Tak bolehkah aku mencintamu?

384 51 7
                                    

Budayakan vote nya terlebih dahulu sebelum membaca..
Happy Reading ^^
.
*Flashback*
Author POV
.
.
"Jennie-ya.."
Jungkook berdiri di sisi ranjang Jennie. Sinar rembulan yang sedang bulat sempurna menyinari lembut wajahnya, begitu indah. Semilir angin musim semi dari jendela kamar, Jennie membelai rambut hitam Jungkook. Suara Jungkook terdengar begitu halus, menghangatkan perasaannya.

"Park Jennie.. Saat pertama aku bertemu denganmu di kencan buta itu, aku tak pernah berpikir kita akan sampai sejauh ini. Aku tak tahu kau akan menjadi bagian terpenting dalam hidupku." jelas Jungkook.

"Benarkah itu? Aku adalah yang terpenting dalam hidupmu, Jungkook-ah?" batin Jennie

"Sama seperti aku tak pernah berpikir akan bertemu denganmu, aku juga tak pernah berpikir bahwa aku harus melepasmu. Sungguh aku tak pernah memikirkannya.." Ucap Jungkook

"Apa maksudmu? Aku tak mengerti?" batin Jennie.

"Andai aku bertemu denganmu lebih dahulu dari dia.."

"Dia? Siapa yang kau maksud, Jungkook-ah?"

"Apa kau percaya akan takdir?"

"Takdir? Aku percaya itu. Aku bertemu dan jatuh cinta padamu setelah semua beban itu. Aku percaya itu takdirku."

"Mungkin ini takdirku.. Jatuh cinta pada orang yang aku bersumpah tak akan pernah jatuh cinta padanya. Mungkin dia ingin tahu, apa aku akan benar-benar menepati janjiku padanya.." Jungkook tersenyum pedih. Senyuman yang menyayat dada Jennie.

"Meskipun sangat menyakitkan.. Aku menepati janjiku untuk datang padamu malam ini." Jungkook menekuk lutut, mendekatkan diri pada Jennie yang meringkuk di ranjang.

"Sama dengan janjiku padanya, aku harus menepatinya walaupun sangat menyakitkan. Sangat menyakitkan, sampai rasanya seperti bayangan dewa kematian sudah menanti di belakangku." bisik Jungkook di telinga Jennie. Jemari Jungkook membelai rambut Jennie. Matanya menatap sayu. Jungkook begitu dekat hingga Jennie bisa merasakan hembusan napasnya yang hangat.

"Aku tak pernah tahu bahwa melihat wajahmu bisa membuatku sakit seperti ini. Jangan lupa minum obat. Makanlah dengan baik, Jennie-ya.." mata Jungkook menatap Jennie lekat-lekat.

"Dan jangan mencariku lagi..." lirih Jungkook. Jemari Jungkook menyentuh bibir Jennie perlahan.

"Saatnya mengembalikan hati yang telah kau berikan padaku..." ucapan terakhir Jungkook pada Jennie.

Ciuman dari bibir Jungkook yang sedikit gemetar itu menggetarkan hati Jennie. Angin bertiup lembut menemani mereka berdua. Jennie bisa merasakan bulu mata Jungkook yang menyentuh dahinya. Merasakan kehangatannya. Cinta dari Jungkook.

Jennie membuka mata.

Sayup-sayup terdengar suara burung berkicau. Berkas sinar mentari menyeruak masuk, menyilaukan. Disentuh nya dahi lagi, panasnya sudah turun namun rasa berat masih tersisa di kepalanya.

"Apa aku bermimpi, apa yang ia bicarakan? Aku tak mengerti.. Apa dia benar-benar datang ke sini? Atau aku hanya bermimpi?" batin Jennie menatap tempat dimana Jungkook berdiri, di dekat jendela. Ia masih ingat dengan jelas wajah Jungkook yng diterpa sinar lembut bulan purnama.

Jennie menyentuh bibir. Tapi sentuhan Jungkook benar-benar dirasakannya.

...

Jennie termenung menatap layar ponselnya. Sudah seminggu Jungkook tak menghubunginya, bahkan nomornya tak bisa dihubungi. Bahkan Jungkook sudah pindah dari apartemen. Semuanya terasa terlalu mendadak. Aneh, seperti mimpi.. Membuat Jennie sulit mempercayai, namun inilah kenyataan. Rasa berat yang sama seperti saat kehilangan Kim Taehyung kembali menyergap Jennie.

At The End Of Your Path-KTH💞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang