*Author POV*
.
.
.
.
Jennie terbelak kaget ketika tak sengaja bertatapan dengan Jeon Jungkook melalui celah buku di rak perpustakaan Universitas. Saking kaget nya, gadis itu mundur selangkah dan menabrak seorang mahasiswi lain dan menjatuhkan buku yang dibawanya. Jennie segera memunguti bulu-bulu gadis itu dan meminta maaf."Ada apa denganku hingga kau bereaksi seheboh itu?" Jungkook tersenyum kecut mengamati Jennie.
"Hanya kaget. Lagi pula sedang apa kau di bagian buku sastra?" alis Jennie mengernyit.
"Aku membaca semua buku." Jungkook mengangkat bahu.
"Sedang mencari referensi untuk tugas?" tanya jungkook. Mata jennie terpancang pada buku yang dibawanya.
"Aku hanya suka menghabiskan waktu di sini." jawab Jennie.
"Oh. Jadi kau tipe gadis yang suka belajar?" Jungkook terkekeh.
"Aku tidak suka belajar. Hanya tidak punya tempat lain untuk menghabiskan waktuku." Jennie melayangkan tatapannya pada jungkook. Jungkook mengangguk-angguk kepalanya.
"Kita bisa mengulangnya." ujar Jungkook. Jennie tidak mengerti apa yang Jungkook ucapkan.
"Kencan buta kita bisa mengulangnya." Jungkook tersenyum pada Jennie.
"Kau bercanda? Aku tak termasuk dalam kriteria gadis idamanmu." Jennie tertawa mendengar ajakan jungkook yang mendadak.
"Aku ingin mencobanya. Kupikir kau tak terlalu buruk." ucap Jungkook.
Jungkook terus menatap Jennie, menunggu reaksi gadis itu.
"Gadis ini memang tak sama dengan gadis-gadis yang biasanya. Ia hanya sedikit lebih cerdas-tidak menyerang secara frontal. Ia hanya berusaha terlihat berbeda pada awalnya. Akhirnya nanti pasti sama saja!" Jungkook tertawa dalam hati.
"Jungkook-shi.. Aku baru saja mencoba berpikiran baik tentangmu setelah kau minta maaf padaku, namun sekarang kau membuatku harus berpikir ulang tentang itu." jelas Jennie setengah berbisik.
Perkataan Jennie membuat satu dentuman keras di jantung Jungkook. Mata gadis itu menatapnya tajam, memancarkan kekecewaan yang dalam dan membuat dadanya sesak. Jungkook mengepalkan jari-jari tangan, menahan luapan perasaannya yang sungguh membingungkan.
Jennie membungkukkan badannya sedikit pada Jungkook kemudian meninggalkan pemuda itu sendirian. Jungkook menatap kepergian Jennie, tanpa mengetahui gadis itu menggigit bibir nya untuk menahan air matanya. Jennie merasa hidup itu begitu kejam dan menyedihkan tanpa kasih sayang dan kebaikan Kim Taehyung.
...
*Jungkook POV*
Aku tinggal sendiri di apartement setelah kedua orang tua ku bercerai. Aku baru saja keluar dari kamar mandi dengan rambut yang masih basah dan telanjang dada. Ayahku sebenarnya masih mengirimkan ku uang untuk biaya hidup dan kuliahku tiap bulan. Aku berjuang menghidupi diri sendiri dengan kerja sembilan sebagai model cadangan. Di samping itu, aku terus berjuang mempertahankan prestasi untuk tetap mendapatkan beasiswa kuliah. Akan tetapi, kecerdasan ku tidak berlaku untuk hal cinta dan perasaan. Selain ibu kandung dan saudara tiri ku, tak ada yang memberikanku cinta dan kasih sayang yang tulus. Dan... Aku telah kehilangan keduanya sekarang. Aku sangat populer dimana pun aku berada.
Aku merebahkan tubuh ke sofa kemudian menekan remot televisi.
"Membosankan." batinku
Aku meraih buku di atas meja. Alis ku sedikit mengernyit, berpikir kenapa aku meminjam buku itu tanpa sadar bahwa buku itu yang di baca Jennie di perpustakaan Universitas ketika aku bertemu dengannya. Mata ku menelusuri sinopsis di belakang buku dengan cepat.
"Hanya sebuah novel cengeng!" aku setengah melempar buku itu ke meja.
Aku masih ingat jelas butir air mata yang membasahi Jennie ketika mereka bertabrakan di taman Universitas.
"Apa gadis itu terlalu banyak membaca novel cengeng?" Aku tertawa mendengus.
Aku menerawang langit apartemen. Gadis itu banyak tersenyum, tapi entah kenapa aku tidak menemukan kesungguhan dalam senyuman itu.
"Gadis itu tak pantas mengganggu pikiranku." batinku. Aku mendesah frustasi, kulemparkan remit televisi ke lantai hingga bagiannya tercerai-cerai.
...
*Jiso POV*
Aku duduk meringkuk di depan pintu kamar Jennie. Hatiku merasa sesak mendengar suara tangisan lirih dan tertahan dari kamar Jennie. Sejak kita tinggal satu apartemen, aku sudah hafal kebiasaan Jennie pada malam hari, di mana gadis itu tidak bisa menyibukkan diri lagi seperti di pagi hingga sore hari.
Aku mendesah berat.
"Tuhan.. Kumohon berikan pada Jennie seseorang yang bisa menggantikan kim Taehyung..." batinku menangis.
...
*Author POV*
Park Jennie menatap jam di ponsel-pukul enam tepat. Jennie menebarkan pandangan ke sekeliling monumen patung, menatap keramaian orang-orangan yang berlalu-lalang di pertokoan. Jika Jennie terlambat pulang, jiso akan membungkukkan bagusnya dengan plastik wrap.
"Jennie-ya." Jinyoung berlari kecil ke arah jennie
"Kau benar-benar mengambil cuti kerja?" tanya Jennie.
"Tentu." Jinyoung mengangguk sambil tersenyum.
"jadi... Siapa gadis yang membuatmu sampai mengambil cuti untuk memilih hadiah ulang tahunnya?"
"Bagaimana kau bisa tau dia seoarang gadis?" tanya Jinyoung melebarkan mata.
"Apalagi kalau seorang laki-laki meminta bantuan teman perempuannya untuk memilih hadiah?" Jennie mengangkat bahu.
"Ah... Aku yang bodoh, ya?" lirih Jinyoung.
Jennie tertawa mendengar jawaban polos Jinyoung. Jennie tak tahu menahu soal kehidupan dan urusan bae jinyoung yabg lain. Ia tak bisa berharap banyak. Jennie hanya tau jika ia menyukai pemuda itu entah sebagai apa atau hanya karena ia bisa melihat kim taehyung lagi.
"Dia adikku." ucap jungkook.
"Kau punya adik perempuan?" Jennie mengangkat wajahnya, menoleh pada jinyoung.
"Bukan adik kandung. Ia tetanggaku, juga adik kelasku. Kami akrab sejak kecil. Dan aku sudah menganggapnya seperti adikku sendiri." jungkook tertawa.
Jennie mengangguk mengerti. Tanpa ia sadari ia tersenyum sedikit lega.
"Kau lebih bagus tersenyum seperti itu, Jennie-ya."
Jennie tersentak kaget karena menyadari bahwa jinyoung memperhatikan wajahnya.
"Biasanya kau selalu berwajah seperti ini." jinyoung mempraktikkan wajah Jennie yang sedih, serius, dan melamun. Jennie tertawa melihat ulah pemuda itu. Jinyoung ikut tertawa kemudian.
"Nah begitu saja, jennie-ya. Teruslah tersenyum dan tertawa seperti itu. " Jinyoung tersenyum lembut.
Park Jennie menunduk menghindari tatapan Bae Jinyoung. Ia kembali merasakan kebahagian yang tak lama ia rasakan, namun ia tahu ada sesuatu yang salah. Seperti menghisap heroin, semuanya terasa indah. Namun menghisapnya di atas pengetahuannya bahwa itu adalah kesalahan dan hanya keindahan semu.
.
.
.
.
.
.
TO BE CONTINUED
Vote and coment ya karna itu buat aku semangat dalam nulis nya dan bakal terus update ❤.. Klik tanda bintangnya say.
Thanks juga ya yg udah mau baca, ngasih vote and comennya 😙.
KAMU SEDANG MEMBACA
At The End Of Your Path-KTH💞
Non-FictionKenangan buruk dimasa lalu Jennie menimbulkan trauma hebat dalam kehidupan Jennie yang selanjutnya. Apakah ada satu cinta yang berakhir bahagia tanpa mengiris luka dan menggantikan kenangan buruk dimasa lalu Jennie dengan kebahagiaan..