#5

144 28 0
                                    

H-5 sebelum ulang tahun sekolah.
Semua siswa langsung bersemangat karena melihat akan ada guess star yaitu artis. Yang mendaftar ikut pensi juga banyak. Pengurus OSIS tentunya tambah sibuk karena event ini.

"Oii dekor nya gimana kok gajadi-jadi!!!" bentak Dodi

"Ini juga lagi proses sabar kali!" bantah Keshya

"Hehh ini gimana yang audisi banyak banget dan bagus semua. Pengumuman yang lolos harus ditempel bsk pagi. Ayo rundingan dong!? Yang kebagian tugas pensi kemarin siapa aja sih!" teriak Grace dengan suara cemprengnya itu.

"Tono kostumnya gimana nih?! Olshop nya lama banget! Kamu beli dimana sih?!" teriak Putri

Yup. Semua orang disini sangatlah gila karena persiapan untuk ultah sekolah. Apalagi udah h-5. Dan parahnya, Miss Jane pembina OSIS malahan sedang menjalani tugas Dinas entah untuk keperluan apa. Jadinya kami semua pengurus OSIS bertanggung jawab deh dengan hal ini.

"Lis lo santai banget sih!? Iri deh gue" celetuk Keshya tiba-tiba

"Eh? Gue juga bantuin kalian kali" ucapku karena aku juga ikut membantu tadi

"Bantuin? Setiap lo bantuin kita, si Sam sama Vino langsung ngelarang lo untuk kerja. Lo ga nyadar? Dari tadi tuh kalian kayak sinetron tau ga. Setiap lo bawa barang berat, si Sam sama Vino langsung ambil barang itu trus jadi mereka yang bawa. Lo kira kita ga iri gitu?!" ucap Keshya

Aku bingung. Kenapa Keshya tiba-tiba jadi kayak gini? Yang kutahu Keshya tidak pernah berkata kayak gitu apalagi iri dengan ku.

"Kesh?" ucapku

"Lo kenapa? Ada masalah?" tanyaku lagi

"Gak. Gue gapapa!" bentak Keshya lalu pergi begitu saja

Emang bener sih yang dikatain Keshya. Tapi kenapa Keshya sampe iri segala. Apa karena Samuel Orlando?

🌱🌱🌱

Deg. Langkah ku terhenti saat hendak ke toilet. Kulihat di depan ku. Tepat di depanku. Anak itu. Anak yang hampir membunuhku dan Vino. Dia muncul lagi di hadapanku dengan ekspresi marah. Aku berjalan mundur pelan-pelan. Anak itu juga ikut berjalan maju. Keringat dingin mulai keluar dari tubuhku. Aku bahkan bisa merasakan betapa dinginnya tubuhku ini dan mungkin aku udah sepucat salju. Jantung ku berdebar sangat kencang.

"Mana jam itu!?" ucap anak itu dengan ketus

"Sudah ku bilang! Aku tidak membawa Jammu!" ucapku dengan mulut bergetar

"Serahkan jam itu!" ucap anak itu lagi

"Kenapa kamu menginginkan jam itu?!" kataku

"Serahkan jam itu" ucap anak itu lagi. Ia mengabaikan pertanyaan ku

Sekarang tangannya membawa batu. Dia mulai mengangkat tangannya perlahan dan hendak melemparkan batu itu kearahku.

"Stop" ucap seseorang dengan suara lembut

Kulihat ada seorang perempuan memegang tangan anak itu. Perempuan yang cantik dan itu adalah perempuan yang kutemui di toilet RS waktu itu. Perempuan yang meninggal sewaktu SMA.

"Masih mencari jam bodoh mu itu?" ucap perempuan itu

Anak itu terdiam. Lalu berkata, "Jangan pernah bilang itu jam bodoh"

Lalu si perempuan mengeluarkan sebuah botol kecil entah apa isinya. Dan anak itu terlihat agak ketakutan dengan botol itu. Anak itu pergi begitu saja. Sekarang hanya tinggal aku dan perempuan itu. Ia tersenyum. Wajahnya memang sangatlah cantik.

The CLOCKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang