Kotak memori cinta

140 72 7
                                    

Happy Reading ^^
Budaya kan vote nya terlebih dahulu say 😘

*Author POV*
.
.
.
"Lama tak jumpa..."

"Caramu mengatakannya seperti kita sudah bertahun-tahun tak bertemu, Jinyoung-ah." Jennie tertawa canggung, ia agak gugup melihat wajah Jinyoung sekarang karema maksih teringat kejadian di rumah Jinyoung.

"Memang." Gumam Jinyoung pada dirinya sendiri sambil tersenyum ringan menanggapinya.

Jennie masih mendengar sedikit suara gumaman Jinyoung.

Bagi Jinyoung, hari-hari tanpa bertemu Jennie setelah insiden 'pengungkapan perasaan yang tidak diinginkannya' seakan berjalan begitu lambat. Hati kecilnya sudah memastikan bahwa kejadian itu kemungkinan besar akan membuat jarak di antara dia dan Jennie. Dugaan nya benar. Cara bicara yang kaku dan senyum canggung gadis itu saat ini makin mengukuhkan teori hati kecilnya. Bibir pemuda itu memang tersenyum, tetapi andai hati itu berwujud dan perasaan bisa dilihat, hati Jinyoung saat ini mungkin sudah retak di bagian tengahnya.

Hening. Rasa canggung yang aneh menyelimuti meja jennie dan Jinyoung.

"Jennie-ya... Maaf kalau aku membuatmu tak nyaman dengan kejadian waktu itu." ucap Jinyoung membuka percakapan dengan nada rendah.

Udara seakan tersangkut di tenggorokan Jennie. Sesak.

"Itu benar-benar di luar kendaliku..." Jinyoung mengusap rambut pirang nya frustasi mata pemuda itu rasanya tak sanggup menatap Jennie yang ada di hadapannya.

"Semua ini tak semudah bayangan, tak semudah yang dikatakan jungkook-hyung." batin jinyoung.

Jennie menatap seluruh gestur gelisah dan bingung yang di lakukan Jinyoung tanpa sadar. Gadis itu menunduk, memainkan jemari di bawah meja.

"Apa yang kau katakan itu benar? Tentang perasaanmu.. " tanya Jennie ragu.

Jinyoung refleks menatap Jennie yang tiba-tiba angkat bicara.

"Kau tahu, jennie-ya? Aku berusaha keras mengalahkan ketakutan ku sendiri untuk bertemu denganmu hari ini." ucap Jinyoung.

"Takut?" tanya Jennie lirih.

"Kau cinta pertamaku, jennie-ya." ujar jinyoung.

"Jadi kata-kata sohyun waktu itu benar..." batin Jennie tercenung.

"Aku baru tahu kalau cinta itu bisa mendatangkan ketakutan seperti ini. Takut kalau kau akan membenci ku. Takut menyakitimu dengan kata-kata ku. Takut kau akan meninggalkan ku. Takut... Aku takut kau tak mau menerima perasaanku." jelas jinyoung.

Namun Jennie tak kunjung menyaut. Kegelisahan semakin menyergap pemuda itu saat Jennie mendadak membungkuk hingga wajahnya tak terlihat. Jinyoung berjengit kaget.

"Maafkan aku, jennie-ya..." ucap Jinyoung.

Permintaan maaf itu menusuk hati Jinyoung. Pemuda itu sudah berkali-kali membayangkan kejadian ini, tapi tetap saja saat menjalani kenyataannya tetaplah menyakitkan. Sudut bibir Jinyoung terasa berkedut, tidak mampu menyiratkan ekspresi yang tepat untuk saat seperti ini.

"Aku yang salah..." ucap Jennie mengangkat wajah.

Jinyoung menjawab dengan kerutan dahi.

"Dulu aku tertarik dan mendekatimu karena... Karena kau mirip dengannya..." ucap Jennie. Mata Jennie bergerak ke sana kemari, gelisah.

Satu dentuman keras menghantam jantung Jinyoung tepat ketika Jennie mengucap kata 'nya'. Ia tahu jelas siapa orang yabg dimaksud gadis itu. Orang yang pernah dicintainya di masa lalu.

"Aku tahu itu salah. Hatiku terus mengatakan bahwa itu adalah kesalahan. Tapi saat aku mulai mencoba untuk menghindarimu, kau datang mencariku. Aku tak tahu bagaimana caranya untuk menghentikan apa yang telah ku mulai ini, Jinyoung-ah. Ini semua gara-gara kebodohanku..." jelas Jennie.

Dengan pandangan yang buram karena air mata, Jennie menatap Jinyoung yang terdiam. Mata gadis itu berkaca-kaca. Rasanya ia telah menjadi orang paling kejam sedunia karena tega mempermainkan hukum perasaan orang. Rasanya ia ingin menghilang saja dari pada harus menyakiti lebih banyak orang lagi setelah Taehyung.

"Aku tak pantas menerima cinta pertamamu, Jinyoung-ah... Begitu juga dengan yang kedua atau mungkin yang ketiga. Aku sama sekali tak pantas." Jennie tersenyum pedih.

Perkataan Jennie sedari mengaduk-aduk emosi Jinyoung dalam diam. Penolakan ini sudah terbayang, tapi tidaj dengan pengakuan Jennie yang tiba-tiba. Ia tak pernah menyangka Jennie melibatkan pergolakan emosi yang sejauh itu saat bersama dirinya. Mungkin ia terdengar seperti korban tak mau menyalahkan gadis di hadapannya. Jinyoung menderita, tapi ia tahu bahwa Jennie juga menderita karena kenangan masa lalu yang terlihat pada dirinya dan beban atas pengakuan cinta nya pada gadis itu. Jinyoung ternyum tipis.

"Makanlah sushi nya sebelum dingin noona (kakak perempuan)!" ucap Jinyoung.

"Aku sedang patah hati, jadi kau tidak cepat makan semuanya akan ku habiskan sendirian! Dan mulai sekarang aku akan memanggilmu noona. Jangan salahkan aku kalau kau terdengar jauh lebih tua karena panggilan itu. Nanti kau juga akan menemukan diriku yang rewel dan banyak maunya karena aku menganggapmu sebagai kakak ku sekarang. Jangan kabur! Percayalah aku punya radar yang bisa menemukanmu ke mana pun kau pergi." ucap Jinyoung mengomel dengan mulut yang penuh.

Jennie masih terbengong-bengong. Tawanya mendadak pecah hingga ia mengeluarkan air mata.

"Apa ini? Ternyata kau cerewet sekali, Jinyoung-ah." Jennie mengucapkan air matanya, menyelesaikan sisa tawa.

"Biasanya aku hanya mencoba bersikap cool agar terlihat keren di depanmu." ucap Jinyoung mengangkat bahu.

Jennie mendengus geli.

"Maafkan aku, Jinyoung-ah..." ucap Jennie.

Pemuda itu mengangguk. Dari sudut mata di pandanginya gadis itj dengan senyuman lemah di bibirnya. Rasa nyeri membungkus dada Jinyoung. Semua sudah terjadi, tak bisa di ubah lagi. Setiap cerita punya akhir yang beragam. Sekeras apa pun ia berusaha, akhir cerita itu bahkan sudah tertulis sejak ia velum lahir. Memang tak mudah, tapi Jinyoung tahu ia harus terus melanjutkan kisahnya. Entah berakhir seperti apa nanti, yang di inginkannya sekarang hanya menyimpan nama Park Jennie dalam kotak memori cintanya.
.
.
.
.
TO BE CONTINUED

Maaf ya aku update sedikit dulu 😁 jangan lupa say vote and comennya. Tetap lanjut baca nya ya untuk next chapter selanjutnya ^^ oke.
Makasih juga yang udh mau baca ngasih vote dan comen, makasih banyak readers ❤

Pokoknya next chapter bakal makin seruu  bangatt dan bakal banyak ngeluarin air mata. Ikuti terus ya tetep stay di cerita aku say..  Dan nanti di chap selanjutnya aku bakal update 2 chap sekaligus.

BYE!!  ❤💙💜

At The End Of Your Path-KTH💞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang