Rasa takut yang menghantui

158 47 3
                                    

Budayakan vote nya terlebih dahulu say ^^
Happy Reading.
.
.
*Author POV*
.
.
Jennie memutar kunci apartemen Jungkook dengan perasaan ringan seakan penuh bunga. Gadis itu mencuci dan memotong sayuran perlahan, hanya ditemani suara jarum jam dinding. Suara ponsel yang tiba-tiba berdering membuat bahu Jennie berjengit kaget. Buru-buru ia meraih ponsel yang diletakkannya di atas meja makan.

"Halo.."
"Jennie-ya?" suara di seberang telepon menimbulkan reaksi di tubuh Jennie.
"Jungkook?" senyum di bibir gadis itu mengembang dengan sendirinya.
"Kau di apartementku?"
"Ya, aku sedang menyiapkan makam malam."
"Aah... Maaf, pemotretanku diperpanjang setengah jam. Mungkin jam setengah sembilan aku baru bisa pulang."
"Tak apa-apa. Aku akan menunggumu. Kau tenang saja dan jangan terburu-buru, Jungkook-ah."
"Baiklah.. Ah, mungkin aku akan makan sedikit lebih banyak dari biasa."
"Aku akan memasak lebih banyak."
Samar-samar terdengar suara seorang lelaki memanggil nama Jungkook.
"Waktunya pemotretan lagi. Sampai jumpa di apartement."
"Jungkook-ah.."
"Hm?"
"Saranghae.."
"Nado saranghae, Jennie-ya." nada bicara Jungkook terdengar seperti ia sedang tersenyum ketika mengatakan itu. Telpon dimatikan.

Jennie masih bisa mengingat percakapan terakhirnya dengan Taehyung di telpon, tiga tahun lalu-beberapa menit sebelum kematian Taehyung. Jennie tak ingin lagi mengulang kesalahan yang sama pada Jungkook. Ia berusaha mengalahkan egonya dan sebisa mungkin mengungkapkan rasa cinta selagi ada kesempatan karena sebanyak apa pun kesempatan yang ia miliki, Jennie tahu bahwa penyesalan tetap akan datang jika ia tak menggunakannya. Jennie tak ingin lagi menyia-nyiakan pengorbanan Taehyung. Seperti kata Jungkook, pengorbanan dilakukan untuk sebuah akhir yang bahagia. Jennie akan berusaha mencintai Jungkook dengan cara yang lebih baik lagi dan benar-benar mengukir kata bahagia itu dalam hatinya.

Jennie bengong, menyangga dagu dengan kedua tangan di ruang televisi. Tiba-tiba matanya tertumbuk pada rak buku di samping televisi. Sebuah buku bersampul kertas berwarna hijau tua menarik perhatian Jennie. Ia menarik napas panjang, tak bisa menahan diri untuk tidak meraih album itu. Sambil mendesis-desiskan kata maaf untuk Jungkook, Jennie mengeluarkan buku hijau itu dati rak dan membukanya.

Mata Jennie menelusuri foto-foto yang tercetak di lembaran album itu sambil tersenyum. Kehidupan masa SMA yang begitu ceria. Hati Jennie mencelos melihatnya. Ia sana sekali tak bisa merasakan keceriaan itu dulu. Jemari nya terus menelusuri mencari foto Jungkook, namun ia tak kunjung mendapati wajah pemuda itu di jajaran foto bersama.

"Apa ini? Sepertinya dia tipe yang tidak suka foto bersama. Dasar jual mahal.. Ah, pasti fotonya ada di daftar siswa." Jennie mengomel lirih, kesal tak mendapati foto Jungkook.

"Jeon Jungkook... Jeon Jungkook.."

Dahinya mengerut. Tidak ada? Dari seluruh siswa dengan marga berawalan J, nama Jungkook sama sekali tak terdaftar. Nihil. Jennie terdiam sejenak.

"Jika foto jungkook tak ada di sini, kenapa Jungkook menyimpannya? Atau jangan-jangan album ini bukan milik Jungkook? Lantas milik siapa?" batin Jennie.

Jennie menyerah. Di bukanya lagi lembar foto seluruh siswa satu per satu dari awal. Mata Jennie melebar, fokus pada satu per satu dari seluruh foto. Napasnya terhenti sejenak ketika tiba di salah satu foto.

Gadis itu menyipitkan mata, yang dilihatnya ini adalah foto Jungkook. Tak diragukan lagi, sorot mata tajam dan dingin itu milik Jungkook seperti yang didapatnya dari pemuda itu saat pertama kali mereka bertemu. Bibir Jungkook di foto itu sama sekali tak mengurat senyum. Dan satu hal lagi yang membuat Jennie bingung. Nama. Nama yang tertulis di bawah foto Jungkook.

"Kim.. Jungkook..?" ujar Jennie.

Kim?

Selama beberapa saat, nama itu seakan meremas jantungnya. Marga itu sama dengan milik Taehyung.

At The End Of Your Path-KTH💞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang