sore." Jennie melirik jam tangannya. "Tapi sekarang sudah jam 04.15. Harusnya tepat waktu jika cincinnya sudah diambil." Jennie merengut.

"Aaahh, maafkan aku! Taehyung beranjak dari duduknya. "Begini saja Jennie-ya, kau pergi duluan. Aku akan mengambil cincinnya sekarang dan menyusulmu dengan kereta selanjutnya. Bagaimana?" jelas Taehyung.

Jennie menatap wajah Taehyung yang panik.

"Baiklah..." Jennie menghela napas kecewa, tapi ia tak pernah bisa marah pada Taehyung. Pemuda itu rasanya terlalu berharga bagi Jennie. "Selalu kabari aku, ya?" Jennie mengangkat poselnya.

Taehyung menggangguk mantap. "Ini hari penting kita. Aku akan berusaha sebaik mungkin." Taehyung melilitkan syal putih Jennie ke leher gadis yang disayanginya itu, kemudian mencium pipi Jennie.

Jennie balas mengangguk sambil tersenyum. Ia berpisah dengan Taehyung di jalan depan gedung apartemen. Jennie berjalan lemas karena tak menyangka akan berjalan sendirian menuju stasiun-Busan, tidak sesuai dengan rencananya kemarin. Ia menghela napas dan mempercepat langkahnya. Ia tau ayahnya paling tidak suka jika ada yang tidak menepati waktu, karena itu Jennie tidak ingin mengecewakan ayahnya-sehingga tidak membuat anggapan ayahnya buruk tentang dirinya dan Taehyung.

•••

Stasiun-Busan.

Jennie mengeluarkan uangnya untuk membeli tiket ke Busan, kemudian memasuki peron stasiun untuk menunggu kereta. Di jam-jam pulang sekolah dan kerja seperti ini selalu terjadi antrian penumpang, berdesak-desakan untuk masuk kereta. Hati Jennie berbunga mengingat setelah ini Taehyung akan datang ke rumahnya untuk melamarnya. Bibir Jennie menyungging senyum. Gadis itu berdendang dalam hati, mengetuk-ngetukan sepatu ke lantai sebelum tiba-tiba ponselnya berdering.

"Tae??" Jennie berteriak girang setelah membaca kontak yang menghubungi ponselnya.

"Kau sudah di stasiun?" suara Taehyung terdengar terengah-engah di telpon.

At The End Of Your Path-KTH💞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang